Selasa, 25 Desember 2007

PSB ITB

"Aku PALING GA suka ngeliat tarian tradisional yang pure.." ( Venna Melinda, di acara Seleb Dance episode koreografer)

Terserah deh, Venna...Asal jangan mencak-mencak aja begitu tarian tradisional kita suatu hari nanti diklaim sama negara lain. Kalau aku sih, suka banget tuh! Makanya waktu kebetulan lagi di Bandung dan tahu di ITB akan digelar PSB ( PSB apa ya singkatannya? Pertunjukkan Seni dan Budaya kali ya?) langsung deeeeeeeeh.....Tancaaap!!

Acaranya lumayan asik, hampir seluruh UKM memamerkan pertunjukkan dari daerahnya masing-masing, ditambah bintang tamu juga yaitu pertunjukkan Benjang dari Ki Sunda Gallery, Reog Ponorogo yang asli Malaysia itu loh ;P, dan satu lagi, pertunjukkan perkusi dari BPC.

Kritiknya adalah, stand-stand UKMnya kurang 'menggigit'. Kalau komentar kakak tertua ( hihihi kaya di film silat) istilahnya kurang 'Gilmore'. Semua tau film Gilmore Girls kan? Nah di Star Hollow, kota kecil dimana cewe-cewe Gilmore tinggal, sering diadakan festival-festival yang lucu-lucu, menghibur dan ngegemesin. Ini nih yang ga ada dari stand-stand di PSB kemarin ( di stand Jawa Tengah kita bisa mencoba melukis batik dengan canting dan lilin, ini salah satu contoh stand yang cukup asik) .

Berbeda dengan pertunjukkan-pertunjukkannya, secara keseluruhan SERU BANGET! Adikku bareng temen-temen FSRDnya juga ikut berpartisipasi menggelar fashion show, sayangnya aku ga bisa nonton karena terlalu malam. Semoga beberapa tahun lagi bisa jadi fashion desainer beneran yaaa ;).

Ga usah nulis panjang-panjang deh...Mending ngeliat fotonya aja yuk! Foto lengkapnya bisa diliat disini. Buat yang wajahnya terpublish, minta ijinnya ya...:)

Tari Saman : All time favorite


Di Bandung Percussion Community barang bekas bisa direcycle jadi alat musik loh..


Bintang tamu special: Reog Ponorogo, Malaysia ( Aku baru tau Ponorogo itu ada di Malaysia ;P)



Tarian Padangnya sekeren yang di Bukittinggi.


Sempet-sempetnya diwawancara..hihihi

pic by m'pri

Kamis, 20 Desember 2007

Silaturahmi

Tempat nongkrong favoritku di Bandung...Mmmmmm....Kebun binatang!

Waktu kecil, aku sering diajak almarhum Om-ku untuk diam-diam memberi makan kasuari di kebun binatang ini. Dulu memang kandang kasuari letaknya paling luar, langsung berbatasan dengan jalan raya. Nah dari pinggir jalan ini deh aku menghibahkan roti meisesku ke kasuari-kasuari di dalam sana. Hehehe...

Dari harga tiketnya 300 rupiah sampai 10 ribu rupiah, ga banyak yang berubah dari kebun binatang Bandung. Ukurannya sih memang seperti mengecil, tapi kalau ga mengecil berarti aku ga tambah tinggi dong....Deretan pohon palem di pintu masuk masih menyambut setiap pengunjung. Masih sama seperti waktu aku difoto di antara deretan palem ini belasan tahun yang lalu. Sayangnya, binatang-binatangnya kok tambah lesu ya? Apalagi para binatang buas seperti harimau, singa atau beruang. Miris deh ngeliat mereka. Binatang-binatang yang semestinya buas, gagah dan aktif ini harus menghabiskan hari-harinya di kandang yang ukurannya paling cuma 16 m2. Pantesan kuyus....Kasian yah?

Daerah reptilnya juga sangat amat ga terawat. Akuariumnya kotor, ga tertata dan banyak sampah dimana-mana. Jauh deh sama Bali Reptile Park. Emang sih harga tiketnya juga cuma seperenamnya, tapi masa sih sampai sebegitu ancurnya? *sigh*

Yah, bagaimanapun juga, aku tetep suka kok jalan-jalan di bonbin. Lagian, di Bandung kan ga banyak daerah terbuka yang masih rindang dan lumayan aman. Berbekal lumpia basah dan kupat tahu, siap deh buat piknik di kebun binatang ;).



ki-ka : burung kakaktuaaa....hinggap di penjaraaa...*sing* | lebih enak jadi macan kecil, ga dikurung, bisa bebas kemana-mana ;) | ini kera jepang, kalau udah besar mukanya merah merona kaya pake blush-on...lucu deh. Karena yang ini masih kecil, jadi baru semu-semu aja...



ki-ka : ini dia si kera jepang cilik dari sudut yang lain...Monyet, kok malu-malu gitu sih? | Kalau yang ini namanya Kokah dari Pulau Bintan, saking lincahnya aku baru bisa moto waktu hujan dan dia diam kedinginan di pojok. Kalau diliat dari dekat, bagian perutnya warnanya putih tapi punggungnya hitam, jadi kaya pake jaket. Bulu di sekitar matanya juga hitam, jadi kaya pakai kacamata, persis keluarga Incredible ... | Berhubung waktu itu hujan, jadi kita terjebak di tengah-tengah kebun binatang. Menikmati hujan di tengah rindangnya pepohonan, baru deh serasa di Bandung...



Kasian loh si burung kecil ini....Kayanya kakinya luka jadi dia ga bisa terbang terus basah kuyup deh...



Seleb Dance! Sepasang bekantan ini ga cuma mancung, tapi juga kompak banget. Kemana-mana berdua dengan gerakan yang seragam. Jadi inget Kinaryosih dan Wawan...Loh? ;P



Kelakuan dua orang utan ini bener-bener ga layak dicontoh deh...Salah satu orang utan mengorek-ngorek *maap* lubang pantat temennya, dan apapun yang berhasil dikoreknya itu dengan santainya dimakan! Yaiiiks!!!! Dasar orangutan...


....dan sementara teman-temannya melakukan kegiatan anonoh, si gendut ini cuma bisa memandang sambil berkomentar, "Sumpah deeh temen gue.." Hehehe



Garuda pancasilaaaa...*sing*


Ternyata, zebra warnanya bukan hitam putih, tapi, hitam-krem-putih....Entah memang begitu dari sononya atau karena mereka jorok ga pernah mandi ;).


Hai, Cantik!



Kancil, ambilin aku timun dari kebun Pak Tani doong !

Sebelum pulang, jangan lupa foto-foto dulu sama si Gajah. Kalau kita masuk dari gerbang yang lama, kandang gajah ini yang akan pertama kali terlihat. Kasihan deh si Gajah, kakinya dirantai jadi dia ga bisa bebas jalan kesana kemari....Jangan sedih ya, Gajah :(...



Yang ini difoto oleh suami tercinta :



Daaag, Gajah...sampai ketemu lagi ya!

Rabu, 21 November 2007

Bali Minggu Ini

Teng teng teeeeeng...*intro*

Akhirnya musim kawin untuk anjing-anjing berakhir juga!
Jadi aku ga usah cape-cape lagi setiap jam dua malem keluar rumah dan nimpukin satu-satu anjing-anjing yang lagi pacaran di depan rumah...My God! Get a room!

Sekarang tinggal kita tunggu aja hasilnya beberapa minggu ke depan, persilangan yang terjadi antara golden retriever blaster kintamani (eh ga bisa deng dua-duanya cowo), golder retriever blaster kampung kalo gitu plus kintamani blaster kampung, atau ....pomeranian blaster kampung. Hihihi yang terakhir ini bakal bikin Bu Kumara, tetanggaku, histeris, "Siapa yang memerkosa Skippy dan Belle??!!!"

Oh my, tambah banyak aja anjing di kompleks ini....*sigh*


Musim kawin anjing udah lewat, sekarang giliran musim ...mangga! Nyam nyammmmmmm......
Agak sirik juga ngeliat pohon mangga tetangga yang subur dengan berjuta-juta buahnya menggantung minta dicolong sementara pohon manggaku cuma berbuah dua biji! Hiks dunia emang ga adil :(

Anyway, gapapa sih, toh masih ada pohon mangga tak berpemilik di pinggir sungai sono...Bangun pagi-pagi, bekel kerikil segenggam, lempar-lempar, dapet deh mangga aromanis gratis...:D

Oiya, udah tau belom di Bali minggu lalu ada angin puting beliung mampir? Ceritanya hari itu hari Minggu. Boro-boro mau naik delman istimewa, wong cuacanya hari itu aneh banget. Hampir tiap setengah menit muncul petir dan guntur, padahal ga hujan besar loh...cuma gerimis aja. Setelah nyalain TV baru deh tau kalau barusan ada angin puting beliung lewat daerah Ketewel, Sanur. Lumayan loh kerusakannya. Jalan by pass Ketewel kan memang pinggir pantai banget. Phuuiiih untung Cika udah pindah dari sana...

Yang aneh, waktu korban angin puting beliung di Ketewel diwawancara, logatna teh sunda pisan. Euleuh ieu mah kabar kabur...Nu mana anu leres yeuh? Anginna ngaliwat dina Ketewel atawa Tasik? :P

Tapi sejak kejadian angin puting beliung itu, di Bali jadi jarang hujan. Malah cenderung hangat dan lembab. Ga tau deh apa karena pengaruh angin puting beliung pula, akhir-akhir ini langit di Bali lagi indah-indahnya, apalagi waktu sunrise atau sunset. Langitnya lebih merah dari biasanya dengan semburat-semburat awan yang cantik banget. Subhanallah. Jadi kalo ada yang berencana liburan ke Bali, hmmm...kayanya lagi pas nih waktunya :).

Kabar lainnya apa ya? Oh anu, Hatta Rajasa terpilih menjadi ketua Ikatan Alumni ITB yang baru. Ah ga penting. Eh penting ketang, karena sebentar lagi di Jakarta bakal dibangun menara baru, ITB Tower. Nah ini baru program yang ga penting.

Yah kita doakan saja semoga Om Hatta bisa mengemban amanat ini lebih baik dari pendahulu-pendahulunya. Tidak sukar dimengerti, tidak sukar dimintai pertanggungjawabannya, dan tidak sukar disukai...Kekekekekkk....

Tos ah..



Kamis, 15 November 2007

Preman Lembut Hati

Hari ini dalam perjalanan pulang ban mobilku pecah! Huaaaa!!! Sebenernya kompleks perumahanku udah ga jauh lagi. Tapi ga mungkin dong maksain menyetir dengan kondisi satu ban depan cacat.

Akhirnya aku cepet-cepet menepi. Kebetulan ga jauh dari situ ada gerombolan geng bermotor sedang nongkrong. Kalau di Bandung atau Jakarta geng bermotor konotasinya negatif kan? Tapi untungnya disini berbeda.

"Bli, bisa minta tolong?"

Langsung tujuh orang cowo-cowo yang sedang nongkrong tadi tanpa banyak basa-basi membantu aku mendongkrak dan mengganti ban.

Alhamdulillah. Beberapa menit kemudian ban serep sudah terpasang dan aku bisa pulang deh. Waktu aku mau memberi sedikit uang karena rasa terimakasih, bli-bli itu malah terkejut dan menolak dengan sopan. Waaah, makasih banyak ya, Bli! Semoga kebaikan kalian dibalas dengan kebaikan yang lebih besar lagi :). Senangnya tinggal di Bali....

Secara umum, memang begitulah attitude orang Bali kebanyakan. Pepatah 'Don't judge a book by its cover' memang berlaku banget disini. Bisa aja badan kekar penuh dengan tattoo, rambut dicat pirang, kulit coklat legam terbakar matahari, telinga kiri kanan penuh dengan anting, tapi kalau soal keramahan dan kesopanan, juara deh! Aku angkat empat jempol untuk mereka. Dengan attitude seperti itu, ga heran kalau Bali menjadi tujuan turis utama di Indonesia. Keamanan di sini relatif terjamin. Bayangin kalau kejadian ban pecah tadi terjadinya di Jakarta. Haiyah, boro-boro berani minta tolong sama cowo-cowo yang berkerumun gitu. Di lampu merah yang ramai aja perampok berani beraksi kok. Sereeem.....

Aku jadi ingat Ester, teman sekantorku dulu. Waktu masih bekerja di Bali dia pernah mengalami kecelakaan lalu lintas. Untuk minta bantuan, Ester menelepon Pak Bagus, supir kantor yang asli Bali. Pak Bagus ini memang bertampang seram dan berkumis tebal. Tapi hatinya baik loh :). Waktu Pak Bagus datang ke lokasi kejadian, salah seorang pengendara mobil berplat 'L' bisik-bisik ke Ester.

"Mbak, ati-ati ya sama orang itu, kayanya orang jahat deh....."

Huahahahahaha....Pak Bagus gitu loh!

Kenalin juga Pak Gempol, bapak kosku dulu. Awalnya aku takut sama Pak Gempol. Berwajah mirip Ari Sihasale dengan kulit lebih gelap, rambutnya ikal dan gondrong, kedua telinganya dipasangi anting tulang, sehari-hari ia lebih banyak bertelanjang dada ( maklum kerja di sawah ) memamerkan badannya yang penuh tattoo sambil membawa celurit atau parang. Mamaaaa....orang macam apa ini?

Suatu hari aku lupa mematikan keran di kamar mandi hingga air meluap selama aku kerja. Besoknya langsung aku ga mau keluar kamar. Takut sama Pak Gempol! Ketakutan yang berlebihan sebenernya, karena Pak Gempol-nya adem ayem aja tuh. Dan setelah beberapa lama, aku akhirnya tau kalau di balik tampang seramnya, Pak Gempol itu ternyata ramah banget. Maaf Pak, bukannya aku su'udzon, tapi kalau di kotaku dulu orang yang bergaya kaya Bapak mah emang preman beneran hehehe.

Eh, tapi yang berwajah preman berhati Teddy Bear ternyata bukan cuma di Bali aja loh. Om Ucok, teman Bapakku , yang orang Batak pun begitu. Dengan badan tinggi besar dan wajah garang kayanya ga ada yang berani deket-deket dengan si Om ini deh. Tapi coba dengar testimonial Om yang punya kebun stroberi ini tentang dirinya sendiri:

"(logat batak) Memang wajah Om seram dan garang, tapi yang Om suka itu adalah bertanam anggrek dan memperhatikan kupu-kupu...."

Memperhatikan kupu-kupu? Oh Om....So sweeeeeeet.....



Rabu, 14 November 2007

Televisi Oh Oh...

Gimana perasaan kamu kalau Ayah tercinta kamu tertangkap polisi karena kasus narkoba untuk kedua kalinya? Terpukul, sedih, marah, kecewa? Dan gimana kalau di saat seperti itu kamu harus mendengar pendapat dari orang lain yang tidak berdasar, menghakimi dan memojokkan? Sakit hati pastinya...

Mungkin itulah yang dirasakan oleh keluarga aktor senior Roy Marten saat ini setelah mendengar berita mengagetkan beberapa hari yang lalu. Aku memang bukan penggemar beliau, atau putra-putri beliau yang beberapa di antaranya meneruskan jejaknya menjadi selebriti, tapi aku ikut prihatin mendengar beberapa pemberitaan di infotainment yang secara terang-terangan menghakimi beliau. Contohnya hari ini di salah satu infotainment, sang presenter membacakan kalimat berikut dengan ekspresi judes:

"....ternyata keterlibatan Roy di kampanye anti narkoba hanyalah sandiwara belaka..."

Aku ga habis pikir, siapa sih si scriptwriter infotainment tersebut? Apakah dia sangat mengenal Roy Marten atau dia adalah paranormal yang bisa mengetahui isi hati setiap orang, sampai mampu menuliskan script seperti itu. Apakah dia selain scriptwriter infotainment juga merangkap sebagai penulis sandiwara, sehingga tahu kalau Roy Marten sedang bersandiwara? Ga kalah tega lagi Mbak Presenternya sebagai penyampai opini. Mungkin Mbak Presenter itu hanya membaca dengan mata dan mulut, tapi tidak dengan otak dan hati. Kasihan Roy Marten...

Lain lagi ceritanya Aa Gym, waktu beberapa bulan lalu beliau memberitakan bahwa beliau telah menikah lagi untuk kedua kalinya.

Ngomong-ngomong soal poligami, sebagai muslimah aku mengimani hukum Allah SWT tentang poligami. Rasulullah SAW sudah mencontohkan bagaimana, dengan alasan apa dan tujuan apa seorang Muslim dapat berpoligami. Tapi, kalau aku ditawarkan untuk dipoligami, hey hey, NO! Jangan protes dulu, dari riwayat Rasul yang aku pelajari, perempuan boleh kok menolak untuk dipoligami. Dan aku pernah tersinggung luar biasa waktu seorang pengusaha rumah makan mengadakan Poligami Awards yang tujuannya untuk mengkampanyekan poligami. Katanya dengan poligami ( poligami versi dia tentunya..) negeri ini akan lebih makmur karena semua perempuan akan ada yang menafkahi. Oh please! Pak, Pak, kita hidup di abad 21, perempuan jaman sekarang bisa kok cari duit sendiri. Kalau mau kampanye mending yang lebih bermanfaat deh! Itulah yang bikin aku sedih. Banyak pelaku poligami di Indonesia yang seakan-akan melupakan contoh Rasulullah SAW dalam berpoligami.

Yak, balik lagi ke Aa Gym versus infotainment. FYI, aku juga bukan penggemarnya Aa loh. Tapi aku kasihan melihat Aa Gym waktu itu. Para wartawan gosip seakan-akan menghalalkan segala cara untuk meningkatkan rating acaranya. Rekaman video Teh Ninih yang sedang berkaca-kaca disiarkan dengan narasi yang dilebih-lebihkan. Malah, rekaman putri bungsu Aa yang sedang menangis pun ditayangkan dengan narasi yang dipaksakan. Ya ampuuuun.....Anak balita nangis mah udah biasa kale. Mungkin pengen es krim atau balon tapi ga dikasih. Aku juga ragu apa dia udah ngerti kalau Ayahnya berpoligami. Ga gitu banget deh...

Sampai sekarang Aa Gym ga pernah memberitakan secara eksplisit alasan beliau berpoligami. Menurut aku semestinya kita semua menghargai keputusan beliau dan mengagumi ketabahan Teh Ninih. Setiap orang bertanggung jawab akan keputusannya sendiri-sendiri kan? Orang lain yang ga berkepentingan ga perlu ikut campur.

Mungkin doa Aa Gym supaya pemberitaan tentang dirinya mereda akhirnya dikabulkan dengan meninggalnya Alda Risma ( busyed kasian amat Alda yak? :D). Lagi-lagi para suksesor infotainment bersikap berlebihan dalam memberitakannya. Yang paling parah, beberapa bulan setelah Alda meninggal, Taufik Savalas menyusul dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Bayangkan bagaimana perasaan keluarga Alda waktu salah satu infotainment membandingkan antara Alda dengan Taufik. Singkat cerita, menurut infotainment tersebut, Taufik meninggal dalam kondisi dicintai dan terhormat, berbeda dengan Alda. Duh duh, kalau aku adalah salah satu anggota keluarganya mungkin aku udah mengutuk-ngutuk infotainment yang bersangkutan....

Yah begitulah infotainment. Mau ga nonton, televisi lokal kita sepertinya ga punya tayangan lain ( kecuali kalau kamu mau nonton sinetron...Yaiiiks!). Mau nonton, lama-lama acara ini memang basi kalau kata Naif. Seperti vetsin, sedikit emang gurih dan bikin nagih. Tapi kebanyakan, bisa bikin pusing kepala dan menyebabkan kanker! Oh tidak!

Kalau para pelaku infotainment itu adalah umat Muslim, mungkin mereka lupa bahwa topik yang mereka beritakan bisa menjurus kepada ghibah. Rasulullah SAW sendiri mengibaratkan ghibah seperti "memakan bangkai saudaramu sendiri, pasti kamu akan merasa jijik." Kalaupun para pelaku infotainment itu adalah non-Muslim, mungkin juga mereka lupa bahwa undang-undang di negara manapun mengharuskan praduga tak bersalah pada tersangka pembunuhan sadis sekalipun.

Apakah atas nama kebebasan pers dan kebebasan berpendapat kita boleh melupakan norma agama, norma hukum dan moral? Kasihan sekali bangsa ini kalau begitu. Setahuku negara ini bukan negara liberal yang berlaku sebebas-bebasnya untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Ataukah kita sudah berminat untuk pindah haluan? Aku pribadi TIDAK akan mau.

Selasa, 13 November 2007

Nyam nyam, Cemilan Baru...



Asiiiik hari ini dapet kiriman TIKI!


Pasti isinya buku-buku:
Give a Damn Design Like You ( atau Design Like You Give a Damn?) oleh Architecture for Humanity.
Aku udah ngecengin buku ini waktu jalan-jalan ke Aksara, Kemang beberapa bulan yang lalu. Niat mau beli tertunda dulu gara-gara bulan itu udah shopping gila-gilaan, lagian beberapa minggu kemudian Harry Potter baru bakal keluar ( yea yea I chose Harry Potter instead, then sue me! ;P)

The Elephant and The Trees oleh Jin Pyn
Beberapa bulan yang lalu aku ketemu Ms. Pyn di Ubud Writer Festival. Siapa yang sangka kalau mbak manis asal Thailand ini ternyata adalah salah satu penulis buku anak-anak best seller. Orangnya murah senyum dan rendah hati sekali...Oya ya ya...memang selalu menyenangkan ya kalau ketemu orang yang berprestasi tapi tetap rendah hati ( dan menyebalkan sekali kalau kebalikannya, betul?).

The Giving Tree oleh Shel Silverstein
buku ini direkomendasi oleh mbak 'kurir'...hihihi

Memang beberapa bulan yang lalu Mbak Dian minta aku jadi fotografer di nikahannya. Kebetulan Mbak Dian ini berdomisili di Singapore, sik asiik jadi aku bisa titip-titip dooong waktu dikau pulang ke Bandung nanti :).

Eh titip ga sekedar titip ternyata, ujung-ujungnya aku malah ga boleh bayar buku-buku di atas sama Mba Dian. Dianggap fee fotografer aja katanya...Waduuuh, kalo kaya gini kan jadi ga enak...hihihi. Tau gitu, aku pesen lebih banyak lagi! Pesen working station IKEA sekalian! Pesen cardigan Mango sekalian! Pesen sepatu Hush Puppies sekalian! Huahahaha...*jitak* Dasar ngelunjak...

Makasih banget loh Mbak! Aku suka banget buku-buku ini. Dududu...jadi ada pajangan baru nih di rak bukuku. Sayangnya aku sekarang lagi males untuk mereview satu-satu. Silakan googling sendiri, atau tunggu sampai virus males ini pergi ya ;P.




Jumat, 09 November 2007

Mentari Masih Menyala Di Sini

Mungkin karena hari ini matahari menyengat lagi di Bali setelah beberapa hari hujan lebat. Ya, mungkin karena itu aku tiba-tiba ingat lagu 'Mentari'.

Ayooo masih pada inget ga lagu itu? Untuk yang sealmamater pastinya masih dong. Apalagi yang seangkatan. Apalagi yang waktu itu bareng-bareng jadi panitia OSKM. Hihihi...inget ga slogan panitia OSKM waktu itu : "OSKM, Chicken Soup for The Jomblo Soul." Terbukti setelah OSKM-nya bubaran jadi nambah deh deretan fans-fans baru...hahahaha *hueeeeeeeekkk*.


Balik lagi ke lagu Mentari. Lagu yang bermakna dalam ini diciptakan oleh yang terhormat Abah Iwan Abdurrahman. Entah dari tahun berapa lagu ini udah jadi theme song mahasiswa ITB dan beberapa kampus lainnya. Yang jelas Bapakku yang angkatan 73 juga familiar dengan lagu ini.

Ga sadar aku menggumam menyanyi lagu ini. Hmmmmmmm....Rasanya seperti balik lagi ke beberapa tahun yang lalu. Berbaris rapi di lapangan basket kampus. Berloncatan membentuk body wave. Pura-pura serius karena takut dimarahi para senior, padahal sumpah mati aku ga bisa nahan ketawa mendengarkan teriakan Danlap di depan barisan: "Perhatikan saya! Saya adalah senter (maksudnya 'center' gitu), saya adalah S-E-N-T-E-R!" Huahahaha....Gigi lo tuh senter.

Tapi waktu kami diajarkan lagu Mentari ini, ga bisa lagi deh cekikikkan. Setelah berulang-ulang menyanyikannya sepertinya ada yang menusuk hati. Irama lagu ini cenderung sendu, tapi liriknya betul-betul membangkitkan semangat dan idealisme.

Ah, idealisme. Ya ya, jaman mahasiswa dulu.

Jaman mahasiswa? Apakah sekarang udah ga ada lagi idealisme itu? Apa karena porsinya habis diambil alih deadline yang menumpuk? Atau bermacam tagihan yang harus dibayar? Atau apa? Hmmm...ga tau lah. Tapi kalau aku menghayati lirik lagu Mentari ini, "...gemuruhnya sampai di sini...di sini di urat darahku...."

Ya, kayanya ga ilang 100% kok. Mungkin persentasenya lebih sedikit, hey, kita hidup di dunia nyata kan?

Kalian semua gimana? Ayo semuanya periksa dan dengarkan baik-baik...Apakah masih ada 'gemuruh mentari' itu? Aku yakin masih ada. Tinggal bagaimana kita mengaplikasikannya aja dan menyeimbangkannya dengan kehidupan sehari-hari kita, ya kan? Sok bijaksana ah :D.
Mending sekarang kita nyanyi dulu bareng-bareng. Ngomong-ngomong, sekarang Danlap Senter itu apa kabarnya ya? Hihihi...

Ps:
-Terimakasih untuk Abah Iwan yang udah menciptakan lagu indah ini.
-Juga buat website Plano 97 yang mengkompilasikan lengkap lagu-lagu di jaman kuliah dulu, alus euy websitena!
-Cul, kamu masih nyanyi lagu ini ga di OSKM kemarin?

Mentari oleh Iwan Abdurrahman

Mentari menyala di sini
Disini, di dalam hatiku
Gemuruhnya sampai di sini
Disini, di urat darahku

Meskipun tembok yang tinggi mengurungku
Berlapis pagar duri sekitarku
Tak satupun yang mampu menghalangiku
Menyala di dalam hatiku

Hari ini hari milikku
Juga esok masih terbentang
Dan mentari kan tetap menyala
Disini, di urat darahku

Kamis, 01 November 2007

Kudeta


illustrasi oleh m'pri

Ga jauh kompleks perumahanku ada kompleks perumahan tetangga. Lokasinya berada di dataran yang lebih tinggi. Jalan paling dekat menuju sana adalah melewati jalan tanjakan yang kanan kirinya masih berupa kebun kosong dimana tumbuh rumput liar setinggi badan orang dewasa. Rumput liar ini biasa disiangi peternak sapi untuk makanan ternaknya. Di kaki tanjakan ada lapangan voli tepat anak muda kampung sekitar main voli setiap sore. Jalan tanjakan ini adalah area fitnessku. Jalan kaki naik turun tanjakan ini aja setiap pagi lumayan bikin keringetan loh. Apalagi kalau jogging. Wiih, dijamin bikin badan kenceng deh. Di puncak tanjakan, kalau kita bangun cukup pagi, bisa menikmati cantiknya matahari terbit di balik rimbunnya pohon kelapa di tebing seberang. Indah sekali.

Seperti daerah-daerah di Bali lainnya, ada banyak anjing di kompleks perumahanku. Ga cuma anjing kampung, tapi juga anjing ras yang bermajikan. Ayo kita itung satu-satu. Seengganya ada tiga anjing kampung yang ga teridentifikasi, satu item dan dua putih. Ada juga Tripod, anjing kampung berkaki tiga. Mungkin dulu area kekuasaannya ada di pinggir jalan. Terus setelah kecelakaan dan kakinya ilang satu, dia mengungsi ke kompleks perumahanku. Anjing kampung yang terakhir warnanya aneh banget, coklat muda dengan bercak-bercak hitam yang di sekujur tubuhnya. Terus ada Veno, anjing golden retriever berwarna kepunyaan Pak Dewo. Veno bukan anjing golden yang pintar, malah cenderung dongo. Bener loh, pemiliknya aja bilang kalau Veno itu anjing bodoh. Nah, yang terakhir adalah Poly, anjing kintamani berwarna offwhite milik Pak Hery yang tinggal di pinggir sungai. Poly kayanya adalah pemimpin geng anjing di kompleks ini. Galaknya minta ampun. Hobinya menggonggong memarahi orang yang lewat di depannya. Termasuk aku! Nyebelin deh!

Aku ga ngerti soal peranjingan, tapi kayanya anjing kintamani memang termasuk anjing yang galak dan cerewet. Minimal ada dua kasus yang udah terbukti. Pertama, si Tari, almarhumah anjing kintamani kepunyaan mantan bossku. Kata Pak Sapuan, baby sitternya, Tari ini ga mau dipegang kecuali olehnya dan Boss. Jangan berani-berani membelai Tari kalo ga mau digigit!

Yang kedua ya si Poly. Wajar sih kalo dia ngegonggong waktu aku ngelewat depan halaman rumahnya. Tapi kadang-kadang,Poly yang dibiarkan bebas berkeliaran, menggonggong juga waktu aku ada di depan rumahku sendiri! Iiiiiiiih rese!!!

Geng anjing ini, hampir setiap pagi berjemur dan bermain di lapangan voli dekat area fitnessku itu. Dari jauh Poly dan Veno udah menggonggong melihat aku datang. Padahal anjing-anjing yang lain kalem-kalem aja tuh. Mungkin minder karena mereka anjing kampung. Hihihi.

Nyebelinnya, geng anjing ini bukan cuma satu-satunya. Di kompleks perumahan tetangga ada satu geng anjing lain, juga di kebun kosong, satu geng anjing lagi menguasai tempat itu.

Pada suatu pagi aku lagi bersemangat banget untuk jalan kaki. Seperti biasa aku disambut gonggongan dari arah lapangan voli. Berisik sih, tapi karena udah biasa, aku terus menanjak ke atas ke kompleks perumahan tetangga. Tapi oh oh, apa yang sedang terjadi? Ternyata disana ada seekor anjing asing yang berusaha masuk ke lingkungan itu. Terang aja anjing asing itu diintimidasi oleh geng anjing di sana. Dikepung dari segala penjuru dan digonggongi. Pagi-pagi kok udah berantem sih? Aku turun lagi aja ah...

Eh, waktu aku turun, si anjing asing ikut berjalan di sebelahku. Sepertinya emang udah ga ada harapan lagi untuk dia masuk ke kelompok itu. Di belakang, geng anjing kompleks tetangga terus mengonggong.

Tapi.......masalahnya ga berhenti sampai di situ. Tiba-tiba gonggongan baru muncul. Geng anjing dari kebun kosong ikut-ikutan mengonggong, keluar dari balik ilalang dan mengintimadasi anjing asing itu.
Aku juga liat di bawah sana Poly cs mulai ikut mengonggong dan memamerkan gigi-giginya. Hey! Aku ga ikutan ya! Aku kan cuma jalan pagi!

Biasanya, setiap jalan pagi, ga cukup untuk aku bolak-balik sekali aja. Pagi itu pun rencananya aku masih akan melanjutkan jalan kakiku menanjak ke atas. Tapi begitu aku memutar badan, di atas sana udah berkumpul anjing-anjing banyaaaaaaaaaaak sekali! Semuanya menuju ke bawah untuk menyerang anjing asing tadi. Satu persatu anjing-anjing itu keluar dari balik rumput ilalang. Adegannya persis kaya di film-film cowboy dimana penjahatnya keluar satu persatu dari dalam bar. Aku terjebak! Toloooong!

Pelan-pelan dan berusaha ga menarik perhatian aku langsung angkat kaki dari sana. Sampai di rumah langsung deh aku ngomel-ngomel karena bete. ya ya pengennya sih langsung ngomel sama anjing-anjingnya, tapi nanti kena rabies lagi. Males!

Minggu lalu, setelah mudik lebaran agak lama, aku kembali ke rutinitas jalan pagi ini. Tapi, apaan tuh? Di puncak tanjakan kelihatan Poly sedang diintimidasi oleh geng anjing kompleks tetangga. Ga cuma itu, Poly juga dibuat menunduk-nunduk sampai terdengar suara merintih-rintih. Ya ampun! Padahal si Poly kan aslinya galak banget!!!!!

Ga lama kemudian, geng anjing kompleks tetangga mulai turun ke bawah. Sementara, anggota geng anjing kompleksku yang sedang menunggu Poly di lapangan voli mulai kabur berpencaran! Kompleks kita dikuasai!!!!!!

Geng anjing kompleks tetangga ini dipimpin oleh anjing putih yang lebih galak dan lebih menyebalkan dibandingkan Poly. Anjing putih ini terus mengonggong mendekati aku. Dia ga menjauh biarpun aku udah menghentak-hentakkan kaki berkali-kali. Baru waktu aku mencoba melempar gelas aqua kosong anjing itu sedikit menjauh. Tapi ga lama, dan anjing itu mulau menggonggong sambil mendekati aku lagi. Kabuuuuur!!!!!!

Akhirnya aku mengubah rute jalan kakiku ke tempat yang lebih ramai. Tapi anjing-anjing itu mulai menguasai seluruh kompleks. Sampai di depan rumah Pak Anang, tetanggaku ini sedang berjemur di depan rumahnya. Pak Anang baru pulang ke rumah setelah lama diopname di rumah sakit. Makanya dia juga heran melihat populasi anjing yang bertambah.

"Wiiiih banyak banget ya anjingnya?!", katanya sambil mengayun-ngayunkan tongkat, mengusir anjing yang mendekat.

"Iya ni pak, anjing-anjing di kompleks kita kalah perang...Payah!"

Hari itu, agenda jalan kakiku gagal lagi. Sebel.

Untungnya, beberapa hari terakhir ini Poly cs berhasil mengambil balik kekuasaan. Situasi kembali seperti dulu. Aku lihat geng anjing kompleks tetangga cuma berani bersantai di depan kandang sapi di atas tanjakan sana. Bagus!!! Jangan berani-berani lagi turun ke kompleksku ya! Kalian bau, budukan, suka kawin sembarangan lagi!

Wahai anjing-anjing tetangga, untukmu kompleksmu dan untukku kompleksku. Jangan suka ambil-ambil wilayah orang sembarangan. Ko kaya negara tetangga kesayangan Indonesia aja.. Peace ah....:D


Selasa, 30 Oktober 2007

Kutunggu Kau di Jalan Burujul


Ini cerita lebaran yang tertunda....Gara-gara blogger yang entah kenapa sulit banget dibuka dengan koneksi internet XL di kampung Mambal ini. Tauk deh yang salah Bloggernya atau XLnya...Yang jelas dua-duanya bikin bete! Tapi, kalo kata Mas Bham, "Lu pindah ke Jakarta aja biar dapet koneksi internet cepet...", huh punten lah Bham....Mendingan internet lemot tapi bebas polusiii.....hehehehe....

Dan akhirnya setelah berjuta-juta kali me-refresh, bisa masuk juga deh ke Blogger...phhuiiiiiih...

Lebaran kemarin, pertama kalinya aku berlebaran di Tasik. Malah, itu mungkin pertama kalinya aku berliburan ke Tasik karena sebelumnya biasanya kota ini cuma jadi tempat transit setiap pulang mudik lebaran dari rumah nenek di Klaten.

Sialnya lebaran kemarin aku ga bisa sholat id karena lagi...ehm ehm...tau deeeh :D. Huaaaaa.....gosipnya kalau yang lebaran pas lagi ga sholat terancam kena jatah beres-beres rumah nenek! Hiks hiiiiikssss....bukannya ga mau ikutan beres-beres, tapi masa udah jauh-jauh ke tasik ga bisa menikmati suasana sholat iednya...(hehe...alasan...padahal mah.......). Sebetulnya kalau aku berlebaran sama keluargaku, sholat ga sholat ya tetep ikut ke lapangan. Tapi, di Tasik ini, katanya keluarga Kangkung biasa sholat Ied di Masjid lingkungan, bukan di lapangan. Dan masjidnya keciiiil sekali, jadi ga ada tempat untuk nongkrong untuk yang ga berkepentingan. Waduuuuuuh....terancam terancam!

Untungnya suamiku baik hati dan berakal panjang, katanya, yuk kita sholat ied ke masjid agung aja. kalau di masjid agung kan tempatnya lapang.......dan aku bisa hunting foto! horeeeeee!! Yuks!

Masjid agung Tasik ternyata ga terlalu jauh dari rumah nenek. Jadi bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Pulang sholat ied, makan, salam-salaman, trus.......kabuuuur......hehehe...Jalan-jalan lagi....Jalan kaki. Soal urusan jalan kaki ini, aku+Kangkung emang biasa jalan kaki di kota-kota yang kami anggap asik untuk berjalan kaki. Karena, dengan berjalan kaki pengalamannya juga berbeda. Semua detail akan lebih kelihatan dibandingkan kalau kita naik kendaraan. Begituuuu....

Setelah berjalan kaki lumayan lama, aku nemu hal lucu loh di kota ini. Ada beberapa jalan di Tasik yang namanya.....nyunda banget! Kangkung pernah cerita, kalau bahasa sunda itu bahasa yang ekspresif banget. Cuma dengan mendengarkan katanya aja, kita bisa membayangkan aktivitas yang didefinisikan oleh kata itu, biarpun kita ga ngerti artinya....Hmmmm....Masa sih? Nama-nama jalan di Tasik yang berhasil aku kumpulin antara lain: jalan burujul, jalan jajaway, gang kalektoran, jalan r. ikik wiradikarta (kalo ini emang nama orang sunda yang sekarang udah langka, ngomong-ngomong, imam sholat ied pagi itu juga namanya pak ikik hihihi), jalan cimulu, atau jalan manglid. Kebayang ga artinya?






Ternyata ga segampang itu untuk menebak-nebak maknanya. Waktu sampai di rumah dan ditanyakan ke Uwa-uwa, semuanya bilang, "Hmmm...apa ya? yah itulah pokonya ...burujul mah mungkin artinya deket-deket brojol kali yah?" Loh? Selain nama-nama jalan itu ada juga nama jalan yang sebenernya 'normal' tapi cara penulisan bikin cengengesan, seperti: jalan setasion atau jalan statsion, dan jalan kantoran (hihihi, mungkin yang tinggal di jalan ini semuanya orang kantoran kali yaa..).Euleuuuuh.....

Sebetulnya mungkin aku ngerasa aneh melihat nama-nama jalan ini karena pertama kalinya ke Tasik. Kalau dipikir-pikir, bukan cuma Tasik yang punya koleksi nama jalan yang aneh-aneh. Aku masih inget di awal semester kuliah, banyak teman yang berasal dari luar Bandung selalu kesulitan setiap mengucapkan 'Ciumbuleuit' :D. Pernah juga waktu pusing-pusing keliling Jakarta bersama teman yang berkewarganegaraan Malaysia, dia bertanya "What is Grogol?". Hohohoho. Waktu aku jawab Grogol adalah nama tempat, komentarnya: What an ugly name! Hahahahaha.....Embeeeeeeer.........

Ga kerasa udah lumayan lama juga kami jalan kaki keliling kota Tasik. Putar-putar kota cari nama jalan yang aneh-aneh ternyata lumayan bikin cape juga. Ayo Kang, kita cari bubur ayam. Kamu kan udah janji mau nraktir bubur ayam tasik yang katanya enak itu. Tapi ternyata bubur ayam Zaenal yang terletak di Gang Kalektoran, jalan Ikik Wiradikarta ini masih tutup.



Hiks hiks...Ya udah, makan rujak tasik aja yang mangkal ga jauh dari situ. Hmmmmm.....ternyata enak banget! Slluuurp.....Kayanya kota ini selain jalannya yang kocak-kocak makanannya pun enak-enak. Sayang karena sedang boboran shiam ( lebaran) jadi masih banyak yang tutup. Yaah....Kayanya memang wajib balik lagi nih ke Tasik, wisata kuliner, wisata arsitektur, sambil terus bertanya-tanya, dari mana sih asal kata 'burujul' itu? :)



ps: ga semua foto-foto bisa di-upload karena koneksi internet yang lambreta bambang! Dasar xllllllllllllll!!!!! hiks....kapan ya internet murah dan cepat masuk Bali?

Senin, 22 Oktober 2007

Bahasa Kalbu

Hari Minggu, 21 Oktober lalu, adalah hari terakhir libur lebaran. Aku+Kangkung sampai di Cengkareng kira-kira tiga jam sebelum pesawat kami berangkat ke Bali. Tiga jam!!Lama bangeeeet...!!Ke toilet dulu ah...

Tapi terminal 1A waktu itu lagi padat banget. Kayanya hari ini memang hari terakhir liburan untuk semua orang. Mendingan ke toiletnya nanti aja di gerbang keberangkatan. Pastinya lebih lengang deh....

Ternyata, aku salah. Toilet di gerbang A6 ga lengang-lengang amat. Sebenernya ga terlalu banyak orang yang mengantri. Tapi ada dua orang Mbak yang memonopoli ruang di depan cermin yang membuat toilet kecil itu bertambah sempit. Belum lagi tas-tasnya yang berserakan di meja washtafel. Uuuuuuh....minggir!! Aku juga mau cuci tangan!!

Kedua Mbak ini sedang sibuk menambahkan riasan ke wajahnya. Mempertebal bedak yang udah tebal, dan mempermerah bibir yang udah merah. Keduanya berambut blonde...Bukan, bukan orang asing...Tapi rambut yang dicat pirang. Salah satunya mengenakan t-shirt putih dengan lubang di punggung dan hiasan manik-manik di dada bertuliskan 'L-O-V-E'. Hmmmm....Kayanya di gerbang ini, selain ke Bali ada juga penumpang yang mau berangkat ke Batam deh...

Setelah agak lama di toilet aku kembali lagi ke ruang tunggu. Ternyata Nona Kamar Mandi yang tadi sedang duduk di depan Kangkung, terpisah oleh beberapa baris bangku kosong. Aku liat Kangkung sedang menatap ke depan sambil berusaha menahan senyum.

"Boleh ga aku mikir berpreseden? (berprasangka)", katanya waktu akhirnya sadar aku udah kembali.
"Yeaaaa...aku tau kamu mau ngomong apa..."
"Batam atau Surabaya?"
"Batam kayanya."
"Eh, Bali juga bisa lagi!"
"Hmmmmmmm.....?", gumamku ga yakin.

Tiba-tiba telepon genggam kepunyaan salah satu Nona Kamar Mandi berbunyi...

"Halo?....Iya, Pak...Saya ini baru mau berangkat ke Batam, nanti malem juga sampai. Telpon lagi aja nanti malem ya?"....

Aku melirik suamiku. Dia melirik aku.
Hehehehehe......

Ga beberapa lama ada dua orang Bapak-bapak yang datang. Keduanya duduk di bangku kosong tepat di depan Nona-nona Kamar Mandi. Uuuups, ternyata di salah satu bangku itu ada air menggenang! Seorang di antara Bapak-bapak itu pun mengumpat-ngumpat karena sekarang celana bagian belakangnya terlihat basah...Si Nona Kamar Mandi tertawa-tawa centil sambil melirik genit ke arah Bapak tadi.

Aku melirik suamiku lagi. Maleeesss....

Beberapa menit kemudian Nona-nona Kamar Mandi dan kedua Bapak tadi saling bertanya satu sama lain. Mau kemana? Dari mana?...dan pertanyaan standar lainnya.

"Kayanya aku berpreseden lagi deh...", kata Kangkung
"Aku tau. Tapi kayanya engga deh..."

Ternyata obrolan antara Nona Kamar Mandi dengan kedua Bapak ga berlanjut. Salah seorang Bapak sibuk membaca koran. Dan yang satunya pergi entah kemana, mengeringkan celana kali.

"Iya deng engga...hehehe"
"Tu kaaan...."

Ga kerasa waktu keberangkatan semakin dekat. Para penumpang pemilik tiket express boarding ke Bali udah berbaris di depan pintu.

"Kayanya penerbangan ke Bali nunggunya di sana deh. Pindah duduk yuk..." ajakku.
"Yuk..."

Kami duduk di salah satu deretan bangku kosong. Di deretan sebelah kanan kami terlihat sekelompok orang. Satu di antaranya perempuan muda, berambut panjang di cat warna-warni, badannya agak gemuk tapi toh ia tetap pede memakai rok mini. Tiga orang lainnya adalah pria asing berwajah timur tengah.

"Hmmmmmm....kayanya aku berpreseden lagi deh..."
"Tauuuuuuuu..."
"Ancur ya, begitu jauh dari istri langsung deh main ke Bogor."
"Hehehe...."

Makin mendekati waktu keberangkatan calon penumpang semakin berdatangan. Sekarang sepasang laki-laki dan perempuan duduk di hadapan kami. Yang pria adalah warga negara asing, yang perempuan sepertinya orang Indonesia, berkulit coklat dan berbibir tebal. Rambutnya di-blow out rapi dan diberi sedikit highlight. Ia memakai rok super mini dipadu dengan t-shirt Louis Vitton berwarna kuning dan sendal wedge yang keren. Sambil menunggu ia asik membaca rubrik Parodi di Kompas Minggu yang dipandu oleh Samuel Mulia. Sementara pasangannya sesekali mengajaknya mengobrol membicarakan investasi China pada bisnis sepatu. Lancar berbahasa Indonesia rupanya Mister yang satu ini.....

"Preseden lagi?", tanyaku.
"Hmmmmm......kayanya engga deh...", kata Kangkung sambil mengernyitkan dahi.

Begitu pasangan itu pergi dari tempat duduknya, aku pun melanjutkan obrolan.

"Yang ini sah?"
"Sah.....gayanya beda."

Aku + Kangkung saling melirik. Lalu ketawa cekikikan. Hihihihihi..........

Menunggu ga akan membosankan kalau begini caranya....:D


Kamis, 18 Oktober 2007

Ga Mau Minum Obat , Mama

Selamat lebaran semua!

Tau ga, lebaran kali ini aku dapet hadiah yang spesial banget. Pertama, alergi berat. Kedua, kehilangan suara.

Ceritanya, di pertengahan bulan puasa, bangun tidur tiba-tiba ada noda merah (seperti) bekas gigitan serangga di pipi kanan. Kenapa nih?!! Awalnya sih aku pikir ga terlalu mengganggu, agak merah sedikit tambahin aja blush-on di pipi kiri biar seimbang...hihihi. Kirain beberapa hari si titik merah akan ilang.

Tapi setelah seminggu, si noda merah ga kunjung pergi. Malahan tambah besar! Pake gatel pula! Ya ampuuun. Si noda merah bukan cuma ga mau pergi, tapi juga ngajak temen-temennya yang lain berupa bentol-bentol kaligata yang bikin mukaku jadi jelek banget!!!! Apa yang terjadi?!!! Padahal kayanya menu makanan ga ada yang aneh deh.

Bentol-bentol ini akan bertambah jumlahnya berkali-kali lipat dengan gatal-gatal yang menyiksa kalau aku berpanas-panasan dan berdebu-debuan. Hiks...hiks....Seumur hidup belum pernah deh kejadian kaya gini. Sedihnya....! Mukaku jadi kaya Shreck (minus ijo). Belum lagi komentar semua orang, " Napa muka lu, serem banget?"....Huaaaaaa!!!

Minum obat anti alergi? Hmmmm...Sebenernya aku termasuk orang yang anti sama obat-obatan. Alasannya, Ibuku termasuk orang yang kecanduan obat-obatan. Maksudnya bukan obat-obatan sejenis ecstasy, shabu dan lain-lain loh. Tapi, Ibu termasuk orang yang gampaaaaaaang banget minum obat. Ga enak badan sedikit langsung minum obat. Obatnya bukan cuma decolgen, panadol dan obat-obat bebas bernama familiar lainnya. Tapi juga obat-obatan yang namanya susah diucapin dan yang kadang-kadang cuma bisa didapetin dengan resep dokter. Emang ada beberapa orang saudaraku yang dokter, jadi untuk minta resep ga terlalu susah. Tapi kan tapi kan......

Kadang-kadang kalo diantara kami ada yang mengeluh ga enak badan, Ibu dengan sigap akan menawarkan, "Tuh minum xytrophenol, atau zonksterolx, atau cutrslenol atau mau antibiotik?" Hiiiiii sereeeeem....

"Cemilan favorit" Ibu bukan cuma obat-obatan. Tapi suplemennya juga beraneka ragam. Malah kalsium yang bisa didappat dengan minum susu pun digantikan dengan pil! Ya ampuuuun....

Makanya setelah bisa mengatur kehidupan sendiri aku jadi agak anti sama obat (abisnya Ibu yang udah minum macem-macem obat+suplemen aja masih suka ngeluh pusing-pusing dan ga enak badan hihihi). Mendingan olahraga teratur, makan teratur dan bergizi, makan buah, minum susu dan madu. No obat, no pill, NO NO.

Tapi bagaimana ini bentol-bentol yang ga kunjung ilang? Gatel-gatelnya sih bisa diatasi dengan caladyn dan herocine. Tapi rasa ademnya cuma bertahan 5 menit dan kulitku malah jadi kering gara-gara kebayakan pakai obat luar itu. Akhirnya prinsipku tergoyahkan juga. Oke deh, minum CTM. Ngomong-ngomong, baru tau tuh ada nama obat CTM. Kok namanya mirip sama jenis pupuk yak? Hihihi. Katanya obat ini ampuh untuk alergi. Tapi...no no...not for me. Setelah minum CTM pun Si Bentols ga ilang-ilang. Hiks...hiks...Jangan-jangan mukaku ga bisa mulus lagi :((.

Akhirnya begitu sampai di Bandung aku langsung minta suntikan antihistamin ke dokter Dilla ( yang masih co-ass :P). Ini bener-bener terobosan besar. Minum obat telan aja musti kalau udah kepepet, apalagi pake suntikan. Abisnya kesannya kok kaya ngobat banget gitu loh. Antihistaminnya sempet membuat bentol-bentolnya berkurang sih. Tapiiiiii....ternyata beberapa jam kemudian si bentol datang lagi!!! Huaaaaa...masa sih musti berlebaran sama bentol-bentol di seluruh wajah?!

Oke, nyerah...NYERAH!!!! Akhirnya hari Jumat, sehari sebelum lebaran, aku keliling Bandung untuk cari dokter kulit yang buka. Untungnya ada tuh, Dokter Nanda yang berpraktek di rumah sakit Santosa. Ternyata, kata dokter Nanda, bentol-bentol itu adalah radang kulit. Dan bertambah parah gara-gara aku terus mengoleskan Calladyne dan Herocyne! Oooo oooo...Calladyne, shame on you!!!! Dokter Nanda juga bilang, bisa aja radang ini muncul karena ada gigi yang bolong! O ya ya ya ya.....Hmmmm...Kapan ya terakhir check up ke dokter gigi? 3 tahun yang lalu? Padahal beberapa minggu terakhir ini di geraham belakang emang kerasa sedikit ngilu. Mungkin ini gara-garanya....

Oia, urusan gigi geligi ini biarpun kayanya sederhana tapi memang krusial loh. Untuk kamu-kamu yang lagi merencanakan kehamilan, pastiin deh ga ada lubang di gigi. Karena lubang itu akan jadi sarang kuman yang berbahaya untuk kandungan!

Akhirnya aku diberi resep obat luar dan beberapa obat telan. Ya ampun, kapan ya terakhir kali minum obat berbungkus-bungkus kaya gini? Kalo ga salah sih waktu jaman sakit cacar pas kelas 4 SD. Akhirnya pikiran skeptisku tentang obat-obatan terpatahkan juga. Karena hanya dalam itungan jam sejak menelan obat dan mengoleskan salep, bentol-bentol langsung lenyap blas! YESSSSSS! Ehm...maksudnya, alhamdulillah bisa berlebaran dengan kulit mulus :).

Tapi ternyata itu baru awal perjalanan. Karena setelah bebas dari alergi, muncullah gejala flu dan radang tenggorokkan yang sama ga menyiksanya. Gara-gara mudik lebaran nih, setelah perjalanan yang cukup panjang dengan mobil, akhirnya kami sekeluarga jadi sangat akrab. Saking akrabnya sampai-sampai waktu salah satu adikku meriang, dia dengan senang hati membagi virusnya ke anggota keluarga yang lain. Dasar!

Langsung deh ibu beraksi. Awalnya sih cuma dibagi tolak angin atu-atu. Lama-lama setiap orang wajib menegak panadol, fg troces, sampe parasetamol yang namanya asing banget dan antibiotik. Oh Momma...puh-liss.....

Aku awalnya sih keukeuh sumeukeuh ga mau minum obat kecuali tolak angin dan madu. Tapi, kok malah muncul demam sih? Kepala pusing dan batuk pun muncul. Ujung-ujungnya suara cemprengku ilang dan berubah jadi suara sexynya Mbak Kinaryosih. Hehehe...sebenernya sih ga keberatan punya suara kaya gini. Tapi ga pake sakit doooongggg....Uhuk uhuk...

Ujung-ujungnya tadi malem minum decolgen satu butir. Dan....hore...meriangnya dah ilang! Tapi tenggorokanku ga bisa mengeluarkan suara selain bisik-bisik...."Ssssh...lagi sakit tenggorokan nih....."

Jangan bilang aku musti periksa ke dokter spesialis lagi dan minum berbungkus-bungkus obat resep yang...yang...yang...ampuh sih....tapi kan.....Ya sudahlah, kalau emang begitu jalan yang harus ditempuh. Kecuali kalau aku mau tetap bersuara bak Kinar plus bonus berat badan turun beberapa kilogram karena ga bisa makan enak untuk beberapa hari. Hiks....

Doain cepet sembuh ( tanpa obat) ya.....:)

Rabu, 03 Oktober 2007

Ubud Writers Festival (3) - Writing For Children


Kirsty Murray, memang bertubuh tinggi besar, tapi liat deh kibasan rambut keriting keemasannya, atau bahasa tubuhnya, seperti menjejakkan kaki dan menyimpan kedua tangan di pipi ala Home Alone. Liat juga koper berodanya yang berwarna merah menyala mengkilap dan macbook case crumplernya (CRUMPLER!!!) yang juga berwarna sama. Dari semuanya itu udah bisa ditebak deh kalo dia adalah pengarang buku.......mmm...buku horor? Loh? Buku anak-anak kaleee...

Memang Kirsty adalah penulis buku anak-anak dari Australia yang cukup produktif. Aku belum pernah sih membaca buku-bukunya. Tapi, di antara peserta yang berasal dari Australia ia cukup populer. Beberapa bukunya sudah diterbitkan juga di luar Australia....Tapi terjemahan bahasa Indonesianya sih kayanya belum ada.

Menurut Kirsty, kita sebaiknya memfokuskan kelompok umur berapa yang akan menjadi pembaca kita. Itu akan memudahkan kita untuk mencari tema dan alur cerita. Kirsty menyarankan, apabila target kita adalah pembaca cilik berumur 1-2 tahun, tulislah puisi. Karena otak pembaca cilik masih belum terkontaminasi oleh aturan-aturan baku sehingga lebih mudah mengapresiasi puisi.

Di sesi pertama workshop ini, Kirsty memberikan latihan yang menarik: menggambar mata! dari semua peserta, ada beberapa orang yang gambarnya dianggap menarik oleh Kirsty, salah satunya Kangkung. Gambar matanya kaya gini nih:

pic by m'pri

Selain menggambar mata, latihan yang lain adalah membayangkan hidup menjadi sebuah jelly baby (permen sejenis yupi-yupian gitu deh). Masing-masing peserta diberi satu jelly baby dan dalam waktu beberapa menit kami harus mengoptimalkan kelima indra untuk membantu menghayati hidup sebagai jelly baby. Sayangnya aku + kangkung ( ma okta juga) lagi puasa, jadi setelah bertransformasi sebagai jelly baby, kami bertiga ga bisa makan si jelly baby deh...Padahal kan asik makan diri sendiri :D.


Pada pembahasan mengenai karakter Kirsty menyarankan untuk membentuk karakter yang sedetail mungkin. Berapa umurnya, apa rasnya, apa ciri fisiknya, dimana ia tinggal, bagaimana kebiasaannya dan masih banyak lagi. Katanya, jangan sangka anak-anak tidak menyukai segala sesuatu yang detail dan kompleks. Mereka suka banget! Kirsty bercerita, di saat ia sedang dalam proses menyelesaikan buku "The Secret Life of Mae Lee Kwong", ia diundang ke sebuah sekolah menengah untuk mengajar menulis kepada para siswa. Di sana, ia bertemu dengan seorang siswa yang sangat amat mirip dengan karakter yang ia tulis. Akhirnya si siswa tersebut ditawarkan untuk menjadi model di sampul bukunya. Yang menarik, fotografernya ingin siswa itu untuk berpose melompat, karena karakter di buku itu, ia diceritakan sebagai seorang pesenam. Dan ternyata, si siswa dengan senang hati melakukannya karena ia juga berlatih gymnastik dan menari 4 kali seminggu. Waw! Merinding deh...

Oia, di workshop ini aku berkenalan dengan seorang Ibu dariJerman. Ibu ini sudah cukup berumur untuk dipanggil nenek, namanya Ulla Neuman. Walaupun udah berusia lanjut, Ulla masih tetap produktif, ia telah menerbitkan beberapa buku bahasa Jerman bergambar yang menceritakan seekor ayam berwarna biru, Violet. Seusai workshop, Ulla melihatkan draft buku Violet versi bahasa Inggris yang bercerita tentang pengalaman Violet berjalan-jalan ke Bali. Gambar dan ceritanya lucuuu deh...yang unik, di setiap bukunya Ulla selalu menyisipkan resep masakan yang dimakan Violet di buku itu. Ada spageti, meatball, atau...bubur kacang item....hihihi. Selesai mengobrol, ga disangka-sangka Ulla memberikan salah satu buku Violet ke aku! Hwaaaaa!!!! Ga nyangka banget deh!!!! Katanya, "Ambil aja, lagian kalo saya bawa pulang cuma menuh-menuhin koper. Banyak barang yang ingin saya beli dari bali." Hiks hiks, aku sampe terharuuu. Danke, Ulla! Saking surprisenya aku lupa untuk minta Ulla menandatangani bukunya!!!!!!!!! Duuuuuh lupa lupa lupa!!! Bete deh! Tapi gapapa, untung Kangkung masih sempet moto aku sama Ulla...hehehe.

pic by m'pri

Ubud writers festival memang sayang dilewatkan. Terlalu banyak inspirasi, kesempatan, dan teman baru yang bisa didapat disini. Setelah festival ini, otakku jadi ga bisa berhenti mikir. Mau nulis apa ya? Mau belajar apa ya? Mau buat apa ya? Aku juga jadi ngerasa keciiiil banget dan merasa masih banyak lagi yang harus dipelajarin. Karena di festival ini aku banyak ketemu orang-orang yang hebat, dan yang membuat mereka tambah hebat adalah di atas segala prestasinya mereka tetap rendah hati, tetap mau meluangkan waktu untuk berbagi ilmu, dan ga pernah sungkan menjawab kalau ditanya.

Aku juga salut sekali dengan mereka-mereka yang udah berumur, udah pensiun dari pekerjaannya, tapi tetap melanjutkan hidup dengan berkarya. Ga pernah bosan atau merasa ketuaan untuk belajar hal baru, menuntut ilmu sepanjang hayat masih dikandung badan. Hmmmmmpppph.....

Buat kamu-kamu yang belum ikutan Ubud writers festival tahun ini, dan tertarik untuk ikutan tahun depan tapi budget terbatas, sering-sering aja ngecek websitenya. Karena lewat websitenya kita bisa juga bergabung menjadi volunteer. Asik kan bisa ikutan berbagai workshop dan event gratis. Sampe ketemu tahun depan! Insha Allah....







Senin, 01 Oktober 2007

Ubud Writers Festival (2) - Writing Across Media

Deepika Shetty mungkin adalah perempuan mungil dengan penampilan sederhana dan karakter yang rendah hati. Tapi jangan salah, beliau adalah jurnalis handal yang pernah bekerja di The Times of India, dan kini bekerja di Singapura sebagai Produser berita untuk Prime Time Morning di News Asia dan juga memproduseri acara Off The Shelf.

Hari itu aku kepagian. Beberapa menit setelah aku sampai di bale-nya Ananda Cottage, Deepika pun muncul. Tangannya penuh dengan beragam peralatan, seperti kamera video (berukuran medium), handycam, tripod, juga beberapa tumpuk handout yang nantinya akan dibagikan. Kamera video? Masuk tivi dooong?!!! Asiiiiiiiiik! Hohohoho...

Peserta workshop kali ini didominasi oleh kaum muda. Walaupun ada juga peserta yang sudah berumur, dengan rambut dan janggutnya yang putih, beliau masih bersemangat untuk mempelajari hal baru. Aku salut sekali! Mencari ilmu emang ga boleh dibatasi oleh usia kan?

Setelah seluruh peserta berkumpul, workshop pun dimulai. Sesi yang pertama adalah pembahasan mengenai media cetak. Di awal sesi, Deepika memulai dengan menceritakan pengalamannya di saat awal-awal menulis untuk media. Upah pertama yang ia terima adalah US$ 8 saja. Pernah juga pada suatu hari artikelnya dirobek di depan matanya oleh sang dosen. Karena pada saat itu Deepika menulis hanya untuk mengejar setoran gaji dan hal itu terlihat dari tulisannya yang tidak bernyawa. Sang dosen berpesan, " Never ever write for the sake of writing alone. Writing has a larger purpose to serve." Sebuah pesan yang sangat membekas baginya, sampai-sampai hingga saat ini ia masih ketakutan untuk bertemu Sang Dosen. Apa kira-kira komentarnya setelah membaca tulisan-tulisannya sekarang? Begitu pikirannya.

Oleh karena itu ga heran kalau Deepika juga menyisipkan di workshopnya contoh-contoh penulisan headline yang fatal, asbun dan lebih gawat lagi, diterbitkan! Salah satunya : 'Bom Meledak di Sebuah Pemakaman, 100 Orang Meninggal Dunia'. Wakakakakak!!!!!! Deepika berpesan untuk berhati-hati dalam menulis untuk media cetak, karena kesalahan yang terjadi akan terpampang dalam waktu yang sangaaat lamaaaa....Hmmmmm.

Setelah itu kami diarahkan untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Setiap kelompok akan melakukan simulasi apa yang terjadi pada saat rapat antara penulis dengan editor. Salah seorang berperan menjadi editor dan yang lainnya berperan sebagai penulis yang akan mengajukan proposal topik yang akan diangkat sebagai headline dalam waktu yang terbatas. Dari seluruh topik yang diusulkan hanya akan ada satu topik yang dipilih oleh editor. Waktu yang dimiliki oleh editor untuk memilih topik adalah 2 menit saja. Ternyata susah juga mengeluarkan ide-ide dengan tenggat waktu yang terbatas. Sehingga ketika simulasi berakhir dan Deepika bertanya :

"Did you find it difficult to assure the editor in the limit of time that i gave you?"

Tentu aja jawabannya adalah: Yes!

Ternyata Deepika menjawab,

"Well, I'm telling you what, in the real life, that was a luxury! In the real life, editors are almost untouchables, maximum you only have 30 seconds to propose your ideas to them..."

Waw!!

Lalu para 'editor' membacakan masing-masing topik yang telah mereka pilih, Deepika pun langsung menggambarkan draft layout yang sesuai untuk masing-masing topik, lengkap dengan posisi iklan yang akan ditampilkan. Ia menjelaskan, mengapa setiap topik yang berbeda harus memiliki layout yang berbeda pula. Bagaimana memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada pembaca dalam ruang yang terbatas. Aku baru sadar, ternyata menarik sekali ya dunia jurnalisme itu. Butuh keahlian dari berbagai bidang ilmu untuk dapat menghasilkan sebuah karya yang layak diterbitkan kepada pembaca.

Sesi yang kedua adalah pembahasan mengenai media televisi. Asiiiik, kayanya ini nih bagian shootingnya. Hihihi. Bener aja, tiap-tiap kelompok ditugaskan melakukan simulasi talk show. Topik yang dibahas adalah film Black Diamond versus kontroversinya. Setiap kelompok bebas menentukan format acara dan peran masing-masing orang. Yang penting, acara berlangsung ga lebih dari 2 menit. Hasil shooting 'disiarkan langsung' di layar tancep (apa ya nama kerennya?) di depan kelas. Di sini baru ketawan semua orang sadar kamera. Begitu ngeliat kamera pada semangat deh! Makanya simulasi ini berlangsung seru. Ada yang berperan sebagai presenter, sebagai pengusaha berlian, demonstran, dan banyak lagi. Seusai simulasi, Deepika memberikan beberapa masukan dan tips tentang bagaimana tampil di depan kamera. Mulai dari pemilihan kalimat hingga bahasa tubuh yang digunakan.

Sesi yang terakhir adalah pembahasan media yang menjadi favorit Deepika : B-L-O-G. Ini mah favoritku juga! Agak suprise ketika banyak peserta yang masih belum terlalu familiar dengan media yang satu ini, namun Deepika dengan tetap bersemangat menjelaskan. Beliau juga memberikan beberapa contoh blog yang cukup powerful dan menarik ribuan pembaca dari seluruh dunia, salah satunya adalah My Marrakech. Maryam, sang webmaster, adalah orang Amerika yang tinggal di Marrakech, Maroko. Di blognya, beliau berhasil mengenalkan Marrakech ke seluruh dunia. Bahkan ketika di blognya ia bercerita akan menjual villanya yang pada saat itu belum selesai terbangun, tiba-tiba, ia mendapatkan belasan pembeli yang tertarik untuk membelinya. Villanya aja belum ada!

Deepika juga menceritakan pengalaman pribadinya tentang kekuatan blog yang membawanya berkenalan dengan banyak penulis terkenal karena ia mereview buku penulis tersebut lewat blognya. Mereka sangat berterimakasih dan akhirnya berkawan akrab dengan Deepika.

Ya Deepika, memang media blog itu bikin kecanduan ya? Sekali ngeblog, ngeblog trusssssss.....:D.

Jadi, kira-kira kapan ya aku muncul di tipi untuk ngebawain acara talk show? huehehehehe.....



Ubud Writers Festival (1) - Translation Workshop


Tanggal 25-30 september 2007 lalu ada hajatan besar di Ubud. Ubud Writers Festival 2007. Disini adalah saat-saat dimana penulis-penulis internasional 'turun gunung' dan berkumpul di Ubud untuk saling berbagi kabar, cerita dan pengalaman.

Sebelumnya acara ini sudah beberapa kali diselenggarakan, tapi, baru kali ini aku tertarik untuk berpartisipasi mengikuti beberapa programnya. Dua setengah tahun tinggal di Bali, ga sopan lah ya kalo ga ikutan :D. Program-program yang ditawarkan sangat beragam dan menarik. Ada peluncuran buku, meet the writers, workshop, story telling dan masih banyak lagi. Kali ini, aku tertarik untuk mengikuti beberapa sesi workshop. Cuma ikutan workshopnya aja udah bingung mau pilih topik yang mana. Kalo satu orang bisa berada di dua tempat bersamaan, kalo ga ada kerjaan lain, kalo ga disibukkan dengan kesibukkan Ramadan, pengennya sih ikutan semua ya....Karena semuanya dibawakan oleh narasumber yang kompeten di bidangnya, dengan topik-topik yang membuat penasaran dan biayanya untuk peserta lokal pun relatif murah, antara 100-150 ribu rupiah persesinya. Tapi setelah ditimbang, diamati dan dicermati, akhirnya aku memutuskan untuk cuma ikut 4 sesi workshop: Translation Workshop bersama John Mcglynn, Writing Across Media bersama Deepika Shetty, Life in the Road bersama Adam Skolnick, dan Writing for Children bersama Kirsty Murray.

Gimana cerita komplitnya? gini nih...

ps. untuk cerita workshop Life on The Road bersama Adam Scolnick, kangkung udah nulis panjaaaaaaaaaaaaaaaang di blognya. Silakan dibaca disana :).

Translation Workshop bersama John Mcglynn

John Mcglynn adalah translator yang sudah berpengalaman lebih dari 30 tahun menerjemahkan karya-karya sastra bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Beberapa di antaranya adalah karya-karya dari Pramoedya Ananta Toer. Beliau juga menjabat sebagai direktur Yayasan Lontar di Jakarta.

Beberapa minggu sebelum workshop ini diadakan, John mengirimkan pe-er via email ke masing-masing peserta. Setiap peserta mendapat jatah menerjemahkan dua buah cerpen mini yang terdiri dari kurang lebih 100 kata aja. Cerpen yang harus diterjemahkan berbeda antara peserta yang satu dengan yang lainnya. Kedengerannya sih ringan ya? Tapiiii......buset deh, beberapa cerpen ditulis dengan bahasa slank berat, malahan ada juga yang berbahasa sunda segala! Gubrag!!!! how am I suppose to translate this?

Akhirnya setelah jungkir balik buka buka kamus ( dan asistensi sama kakakku tercinta, hehe, tengkyu sis), selesai juga deh nih pe-er. Di cover letter aku curhat ke Pak John : 'pe-ernya susah banget! please deh, John...' hihihi

Di hari Hnya, seluruh peserta dikumpulkan di Taman Indrakila, Ubud. Dengan latar belakang pemandangan sawah terasering yang indah workhop pun dimulai. Separuh dari peserta adalah orang asing yang tentunya cukup fasih berbahasa Indonesia. Malah salah satunya adalah translator profesional, Pam Allen, yang pernah menerjemahkan novel Saman karya Ayu Utami ( kalau Cika di kelas workshop yang berbeda malah ketemu langsung sama Ayu Utami-nya yang menjadi peserta juga). Aduh, aku ngerasa amatiiiir sekali. Tapi justru karena itu aku ikutan di workshop ini bukan ? Untuk nyuri ilmu sebanyak-banyaknya dari narasumber dan dari peserta lainnya.

Pada saat workshop, John menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menerjemahkan suatu karya sastra berbahasa asing. Yang pertama adalah urusan teknis, memilih literatur seperti apa yang pantas diterjemahkan, menghubungi sang pengarang, urusan kontrak dan hak cipta, dan langkah-langkah lain yang harus dipertimbangkan sebelum kita mulai menerjemahkan karya tersebut.

Yang kedua adalah bagian bersenang-senang: menerjemahkan. Pada proses penerjemahkan suatu karya asing, tentunya akan banyak timbul pertanyaan karena perbedaan budaya, gaya penulisan, dialek dan sebagainya. Pada karya sastra indonesia, kata-kata slank dan dialek sangat sering muncul. Bagaimana menerjemahkannya? Bagaimana menerjemahkan 'elu' sementara di dalam bahasa Inggris tidak ada kata ganti slank untuk 'you'. Apa kata ganti yang tepat untuk 'Om-om' atau 'Tante-tante' di bahasa Inggris? Karena format workshop ini sangat interaktif, peserta dapat menginterupsi kapan saja untuk bertanya, berbagi pengalaman atau memberikan pendapatnya sehingga akhirnya kelompok workshop ini lebih menyerupai kelompok diskusi dengan beragam masukan-masukan yang segar dan pertanyaan-pertanyaan yang kocak yang timbul karena perbedaan bahasa.

Penasaran apa aja yang kami diskusikan? Salah satunya adalah cerpen mini karya Laila Achmad. Berjudul melahirkan:

Aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aah!!! Nakku...

Bagaimana kamu akan menerjemahkan cerpen ini ke dalam bahasa Inggris? Karena waktu John ditanyakan hal yang sama, beliau cuma bilang "I dont know". Huuuuh!



Minggu, 23 September 2007

Portraits of My Husband Part 3 - Turis Domestik

Eh ternyata masih ada stok foto...Lanjuuut...

Ceritanya kita berdua punya kesukaan yang sama, moto+jalan-jalan. Kalo lagi jalan-jalan ga ada objek foto, ya moto pasangan masing-masing dong...hehehe

Ontelio



Lebaran yang lalu pertama kalinya Kangkung diajak mudik ke rumah nenek di Klaten. Pagi-pagi kita berdua langsung deh kabur sambil bawa sepeda ontel. Naik sepeda keliling kota sampai ke depan Pabrik Gula Gondang Baru, Klaten. Sebetulnya pabrik gula ini menarik banget untuk dikunjungi, tapi anehnya cuma buka beberapa bulan dalam setahun. Jadi cuma bisa bolak-balik di depannya sambil latian panning. Panningnya sih gagal, tapi teteeeup....SMILE!!!

Reflection of a backpacker



Uhuyyy, kurusan eeeeuy...Cerminnya cermin cekung kali ya? hihihi


Don't tell me that our plane is delayed AGAIN?



Sejak pindah ke Bali jadi berasa frequent flyer. Well we don't fly THAT frequently, tapi kayanya seriiing banget liat pemandangan Cengkareng.


Awas mahluk planet!



Gini nih pemandangan kalo lagi hunting bareng.


Minggu pagi yang cerah,
'Mataharinya asik euuuuy....Hunting yuk!'
'Yuuuuuuuuuuuuuuk...!'

Pake aja motor supaya gampang nemplok, dan begitu ada objek yang oke, ga usah buka helm. Langsung shoot!

Dah ah....
Waktunya ubek-ubek hardisk lagiiii....

Sabtu, 22 September 2007

Homework - 8 Random Habits/Fact about Me

Entah mimpi apa semalem, tiba-tiba aja aku dapet pe-er dari ibu ini. Ceunah musti nulis delapan kebiasaan/fakta tentang diri sendiri. You mean like exposing my insanity to the whole world? Hayaaaaaah......Tapi gapapalah, demi temen ini hehehe...

Ini dia peraturannya:

1. Each blogger must post these rules.
2. Each blogger starts with eight random facts/habits about themselves.
3. Bloggers that are tagged need to write on their own blog about
their eight things and post these rules. At the end of your blog, you
need to choose eight people to get tagged and list their names.
4. Don’t forget to leave them a comment telling them they’ve been tagged and to read your blog.

Dan ini dia lembaran kerjanya:

1. Takut tangan!
Mungkin ini yang paling populer terutama di antara temen-temen kuliah. Tangan bukan sembarang tangan, tapi bagian pergelangannya pada saat dibengkokan ke posisi tertentu trus urat nadinya menonjol persis kaya posisi orang bunuh diri...Huwaaaaaaaaaaaaaaaaa....ngebayanginnya aja waktu nulis ini merinding!

Jadi kalo lagi ngobrol sama orang dan lawan bicaranya bertopang dagu dengan posisi sedemikian rupa, aku bakal nepis tangannya supaya dia ganti posisi. Tapi pastinya kalo si lawan bicara adalah orang-orang yang lebih superior sih ga berani dong. Jadinya aku cuma bisa pasrah dan berusaha sekuat tenaga supaya ga ngeliat tangannya.

Dan gara-gara fobiaku yang satu ini aku udah menghibur banyak orang terutama temen-temen kuliah yang fun banget ngegodain aku pake jurus yang satu ini. Teganya teganya tegaaaaaaa deh kalian semua!!!

2. Selain pergelangan tangan aku juga fobia binatang t---s. Hiiiiiiii saking jijaynya aku sampai ga mau ngetik namanya di artikel ini! Makanya aku suka banget sama kucing, karena kucing adalah musuh bebuyutan si itu. Makanya waktu temen-temen ngajakin nonton Ratatouille, aku langsung bilang 'NO WAY!'. Dan waktu ada rumor bakso 'itu' beredar di Bandung, langsung deh berbulan-bulan aku ga mau makan bakso. Hueeeek...cuih cuih!

3. Tapi kalau berhubungan dengan dunia mistis, aku relatif berani dengan catatan : SELAMA GA NONTON FILM HOROR. Malah seumur hidup minimal dua kali aku mengalami pengalaman yang beraroma mistis. Biasa aja tuh. Waktu jaman kuliah berlama-lama sendirian di kamar gelap di malam Jumat pun ga masalah. Tapiiii jangan coba-coba nonton film horor. Bisa berminggu-minggu ga berani tidur sendirian. Nonton 'Si Manis Jembatan Ancol' aja takut. Hihihi payah.

4. Telobsesi untuk bisa melafalkan huluf 'RRRRRR' dengan baik dan benal. Buat yang belum tau, aku kasih tau ya kalo aku ini cadel klonis. Masalahnya cala aku melafalkan huluf 'RRRRR' telnyata salah total! Kalau olang lain calanya dengan menggetalkan lidah, nah aku mah yang digetalkan malahan pipi. It wolks sometimes, tapi kebanyakan gagalnya dan yang paling palah akibatnya kalo ngomong 'RRRRR' jadi seling munclat. Hihihihi. Gala-gala ini aku pengen banget ikutan hipnotelapinya Lomi Lafael. Eh seliusan, benelan! Ada yang tau kontak nomelnya?

5. Komedo, ketombe, jerawat, kotoran kuping, kutu? Love them! Pastinya kalo benda-benda itu ga menempel di badanku dong yaaa...Tapi di badan orang-orang atau kucing-kucing di sekitarku. Kalo aku pulang ke Bandung, saudara-saudaraku pasti udah ngantri "Bersihin kupingku dong!", atau "Mo facial dong!", atau aku yang nawarin duluan, " Sini sini sini......." :D.
Kalau ga berprofesi seperti sekarang, pekerjaan apa yang aku mau? Hmmmm kapster kali hihihi...

6. Waktu kecil ga bisa tidur kalau ga adem. Jadi, semua bantal+guling musti masuk kulkas dulu baru deh mo bobo. Suer! Tanya aja ibu+tante-tante :D.

7. Suka jalan! Jalan disini bisa berarti travelling atau bisa juga berarti jalan kaki. Dulu di Bandung sering banget pulang kuliah jalan kaki. Kadang-kadang ketemu temen yang naik motor atau angkot trus mereka kasian dan aku ditawari tumpangan.

'Ga ga, emang pengen jalan kok...'
'Bener? Bukannya ga punya duit buat bayar angkot?'
S**l*n!

Pernah juga pas pulang kuliah pengen jalan-jalan ke Cikapundung, trus ada kakak kelas yang nyamperin, katanya dia pengen ikut.

'Duuuuh ga usah deh, ga bakal suka deh jalan-jalan sama aku!'

Eh dianya ngotot. Terus aku ajak jalan kaki jauuuuuuuuuuuh banget, baru deh kapok. Huahahaha, dibilangin ga nurut siiiih!

8. Waktu kuliah pernah bete banget sama Bandung sejak pemkot Bandung menebang puluhan pohon dan pernah berikrar (taela) begitu lulus kuliah ga mau tinggal lagi di Bandung dan pengen tinggal di desa yang masih hijau, hawanya sejuk tapi deket sama supermarket+mall dan ada koneksi internet :D. Waktu itu ngga kebayang dimana. Tapi ga lama setelah lulus malah terdampar di Payangan.

Pernah juga keucap calon suamiku nanti musti non-smoker, dan karena aku ga punya mantan pacar, pengennya dia juga ga punya mantan pacar. Kedengerennya impossible banget waktu itu. Tapi ternyata kejadian juga! So never under estimate a wish, Guys!

Gitu deh teman-teman...Puas puas????

Hmmmmm siapa aja yang bakal aku forward?

[mba]Mona-[mba]Naila-Kiki-Uzzie-[mba]Milla-Fika


Kamis, 13 September 2007

Suami Yang Aneh

+ Lagi nge-SMS siapa sih?

- Hehehe, biasa deh...ngebalesin SMS-SMS ucapan selamat ultah, nih dah aku sediain templatenya : "Amien amien, tenkyu ya :)". Cocok loh buat reply-an semua SMS selamat ultah!

+ Heeeuh repot amat, kalo aku mah ga pernah dibales da'...

- Iiiih ga sopan tau!

+ Yeeeyyy, ngapain juga dibalesin, itu mah sama aja sama ada orang ngasih kado seharga 350 perak trus kita balikin lagi 350 perak. Kalo aku mah gini nih caranya : pegang aja hpnya, buka message ucapannya trus teriak 'Hee-eeeeeeh...heee-eeeeeeh' *sambil berekspresi ngeden ala Hiro Nakamura setiap mau ber-teleport*, udah deh keterima pesennya..hehehe

-*speechless*

....dan untuk kesekian kalinya aku ingat betapa anehnya laki-laki yang aku nikahi ini...aneh lu kang!




Rabu, 12 September 2007

Marhabban ya Ramadhan dan Happy Birthday to Me!!!

Ga tau deh kapan lagi ada hadiah ulang tahun seistimewa ini.

Iya, hari ini bersamaan dengan datangnya bulan suci Ramadan, aku juga berulang tahun yang ke dua puluh...*titiktitik...:D*. HAPPY BIRTHDAY TO ME!!!

Seneng pastinya, karena di antara 364 kemungkinan, kok ya pas banget 1 Ramadan 1428 di Indonesia dan hampir di seluruh dunia jatuh pada hari ini, Kamis, 13 September 2007. Yang bikin lebih hepi adalah karena ga seperti tahun lalu perbedaan pendapat (nyaris) ga ada. So, hari ini semuanya bareng-bareng mulai puasa kan?? Atau ada yang beda? Siapa? Siapa?

Seperti biasa di setiap awal Ramadan perasaanku selalu bercampur aduk. Antara bersyukur karena aku masih diberi kesempatan untuk menikmati hari-hari penuh berkah, tapi juga deg-deg-an dan takut, apakah Ramadan kali ini justru akan lewat begitu aja seperti hari-hari lainnya? Semoga engga. Apalagi di Ramadan ini aku juga bertambah tua setahun hiks hiks, jadi pastinya harus lebih baik dong dari tahun-tahun sebelumnya...Amiiiin.

Setelah menjalani dua puluh sekian *keukeuh* tahun di dunia ini, kayanya ga ada lagi yang bisa terucap selain syukur. Alhamdulillah untuk hari-hari yang berwarna-warni dan manusia-manusia yang beranekaragam yang datang dan pergi, mulai dari yang inspiring, penuh kasih sampai yang pikatajongeun dan pikasebeleun. Tapi yang jelas semuanya membawa kesan, pesan, pelajaran dan pengalaman kehidupan ciyeeeeh.

Oia, di Ramadan kali ini ada satu keinginanku yang terkabul lo...Karena sejak bertahun-tahun yang lalu aku kangen banget sama hari-hari Ramadan yang bebas deadline! And now I have it! Huhuuuuy!!! Semoga aja malam-malam tanpa deadline yang tak kunjung henti ini bener-bener bisa dimanfaatin seoptimal mungkin, dan bukannya ketiduran sampai pagi trus bablas deh sahurnya...hihihi....

Marhabban ya Ramadhan

Ya Allah, jadikanlah usahaku di dalam bulan Ramadhan sebagai usaha yang Engkau terima, dan dosa-dosaku diampuni, amal perbuatanku diterima, dan seluruh aibku ditutupi, Wahai Maha Pendengar Dari Semua Yang Mendengar...

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujung-ujungnya dan sebaik-baik amalku adalah pada ujung akhirnya, dan sebaik-baik hariku adalah pada saat aku menemuiMu...

Amiin, amin ya robbal alamin.