Jumat, 09 November 2007

Mentari Masih Menyala Di Sini

Mungkin karena hari ini matahari menyengat lagi di Bali setelah beberapa hari hujan lebat. Ya, mungkin karena itu aku tiba-tiba ingat lagu 'Mentari'.

Ayooo masih pada inget ga lagu itu? Untuk yang sealmamater pastinya masih dong. Apalagi yang seangkatan. Apalagi yang waktu itu bareng-bareng jadi panitia OSKM. Hihihi...inget ga slogan panitia OSKM waktu itu : "OSKM, Chicken Soup for The Jomblo Soul." Terbukti setelah OSKM-nya bubaran jadi nambah deh deretan fans-fans baru...hahahaha *hueeeeeeeekkk*.


Balik lagi ke lagu Mentari. Lagu yang bermakna dalam ini diciptakan oleh yang terhormat Abah Iwan Abdurrahman. Entah dari tahun berapa lagu ini udah jadi theme song mahasiswa ITB dan beberapa kampus lainnya. Yang jelas Bapakku yang angkatan 73 juga familiar dengan lagu ini.

Ga sadar aku menggumam menyanyi lagu ini. Hmmmmmmm....Rasanya seperti balik lagi ke beberapa tahun yang lalu. Berbaris rapi di lapangan basket kampus. Berloncatan membentuk body wave. Pura-pura serius karena takut dimarahi para senior, padahal sumpah mati aku ga bisa nahan ketawa mendengarkan teriakan Danlap di depan barisan: "Perhatikan saya! Saya adalah senter (maksudnya 'center' gitu), saya adalah S-E-N-T-E-R!" Huahahaha....Gigi lo tuh senter.

Tapi waktu kami diajarkan lagu Mentari ini, ga bisa lagi deh cekikikkan. Setelah berulang-ulang menyanyikannya sepertinya ada yang menusuk hati. Irama lagu ini cenderung sendu, tapi liriknya betul-betul membangkitkan semangat dan idealisme.

Ah, idealisme. Ya ya, jaman mahasiswa dulu.

Jaman mahasiswa? Apakah sekarang udah ga ada lagi idealisme itu? Apa karena porsinya habis diambil alih deadline yang menumpuk? Atau bermacam tagihan yang harus dibayar? Atau apa? Hmmm...ga tau lah. Tapi kalau aku menghayati lirik lagu Mentari ini, "...gemuruhnya sampai di sini...di sini di urat darahku...."

Ya, kayanya ga ilang 100% kok. Mungkin persentasenya lebih sedikit, hey, kita hidup di dunia nyata kan?

Kalian semua gimana? Ayo semuanya periksa dan dengarkan baik-baik...Apakah masih ada 'gemuruh mentari' itu? Aku yakin masih ada. Tinggal bagaimana kita mengaplikasikannya aja dan menyeimbangkannya dengan kehidupan sehari-hari kita, ya kan? Sok bijaksana ah :D.
Mending sekarang kita nyanyi dulu bareng-bareng. Ngomong-ngomong, sekarang Danlap Senter itu apa kabarnya ya? Hihihi...

Ps:
-Terimakasih untuk Abah Iwan yang udah menciptakan lagu indah ini.
-Juga buat website Plano 97 yang mengkompilasikan lengkap lagu-lagu di jaman kuliah dulu, alus euy websitena!
-Cul, kamu masih nyanyi lagu ini ga di OSKM kemarin?

Mentari oleh Iwan Abdurrahman

Mentari menyala di sini
Disini, di dalam hatiku
Gemuruhnya sampai di sini
Disini, di urat darahku

Meskipun tembok yang tinggi mengurungku
Berlapis pagar duri sekitarku
Tak satupun yang mampu menghalangiku
Menyala di dalam hatiku

Hari ini hari milikku
Juga esok masih terbentang
Dan mentari kan tetap menyala
Disini, di urat darahku

1 komentar:

  1. masih masih..
    heu heu..
    emang lagunya ngena banget ya..
    tp aq g apalan.
    maklum tukang bolos oskm,hihi..

    p.s. mba,doakan aq ya lg pusing"an ma sedotan.hux hux..

    BalasHapus