Kamis, 01 November 2007

Kudeta


illustrasi oleh m'pri

Ga jauh kompleks perumahanku ada kompleks perumahan tetangga. Lokasinya berada di dataran yang lebih tinggi. Jalan paling dekat menuju sana adalah melewati jalan tanjakan yang kanan kirinya masih berupa kebun kosong dimana tumbuh rumput liar setinggi badan orang dewasa. Rumput liar ini biasa disiangi peternak sapi untuk makanan ternaknya. Di kaki tanjakan ada lapangan voli tepat anak muda kampung sekitar main voli setiap sore. Jalan tanjakan ini adalah area fitnessku. Jalan kaki naik turun tanjakan ini aja setiap pagi lumayan bikin keringetan loh. Apalagi kalau jogging. Wiih, dijamin bikin badan kenceng deh. Di puncak tanjakan, kalau kita bangun cukup pagi, bisa menikmati cantiknya matahari terbit di balik rimbunnya pohon kelapa di tebing seberang. Indah sekali.

Seperti daerah-daerah di Bali lainnya, ada banyak anjing di kompleks perumahanku. Ga cuma anjing kampung, tapi juga anjing ras yang bermajikan. Ayo kita itung satu-satu. Seengganya ada tiga anjing kampung yang ga teridentifikasi, satu item dan dua putih. Ada juga Tripod, anjing kampung berkaki tiga. Mungkin dulu area kekuasaannya ada di pinggir jalan. Terus setelah kecelakaan dan kakinya ilang satu, dia mengungsi ke kompleks perumahanku. Anjing kampung yang terakhir warnanya aneh banget, coklat muda dengan bercak-bercak hitam yang di sekujur tubuhnya. Terus ada Veno, anjing golden retriever berwarna kepunyaan Pak Dewo. Veno bukan anjing golden yang pintar, malah cenderung dongo. Bener loh, pemiliknya aja bilang kalau Veno itu anjing bodoh. Nah, yang terakhir adalah Poly, anjing kintamani berwarna offwhite milik Pak Hery yang tinggal di pinggir sungai. Poly kayanya adalah pemimpin geng anjing di kompleks ini. Galaknya minta ampun. Hobinya menggonggong memarahi orang yang lewat di depannya. Termasuk aku! Nyebelin deh!

Aku ga ngerti soal peranjingan, tapi kayanya anjing kintamani memang termasuk anjing yang galak dan cerewet. Minimal ada dua kasus yang udah terbukti. Pertama, si Tari, almarhumah anjing kintamani kepunyaan mantan bossku. Kata Pak Sapuan, baby sitternya, Tari ini ga mau dipegang kecuali olehnya dan Boss. Jangan berani-berani membelai Tari kalo ga mau digigit!

Yang kedua ya si Poly. Wajar sih kalo dia ngegonggong waktu aku ngelewat depan halaman rumahnya. Tapi kadang-kadang,Poly yang dibiarkan bebas berkeliaran, menggonggong juga waktu aku ada di depan rumahku sendiri! Iiiiiiiih rese!!!

Geng anjing ini, hampir setiap pagi berjemur dan bermain di lapangan voli dekat area fitnessku itu. Dari jauh Poly dan Veno udah menggonggong melihat aku datang. Padahal anjing-anjing yang lain kalem-kalem aja tuh. Mungkin minder karena mereka anjing kampung. Hihihi.

Nyebelinnya, geng anjing ini bukan cuma satu-satunya. Di kompleks perumahan tetangga ada satu geng anjing lain, juga di kebun kosong, satu geng anjing lagi menguasai tempat itu.

Pada suatu pagi aku lagi bersemangat banget untuk jalan kaki. Seperti biasa aku disambut gonggongan dari arah lapangan voli. Berisik sih, tapi karena udah biasa, aku terus menanjak ke atas ke kompleks perumahan tetangga. Tapi oh oh, apa yang sedang terjadi? Ternyata disana ada seekor anjing asing yang berusaha masuk ke lingkungan itu. Terang aja anjing asing itu diintimidasi oleh geng anjing di sana. Dikepung dari segala penjuru dan digonggongi. Pagi-pagi kok udah berantem sih? Aku turun lagi aja ah...

Eh, waktu aku turun, si anjing asing ikut berjalan di sebelahku. Sepertinya emang udah ga ada harapan lagi untuk dia masuk ke kelompok itu. Di belakang, geng anjing kompleks tetangga terus mengonggong.

Tapi.......masalahnya ga berhenti sampai di situ. Tiba-tiba gonggongan baru muncul. Geng anjing dari kebun kosong ikut-ikutan mengonggong, keluar dari balik ilalang dan mengintimadasi anjing asing itu.
Aku juga liat di bawah sana Poly cs mulai ikut mengonggong dan memamerkan gigi-giginya. Hey! Aku ga ikutan ya! Aku kan cuma jalan pagi!

Biasanya, setiap jalan pagi, ga cukup untuk aku bolak-balik sekali aja. Pagi itu pun rencananya aku masih akan melanjutkan jalan kakiku menanjak ke atas. Tapi begitu aku memutar badan, di atas sana udah berkumpul anjing-anjing banyaaaaaaaaaaak sekali! Semuanya menuju ke bawah untuk menyerang anjing asing tadi. Satu persatu anjing-anjing itu keluar dari balik rumput ilalang. Adegannya persis kaya di film-film cowboy dimana penjahatnya keluar satu persatu dari dalam bar. Aku terjebak! Toloooong!

Pelan-pelan dan berusaha ga menarik perhatian aku langsung angkat kaki dari sana. Sampai di rumah langsung deh aku ngomel-ngomel karena bete. ya ya pengennya sih langsung ngomel sama anjing-anjingnya, tapi nanti kena rabies lagi. Males!

Minggu lalu, setelah mudik lebaran agak lama, aku kembali ke rutinitas jalan pagi ini. Tapi, apaan tuh? Di puncak tanjakan kelihatan Poly sedang diintimidasi oleh geng anjing kompleks tetangga. Ga cuma itu, Poly juga dibuat menunduk-nunduk sampai terdengar suara merintih-rintih. Ya ampun! Padahal si Poly kan aslinya galak banget!!!!!

Ga lama kemudian, geng anjing kompleks tetangga mulai turun ke bawah. Sementara, anggota geng anjing kompleksku yang sedang menunggu Poly di lapangan voli mulai kabur berpencaran! Kompleks kita dikuasai!!!!!!

Geng anjing kompleks tetangga ini dipimpin oleh anjing putih yang lebih galak dan lebih menyebalkan dibandingkan Poly. Anjing putih ini terus mengonggong mendekati aku. Dia ga menjauh biarpun aku udah menghentak-hentakkan kaki berkali-kali. Baru waktu aku mencoba melempar gelas aqua kosong anjing itu sedikit menjauh. Tapi ga lama, dan anjing itu mulau menggonggong sambil mendekati aku lagi. Kabuuuuur!!!!!!

Akhirnya aku mengubah rute jalan kakiku ke tempat yang lebih ramai. Tapi anjing-anjing itu mulai menguasai seluruh kompleks. Sampai di depan rumah Pak Anang, tetanggaku ini sedang berjemur di depan rumahnya. Pak Anang baru pulang ke rumah setelah lama diopname di rumah sakit. Makanya dia juga heran melihat populasi anjing yang bertambah.

"Wiiiih banyak banget ya anjingnya?!", katanya sambil mengayun-ngayunkan tongkat, mengusir anjing yang mendekat.

"Iya ni pak, anjing-anjing di kompleks kita kalah perang...Payah!"

Hari itu, agenda jalan kakiku gagal lagi. Sebel.

Untungnya, beberapa hari terakhir ini Poly cs berhasil mengambil balik kekuasaan. Situasi kembali seperti dulu. Aku lihat geng anjing kompleks tetangga cuma berani bersantai di depan kandang sapi di atas tanjakan sana. Bagus!!! Jangan berani-berani lagi turun ke kompleksku ya! Kalian bau, budukan, suka kawin sembarangan lagi!

Wahai anjing-anjing tetangga, untukmu kompleksmu dan untukku kompleksku. Jangan suka ambil-ambil wilayah orang sembarangan. Ko kaya negara tetangga kesayangan Indonesia aja.. Peace ah....:D


3 komentar:

  1. gaya atika bercerita: lumayan runut dengan kacamata ibu muda yang kadang sok dicentil-centilkan.
    kadang majas hiperbola digunakan untuk menyegarkan tulisan. contoh: "Sementara, anggota geng anjing kompleksku yang sedang menunggu Poly di lapangan voli mulai kabur berpencaran! Kompleks kita dikuasai!!!!!!"
    sedikit kesalahan tata bahasa seperi "disini" yang seharusnya "di sini" tidak mengurangi keinginan para pengagum blognya untuk tetap mengikuti tulisan-tulisan ibu ini.

    salam

    BalasHapus
  2. ah prabham, masya syiiiih eikeh centil??? *wink wink* :D

    BalasHapus
  3. perumahan yang menyeramkan.. hihihi

    BalasHapus