Rabu, 14 November 2007

Televisi Oh Oh...

Gimana perasaan kamu kalau Ayah tercinta kamu tertangkap polisi karena kasus narkoba untuk kedua kalinya? Terpukul, sedih, marah, kecewa? Dan gimana kalau di saat seperti itu kamu harus mendengar pendapat dari orang lain yang tidak berdasar, menghakimi dan memojokkan? Sakit hati pastinya...

Mungkin itulah yang dirasakan oleh keluarga aktor senior Roy Marten saat ini setelah mendengar berita mengagetkan beberapa hari yang lalu. Aku memang bukan penggemar beliau, atau putra-putri beliau yang beberapa di antaranya meneruskan jejaknya menjadi selebriti, tapi aku ikut prihatin mendengar beberapa pemberitaan di infotainment yang secara terang-terangan menghakimi beliau. Contohnya hari ini di salah satu infotainment, sang presenter membacakan kalimat berikut dengan ekspresi judes:

"....ternyata keterlibatan Roy di kampanye anti narkoba hanyalah sandiwara belaka..."

Aku ga habis pikir, siapa sih si scriptwriter infotainment tersebut? Apakah dia sangat mengenal Roy Marten atau dia adalah paranormal yang bisa mengetahui isi hati setiap orang, sampai mampu menuliskan script seperti itu. Apakah dia selain scriptwriter infotainment juga merangkap sebagai penulis sandiwara, sehingga tahu kalau Roy Marten sedang bersandiwara? Ga kalah tega lagi Mbak Presenternya sebagai penyampai opini. Mungkin Mbak Presenter itu hanya membaca dengan mata dan mulut, tapi tidak dengan otak dan hati. Kasihan Roy Marten...

Lain lagi ceritanya Aa Gym, waktu beberapa bulan lalu beliau memberitakan bahwa beliau telah menikah lagi untuk kedua kalinya.

Ngomong-ngomong soal poligami, sebagai muslimah aku mengimani hukum Allah SWT tentang poligami. Rasulullah SAW sudah mencontohkan bagaimana, dengan alasan apa dan tujuan apa seorang Muslim dapat berpoligami. Tapi, kalau aku ditawarkan untuk dipoligami, hey hey, NO! Jangan protes dulu, dari riwayat Rasul yang aku pelajari, perempuan boleh kok menolak untuk dipoligami. Dan aku pernah tersinggung luar biasa waktu seorang pengusaha rumah makan mengadakan Poligami Awards yang tujuannya untuk mengkampanyekan poligami. Katanya dengan poligami ( poligami versi dia tentunya..) negeri ini akan lebih makmur karena semua perempuan akan ada yang menafkahi. Oh please! Pak, Pak, kita hidup di abad 21, perempuan jaman sekarang bisa kok cari duit sendiri. Kalau mau kampanye mending yang lebih bermanfaat deh! Itulah yang bikin aku sedih. Banyak pelaku poligami di Indonesia yang seakan-akan melupakan contoh Rasulullah SAW dalam berpoligami.

Yak, balik lagi ke Aa Gym versus infotainment. FYI, aku juga bukan penggemarnya Aa loh. Tapi aku kasihan melihat Aa Gym waktu itu. Para wartawan gosip seakan-akan menghalalkan segala cara untuk meningkatkan rating acaranya. Rekaman video Teh Ninih yang sedang berkaca-kaca disiarkan dengan narasi yang dilebih-lebihkan. Malah, rekaman putri bungsu Aa yang sedang menangis pun ditayangkan dengan narasi yang dipaksakan. Ya ampuuuun.....Anak balita nangis mah udah biasa kale. Mungkin pengen es krim atau balon tapi ga dikasih. Aku juga ragu apa dia udah ngerti kalau Ayahnya berpoligami. Ga gitu banget deh...

Sampai sekarang Aa Gym ga pernah memberitakan secara eksplisit alasan beliau berpoligami. Menurut aku semestinya kita semua menghargai keputusan beliau dan mengagumi ketabahan Teh Ninih. Setiap orang bertanggung jawab akan keputusannya sendiri-sendiri kan? Orang lain yang ga berkepentingan ga perlu ikut campur.

Mungkin doa Aa Gym supaya pemberitaan tentang dirinya mereda akhirnya dikabulkan dengan meninggalnya Alda Risma ( busyed kasian amat Alda yak? :D). Lagi-lagi para suksesor infotainment bersikap berlebihan dalam memberitakannya. Yang paling parah, beberapa bulan setelah Alda meninggal, Taufik Savalas menyusul dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Bayangkan bagaimana perasaan keluarga Alda waktu salah satu infotainment membandingkan antara Alda dengan Taufik. Singkat cerita, menurut infotainment tersebut, Taufik meninggal dalam kondisi dicintai dan terhormat, berbeda dengan Alda. Duh duh, kalau aku adalah salah satu anggota keluarganya mungkin aku udah mengutuk-ngutuk infotainment yang bersangkutan....

Yah begitulah infotainment. Mau ga nonton, televisi lokal kita sepertinya ga punya tayangan lain ( kecuali kalau kamu mau nonton sinetron...Yaiiiks!). Mau nonton, lama-lama acara ini memang basi kalau kata Naif. Seperti vetsin, sedikit emang gurih dan bikin nagih. Tapi kebanyakan, bisa bikin pusing kepala dan menyebabkan kanker! Oh tidak!

Kalau para pelaku infotainment itu adalah umat Muslim, mungkin mereka lupa bahwa topik yang mereka beritakan bisa menjurus kepada ghibah. Rasulullah SAW sendiri mengibaratkan ghibah seperti "memakan bangkai saudaramu sendiri, pasti kamu akan merasa jijik." Kalaupun para pelaku infotainment itu adalah non-Muslim, mungkin juga mereka lupa bahwa undang-undang di negara manapun mengharuskan praduga tak bersalah pada tersangka pembunuhan sadis sekalipun.

Apakah atas nama kebebasan pers dan kebebasan berpendapat kita boleh melupakan norma agama, norma hukum dan moral? Kasihan sekali bangsa ini kalau begitu. Setahuku negara ini bukan negara liberal yang berlaku sebebas-bebasnya untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Ataukah kita sudah berminat untuk pindah haluan? Aku pribadi TIDAK akan mau.

6 komentar:

  1. Hi Roy,
    Terlepas dari apapun kontennya, ini keseharian tv publik kita. Konsumsi yang laku dijual mau dengan borax atau formalin, beracun, meracuni, opini liar yang berlari lari. Kalauu fakta belum bisa dijual 1001 opini siap dijual. Efeknya? rating bagus.

    BalasHapus
  2. smoga semangat 'gak pindah haluan'-nya ikeoww, menular juga ke smua orang. ya.. mungkin terlalu mimpi kalo smua orang harus jadi baik.. tapi ga da salahnya menjaga diri untuk selalu jadi baik. hmm.. ya gitu d.. (pusing. hehe)

    btw, ngomong2 soal poligami, jadi inget kata bu dewi.. laki2 tuh sharusnya kl mau nyunah ya poligaminya beneran kaya rasul, baru poligami setelah istri pertama meninggal. hehehe...

    BalasHapus
  3. Artikel-artikel di blog ini bagus-bagus. Anda bisa lebih mempopulerkan lagi di Lintasberita.com akan lebih berguna buat pembaca di seluruh tanah air. Salam Blogger!

    http://www.lintasberita.com/Hiburan/Televisi_Oh_Oh---/

    BalasHapus
  4. pri.. ini kan roy yang ngisep sabu, bukan roy yang ngumpulin foto2 porno artis atau nemu indonesia raya 3 stanza itu..
    kumaha sih akang? lieur?

    kan pepatah bahasa sunda kuno berkata video kills the radio star.. jadi roy marten membunuh ferry fadli..

    BalasHapus
  5. ealah,abis baca komennya prabham aku baru ngeh deh maksudnya mpri....hahaha *malu*

    ngomong-ngomong kok roy marten ngebunuh ferry fadli...ferry fadli teh saha?

    BalasHapus
  6. ferry fadli adalah pemeran brama kumbara dalam drama seri radio saur sepuh yang menghebohkan dunia peradioan di tahun 80-an. saat drama itu diangkat ke layar lebar, ternyata ferry fadli sama sekali tidak cocok memerankan brama kumbara yang harus gagah perkasa dan tinggi besar soalnya ternyata ferry fadli ceking dan kurus.

    ga ada hubungannya dengan roy marten.. hihi...

    BalasHapus