Rabu, 07 Oktober 2009

Who Let The Dog Out?

Tadi malam di kompleks kita kedengeran suara anak anjing berkaing-kaing. Anak anjing yang mana ya? Karena hari-hari sebelumnya ga pernah ada suara puppie yang menangis-nangis seperti itu. Pastinya bukan anjing yang dipelihara oleh penghuni kompleks kita. Ini pasti anak anjing liar.

Pagi harinya baru dugaanku terbukti. Ada anak anjing berkeliaran di depan rumahku. Bentuknya jauh dari lucu, umurnya paling baru 2 bulan atau kurang, warna bulunya ga jelas karena skabies yang parah, badannya kurus dan jalannya tertatih-tatih. Nelangsa banget deh! Lebih nelangsa lagi karena ga beberapa lama kemudian ada mobil yang ga sengaja melindas kaki belakangnya. Ya ampuuuuuun.....malangnya anak anjing ini! Sepanjang pagi dia cuma berkaing-kaing sambil berkeliaran dengan kaki belakangnya yang luka. Duduk di satu sudut, lalu pindah ke sudut lain karena diusir oleh si empunya pekarangan. Ga tega deh ngeliatnya.

Terus aku ingat, beberapa bulan yang lalu di kompleks kita ini banyaaaak sekali anjing liar berkeliaran. Bentuknya udah ga jelas. Ada yang kakinya tiga, bahkan ada yang kakinya cuma dua! Ada yang setiap bulan kerjaannya beranak melulu dan makin memperbanyak populasi anjing liar di kompleks ini. Uuuuugh....Anjing-anjing itu ga ada yang merawat, jadi kondisinya memprihatinkan. Sangat ga enak dilihat. Belum lagi suara gonggongannya yang berisik setiap malam ditambah pula dengan issue rabies yang melanda Bali. Help us God!

Lalu tiba-tiba suatu hari ada mobil BAWA datang dan membawa seluruh anjing-anjing itu. Dan sejak itu kompleks kita terbebas dari anjing liar. FYI, BAWA - Bali Animal Welfare Association - adalah LSM yang bergerak di perlindungan dan perawatan anjing dan kucing liar. Kantor pusatnya berlokasi di Ubud. Salah satu program mereka adalah merawat anak anjing liar supaya ada keluarga yang mau mengadopsi mereka. BAWA juga menyediakan layanan ambulance gratis untuk anjing dan kucing. Kalau suatu hari kamu main ke Ubud sekitar jam 10 pagi, kamu pasti bakal nemuin para staff BAWA sedang mengajak anjing-anjing yang dipelihara di sana olahraga pagi. Hmmm...yang olahraga siapa ya? Anjingnya atau orangnya: :P

Awalnya aku agak skeptis dengan LSM ini. Ngapain sih ngurusin anjing? Orang juga masih banyak yang butuh bantuan....Tapi ternyata pendapatku itu sangat salah, karena di alam semesta ini semuanya saling berhubungan. Apakah itu manusia, hewan, binatang, bebatuan dan lainnya. Minimal manfaat yang aku rasakan sejak BAWA datang dan membawa anjing-anjing liar di kompleks ini adalah aku bisa tidur lebih nyenyak. Ga ada lagi cerita tidur keganggu karena gonggongan anjing. Aku juga ga ngerasa was was soal issue rabies, dan suasana di sekitar rumah juga menjadi lebih enak dilihat. Terimakasih BAWA untuk kerelaannya memperhatikan masalah yang luput dari perhatian banyak orang.

Anyway, balik lagi ke anak anjing yang kakinya luka tadi. Akhirnya aku menelepon BAWA dan minta supaya mereka datang. Aku sih mewanti-wanti supaya mereka datang ga lebih dari jam 10 pagi karena aku akan keluar rumah sampai sore, tapi mereka ga dateng-dateng. Sempat agak su'udzon sih...Jangan-jangan ga serius nih ambulance gratisnya, karena sampai saat aku pulang pun si puppie masih tergeletak tak berdaya. Tapi ga lama setelah aku di rumah teleponku berdering dan para petugas BAWA mengatakan kalau mereka sudah hampir sampai. Alhamdulillah....

Sayangnya, sepertinya udah terlambat untuk menyelamatkan si puppie. Kakinya sudah patah sampai pangkal paha dan darah yang keluar sudah terlalu banyak. Dan akhirnya si puppie disuntik mati untuk mengakhiri deritanya :(.

Salah satu petugas BAWA bercerita kalau sepanjang hari ini sudah beberapa kali mereka terpaksa menyuntik mati anjing liar yang kondisinya terlalu parah untuk diobati. Ada juga anjing yang menderita gejala rabies sehingga anjing itu menjadi prioritas utama program hari ini supaya si anjing tidak sempat melukai manusia. Sibuk ya BAWA....Yah mau gimana lagi? Tangan BAWA kan cuma dua...Dan untuk kerja keras dan keseriusan mereka itu, aku angkat topi untuk BAWA. Semua itu yang ujung-ujungnya pun untuk kebaikan manusia juga kan.... I salute you.

BAWA CLINIC 0361- 981490

Jumat, 11 September 2009

I'm Listening to......Native Deen!!

Native Deen, kelompok nasheed asal Amerika ini punya lagu-lagu yang keren dengan lirik yang sangat dalam. Salah satu lagu yang paling paling paling aku suka adalah lagu Tala'al Badru yang di aransemen ulang. Aku merinding setiap mendengar lagu ini.

FYI, shalawat tala'al badru dikumandangan pada saat Rasulullah SAW pulang dari perang Badar ke Madinah dengan membawa kemenangan besar. Lirik lagu ini betul-betul menyentuh dan membuat aku lebih menghargai seluruh perjuangan keras Rasulullah SAW untuk menegakkan ajaran Islam sehingga bisa bertahan hingga sekarang. Tanpa perjuanganmu ya Rasul, aku tidak akan pernah mengenal Islam. Masya Allah....

Allahumma shalli 'ala Muhammad
Ya Rabbi shalli 'alaihi wa saliim
Allahumma shalli 'ala Muhammad
Ya Rabbi shalli 'alaihi wa saliim...

Let's sing!

TALA'AL BADRU - by Native Deen

He eyes slowly rising
Sunrise warms the horizon
Sand dunes form in the distant
He's up and out in an instant

The crowd there, all were waiting
Watching and, anticipating
A man appears from afar
Could it be the one sent by Allah

He shouts .Here comes the prophet!
His face is a light that drives out the darkness
Words are alive, his message is living
Joy everywhere, our voices are singing

Chorus
Tala'al-Badru 'alayna,
min thaniyyatil-Wada'
wajaba al-shukru 'alayna,
ma da'a lillahi da'
Ayyuha al-mab'uthu fina
ji'ta bi-al-amri al-muta'
Ji'ta sharrafta al-Madinah
marhaban ya khayra da'

He steps and reaches to touch
This man who suffered so much
His own troubles could not compare
To the Prophet scorned everywhere

He was shunned away by his own kin
Ridiculed and stoned by the townsmen
His blood was shed for the truth
But never was he vengeful or rude.

Then the Prophet turns and he smiles
Radiance that spreads out for miles
Embraces his hand with kindness and care
His heart sings out for all those to hear!

Chorus

Wakes up, alarm clock is ringing
Moonlight, sun hasn't risen
Faint sound of cars on the street
But inside his heart he feels peace

He starts recalling the dream
The Prophets face he has seen
Remembers well the tradition
In a dream it truly will be him

Allah, oh what a feeling
So many years he followed his teachings
And this is greatest time in his life
He prays to Allah and sings through the night

Chorus

Welcome, best caller to Gods way
With a word to be obeyed
Like a bright moon in the valley of darkness we lay
2x
Back to top

Terjemahan Tala'al Badru:
The Moon Has Shown His Light to Us

the moon has shown his light to us
after the farewall
thanking is our duty now
so whoever can pray to God , pray

oh our messenger among us
you came with an order from God
you came and brought honor to the city *madina munawara in saudi arabia*
you're welcome oh the best preacher

the moon has shown his light to us
after the farewall
thanking is our duty now
so whoever can pray to God , pray

Native Deen, we're looking forward to having you to come to Indonesia!!!

Senin, 24 Agustus 2009

Batik Booties

Minggu lalu, Bu Nengah, tetangga kita melahirkan anak keempat sekaligus putra pertamanya. Jadi sekarang keluarga Pak Nengah udah lengkap deh anaknya dari Putu sampai Ketut. Bu Nengah bisa stop hamil sekarang....atau... mau mulai ronde kedua? Hwahaha...

Biar ga nengok dengan tangan kosong, bikin sepatu bayi lagi ah...Udah coba belum pola sepatu ini? Menyenangkan loh....Bahan yang dipake dikiiiit banget, jadi bisa pake sisa-sisa terakhir kain perca di rumah. Jangan terintimidasi sama bentuknya yang imut-imut. Ngejahitnya ga susah kok....

Kali ini aku pake kombinasi kain perca batik sama blacu putih ah...Supaya agak-agak manly gituh, kan anaknya cowo :) .... Nah ini dia jadinya....

Uhuhuhuhu....Kawaii ne ?!!

Buat hiasannya, aku pake fabric yoyo dari bahan blacu yang sama, trus potongan batik yang dilapisin kain keras supaya serat kainnya ga brudul plus kancing bekas cabutan dari celananya M'pri yang udah sobek dan ga bisa dipake lagi. Total belanja buat bahan : Rp. 0,00 :D.

Sekarang ayo kita bungkus!

Kertas kadonya juga ga beli loh. Ini kertas kado bekas ngebungkus oleh-oleh dari Bangladesh. Lucu deh kertasnya. Sebenernya ini cuma kertas coklat biasa yang disablon manual pake cat putih. Kertas ini udah berbulan-bulan disimpan sambil menunggu saat yang tepat untuk di-reuse. Akhirnya saat itu datang juga!! *lebay*

Kamis, 20 Agustus 2009

Marhaban Ramadhan, Bye Bye Remnants


Seperti biasa, setiap menjelang Ramadhan, kesibukan beres-beres rumah dimulai. Dan seperti biasa juga, setiap acara beres-beres rumah selalu ada sesuatu yang bikin hatiku gundah gulana, dilema, bingung, galau dan sakit kepala *sibuk*. Sesuatu yang bikin bingung itu apalagi kalau bukan penyakit 'compulsive hoarding' yang bikin aku selalu kesulitan membuang barang-barang bekas. Uuuugh makanya rumah ga bisa rapih! Hihihi alasan. Nah topik 'compulsive hoarding' kali ini adalah kain-kain perca. Hmmmm...Untungnya aku udah punya solusinya. Eits sabar, silakan baca sampai selesai ya :).

Kain-kain perca emang selalu bikin para crafters bingung. Cara paling gampangnya sih dibuang aja atau kasih ke pemulung. Tapi rasanya ga tega. Lagian itu juga ga bakal nyelesein masalah. Ujung-ujungnya cuma jadi sampah. Padahal kain-kain itu motif dan bahannya bagus-bagus loh. Tapi kalau ga segera disingkirkan pasti lama-lama rumah akan ketimbun sama tumpukan kain-kain perca. Karena urusan belanja kain baru pun jalan terus, betul? ;)

Beberapa minggu yang lalu aku mencoba merapikan kain-kain perca ini dan ujung-ujungnya malah tambah frustasi karena volumenya yang buanyaaak dan bentuknya yang ga beraturan. Aaaaaagh....Aku ga mau liat kain-kain ini lagi. Berarti kain-kain ini harus dihabiskan! Titik! Berarti aku harus membuat sesuatu dari kain-kain ini, dan ga boleh beli kain lagi sampai kain-kain yang ada habis. Hiks hiks...padahal bulan depan kan mau pulang ke Bandung dan kain-kain di sana murah-murah. Aku pasti ga tahan untuk ga belanja :((.

Makanya, ayo dong mulai proyek kain percanya! Hmmmm...aku pikir-pikir kriteria proyek kain perca ini harus yang super simpel dan super gampang, supaya menjahitnya cepat dan kain-kainnya cepat habis. Terus setelah barangnya jadi, mau disalurin kemana ya? Apakah dijual, atau dihadiahkan ke teman/saudara, atau disumbangkan aja? Akhirnya setelah brainstorming lumayan lama, sang ilham datang juga. Kesimpulannya, kain-kain ini akan aku upcycle menjadi tempat pensil, yang setelah jadi akan diisi dengan stationary, terus....dibagi-bagiin deh ke yang membutuhkan. Sip!!! Aku suka ide itu!

Kebetulan, untuk stationary-nya pun aku ga perlu beli, karena Naomi-chan punya banyak stok donasi stationary dari teman-teman di Jepang. Waktu aku cerita tentang ide ini ke dia, Naomi juga langsung setuju. Malah Naomi juga ngusulin supaya aku buat target jumlah tempat pensil yang akan dibikin supaya bisa dibuat nama 'gerakannya'. Contohnya : 'Gerakan 100 Tempat Pensil' ; atau bisa juga disesuain sama HUT RI: 'Gerakan 64 Tempat Pensil'. Hohohoho asal ga disesuain sama jumlah tahun hijriyah aja : 'Gerakan 1430 Tempat Pensil'....Bisa pingsan!

Sayangnya, aku blom bisa nentuin berapa banyak jumlah tempat pensil yang akan aku bikin. Karena aku cuma bisa bikin di waktu-waktu luang aja. Tapi yang pasti, setiap hari selalu ada jadwal membuat tempat pensil. Waktu favoritku biasanya malam sebelum tidur. Untungnya aku udah married, jadi mitos orang-orang jaman dulu yang bilang ngejahit malam-malam bikin susah jodoh udah ga berlaku lagi deh. Wakakakkkk.....

Oia, tempat pensil yang aku buat modelnya sederhana banget kok. Sebenernya sih ini 'drawstring bag'. Aku pilih model ini karena membuatnya gampang banget, dan ga butuh aksesoris macem-macem. Kamu juga bisa bikin! Sebenernya memang itu tujuannya aku nulis artikel ini, untuk membagi ide supaya para crafter lain membuat proyek yang sama.

Ga usah melulu tempat pensil kok, bisa juga proyek-proyek sederhana lain seperti tote bag, atau mungkin baju bayi, atau selimut, atau yang lainnya. Intinya, kain-kain bekas kita ga terbuang menjadi sampah dan malah bermanfaat untuk orang lain. Mumpung bulan ini adalah bulan Ramadhan dimana seluruh amal baik dilipatgandakan ganjarannya. Pastinya kita ingin memperbanyak amal ibadah di bulan ini kan?


What do you think? Quote dari rumah makan padang :
" Kalau kamu ga suka bilang sama saya, kalau kamu suka bilang sama orang lain." :)

Kalau kamu suka dan ingin memulai proyek yang sama, ada beberapa tips yang mungkin berguna:

- Mulai dengan Basmallah, supaya niat kita murni ibadah lillahita'ala.
- Sortir bahan-bahan katun lebih dulu karena bahan katun paling mudah dijahit, terus sortir berdasarkan warnanya.
- Potong-potong sekaligus banyak, ukuran drawstring bag yang aku buat bervariasi tergantung potongan kain yang ada. Kira-kira ukurannya cukup untuk panjang pensil/pulpen.
- Mulai jahit kantung-kantung yang warnanya sama sampai selesai, baru pindah ke warna lain. Jadi ga usah terlalu sering gonta-ganti benang di mesin jahit.
- Oiya, buat kombinasi warna yang menarik dan buat serapih mungkin. Lagian, apa asiknya buat barang yang ga bagus :).

Daripada sambil puasa cuma tidur, atau nonton sinetron Ramadhan yang ga jelas, atau ga ngapa-ngapain, mending bikin ini yuk!

Senin, 13 Juli 2009

Baby Booties Part 2

Bulan Juli = bulan kelahiran bayi-bayi.

Setelah tanggal 5 kemarin kakakku melahirkan bayi laki-laki pertamanya *welcome my nephew!*, hari Sabtu kemarin tetanggaku juga melahirkan anak perempuan keduanya. Congratulation!

Saatnya beraksiiiiii...Ayo bikin kado!

Buat keponakanku tercinta Tante bikinin gendongan bayi sama dua kimono bayi yang lucu-lucu yaa. Sayang ga sempet difoto...Tapi lucu kok hasilnya, percaya deh..;)

Buat tetanggaku aku bikinin sepatu bayi aja deh. Kan udah pernah buat tuh sebelumnya, jadi sekarang ga terlalu lama ngebuatnya, cuma sekitar satu setengah jam aja. Aku bikin tadi malem sebelum tidur dan langsung dikasihin pagi ini. Bahannya bener-bener bahan sisa. Aku sampe heran sama bahan katun pink totol-totol ini, kayanya udah dijahit jadi berbagai macam barang tapi tetep aja ga habis-habis. Kain ajaib! Itulah enaknya bisa ngejahit, bisa make perca-perca sampe titik darah penghabisan. Itu sama dengan penghematan, betul Buuu?

Supaya lebih C-U-T-E ditambahin button simpul-simpul Jepang. Kalo bahasa Jepangnya ini namanya simpul kagome. Aiiiiih lutunaaaaaa....Biar bikinnya cepet tapi aku cukup puas dengan hasilnya. Seengganya tumpukan perca-perca di ruang jahit lumayan berkurang sedikiiit...Ini jadinya....TA DAAAAAA.....


....dan ini bungkusnya....Pake kertas krep *sisa*, tag dari kertas concord *sisa*, dan potongan kecil pita *sisa*. Yes I am cheap, so sue me! :P

Minggu, 12 Juli 2009

Green Weekend Project

Since you cannot be destroyed......

...............so I turned you into cosmetic pouch instead....

KAZAM!

This easy and fun weekend project give those pesky used plastic bags a second and more meaningful life. The cosmetic pouch I made was made from 100% recycle plastic bag except for the zipper and bougenville flowers for embelishment. I really loooove it...!!! So you, people, should give it a try! Click here for a complete tutorial.

Senin, 01 Juni 2009

Muslim Clerics, Facebook, and the Post’s Hidden Agenda

Aku ngerasa punya kewajiban moral untuk meneruskan email ini.....
__________________________________________________

Teman-teman, 3 hari yang lalu saya menulis surat ini dan kirim ke Jakarta Post. Saya berniat protes atas berita miring dari Associated Press yangdiangkat dan masuk Jakarta Post selama beberapa hari. Berita heboh tentang Facebook muncul setelah sebuah forum kecil di Kediri membahas baik-buruknya situs jaringan sosial seperti Facebook, dan bahas apa lebih baik diharamkan atau tidak kalau digunakan secara berlebihan dan tidak benar. Ternyata berita ini di Republika dan Kompas cukup jauh berbeda dengan Associated Press dan Jakarta Post yang mengatakan 700 kyai/ustadz (lalu besoknya menjadi 1.700 kyai) berkumpul untuk membahas beberapa perkara, dan kemudian membuat fatwa bahwa Facebook haram.

Tapi di Kompas, dijelaskan bahwa ini hanya sebuah forum kecil antar pesantren yang dihadiri oleh 700 SANTRI dan nama 3 kyai disebut sebagai perumus makalah yang dibahas.

Saya kirim surat ini dalam bahasa Inggris ke Jakarta Post untuk memprotes sikap mereka yang selalu menghujat dan meremehkan Islam dengan sengaja, seakan-akan Jakarta Post lebih tahu Islam yang baik seperti apa (= Islam Liberal), dan mereka punya program tersembunyi untuk menjelekkan nama baik Islam dan menggantikannya dengan Islam Liberal.

Saya dapat balasan dari Jakarta Post yang mengatakan bahwa isi dari surat saya “akan dibahas secara internal saja”, atau dalam kata lain, mereka tidak mau menerbitkannya. Sayang sekali. Setiap hari, Readers Forum dipadati dengan surat, email dan bahkan sms dari pembaca yang membahas berbagai isu. Forum untuk tukar pikiran ini sangat bagus dan jauh lebih baik dari forum“surat pembaca” di dalam koran lokal yang lain. Sayangnya, tidak semua suratberhasil masuk. Silahkan baca.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

########

(Jakarta Post declined to publish this)

Letter for publication in Readers Forum

*Muslim clerics, Facebook, and the Post’s hidden agenda*

Over the past few days, I have been saddened at the continuous distortion of the news in the Jakarta Post. It started on the front page last Thursday with an item from the Associated Press (AP) which stated that 700 clerics were considering an edict [fatwa] to ban Facebook, as it might be used for illicit sex or flirting (Post, 21 May).

On Saturday, the Post said that “many were shocked” to learn that “1,700 Muslim clerics of Nahdlatul Ulama (NU)” had actually banned Facebook (Post, 23 May) and then this issue made the front page yet again on Sunday (Post, 24 May). On Monday, the issue finally left the front page, moving all the way back to page two (Post, 25 May).

So what’s the problem? The problem is essentially that this is not “news” but rather carefully constructed sensationalism that I believe was created to serve an unstated agenda. The Indonesian newspapers Kompas and Republika, that also carried this story from the AP, revealed that the gathering in Kediri, East Java, actually consisted of 700 “students” from Islamic boarding schools for girls. They had gathered as part of a regular activity
to discuss Islamic issues.

Kompas lists the names of only “three” Islamic clerics in attendance (and says a few others were present, without giving their names). It also says that these 3 real-life Muslim clerics (not 700, and not 1,700) created the list of questions for everyone to discuss in the forum. So, the real news (if you can call it news) was that 3 Muslim clerics created several questions for some boarding school students to discuss (as a regular academic exercise), and one question was about the possible inappropriate use of sites such as Facebook. That’s all.

However, when the AP and the Jakarta Post had finished distorting this non-event, the impression given is that either 700 or 1,700 “clerics” (not school students) wanted Facebook banned immediately. However, the “real news” carried by Indonesian newspapers, and also shown on Indonesian television, was merely a gathering of school students who were discussing
topical issues in the privacy of their boarding school forum.

Is that what the Associated Press and the Jakarta Post consider a major news event deserving front-page coverage? How does such an insignificant forum of students end up becoming so heavily distorted and placed at the front of the Jakarta Post several days in a row? What is the real agenda here?

From observing the direction of Jakarta Post articles over several years, I have noticed a strong desire to sideline mainstream Islamic thought and promote irregular Islamic teachings that are not representative of the Indonesian Muslim population, or the overwhelming majority of ordinary clerics here. Rather than serving as a gateway for foreigners to learn about
Muslim culture in Indonesia, the Jakarta Post prefers to decide unilaterally what Islam “should be like”, and then promote that idea of alternative Islam (specifically “liberal Islam”) at every opportunity. Thus, anything which doesn’t fit in with that agenda needs to be twisted, distorted,
sensationalized, smeared and then scorned as if somehow mainstream Islamic thought (that is followed by almost 1 billion people) is some sort of naughty child that needs a good spanking from the Post in order to be corrected.

It is unfortunate and saddening that the Post continues to do this. I would be prouder of the Post if the editors maintained a neutral and more balanced approach to Islamic issues, and used the Post’s considerable influence to educate and enlighten others, and open doors so that non-Muslims could learn more about Islam as it is currently practiced by ordinary Muslims. If the Post continues to pursue an unstated agenda to demean mainstream Islamic teachings then the Post will continue to disappoint ordinary mainstream Muslims who expect a higher standard journalism.

Gene Netto

Jakarta, Indonesia

25 May, 2009

Senin, 18 Mei 2009

Fun Day at Bali Zoo

Aiiiih senengnya weekend kemarin jalan-jalan ke Bali Zoo. Sebenernya lokasi Bali Zoo ini deket banget sama rumah, cuma sekitar 15 menit-an, tapi baru kesampaian jalan-jalan ke sana hari Sabtu lalu. Hmmm...kemana aja, Bu?

Di Bali, emang cukup banyak tempat wisata yang bertemakan fauna. Ada Bali Bird Park dan Reptile Park *deket rumah juga*, Elephant Taro Park, Marine and Safari Park ( cabangnya taman safari di Bali), dan Bali Zoo ini....Hmmm, ada yang belum kesebut ga ya? Dari semua yang udah disebut itu, tiket masuk ke Bali Zoo-lah yang paling murah. Untuk pemegang KTP, Kitas, atau Kipem Bali, tiket masuknya cuma Rp. 35.000,00 aja. Buat yang dari luar Bali, kamu harus bayar Rp. 55.000,00. Makanya kalau mau ke Bali Zoo ajak aku ya....Nanti dapet tarif lokal deh...:D.

Dibandingin kebun binatang lain yang pernah aku datengin ( Bonbin, Bandung - Ragunan, Jakarta - Gembiraloka, Jogja), Bali Zoo ini relatif lebih kecil ukurannya. Tapi biarpun kecil, Bali Zoo tertata lebih cantik, lebih interaktif, dan kayanya binatang-binatang di sini juga lebih terawat dan sehat deh....Di kebun binatang lain, pengunjung bisa seenaknya ngasih makan binatang dengan ga bertanggung jawab. Konon katanya pernah tuh kuda nil di Bandung mati gara-gara ada yang ngelempar bola tenis ke mulutnya yang lagi terbuka lebar. Dasar psycho!

Kalau di Bali Zoo, staff kebun binatang menjual makanan khusus yang pasti aman untuk para binatang. Kalaupun kita ga mau membeli makanan dan ga bisa memberi makan langsung, dijamin jalan-jalan ke Bali Zoo tetap ga akan membosankan. Di sini banyak binatang yang dilepas bebas, jadi kita bisa langsung mengelus-elusnya. Ada juga animal show dan 'meet and greet with the zoo stars'. Bisa menggendong ular, anak macan, kuskus dan lainnya. Uuuuuh menyenangkan deh! Apalagi dari dulu memang aku pengen banget bisa menggendong anak macan atau singa. Mereka lucu dan ngegemesin seperti anak kucing raksasa. Aku pengen punya satu!

Bali Zoo, Bali Bird Park, dan Reptile Park udah....sekarang tinggal Taro dan Marine and Safari Park nih. Kapan ya?*wink wink*

Bayi macan ini umurnya baru satu bulan, jadi ga bisa digendong gantian...cukup dielus-elus aja ya....


Kuskus malu-malu ini imut-imuuuut banget...

Pet the Deer. Ga galak kok, anteng banget malah...

Impian masa kecil akhirnya kesampaian juga!

Bintarong yang ga bisa diem! Sibuk pindah dari satu bahu ke bahu lain buat cari pisang...

Di sini bisa juga loh kasih makan singa ...

Angkat beban pake iguana setiap hari pasti bikin bisep jadi kekar...

Kesempitan di dalam ayunan...

Crocs, my favourite shoes! Eh ini mah si Rossy, buaya muara penghuni Bali Zoo. Umurnya udah 5 tahun tapi masih imut yak...

Senin, 11 Mei 2009

Green Arisan

Fffuuih akhirnya hari Minggu lalu sukses juga ngegelar acara arisan di rumah. Arisan pertamaku looo :). Temanya : green arisan.

Intinya, arisan ini musti memakai sedikit mungkin plastik atau sampah-sampah yang sulit terurai lainnya. Hooooh sibuk yak? Gara-garanya waktu ikutan beberapa sayembara Green Architecture beberapa waktu lalu, mau ga mau harus baca tentang isu-isu lingkungan dan global warming. Jadi dari pengetahuan yang ada, kayanya ga etis kalau cuma diaplikasiin di sayembara aja buat menangin awards aja, tapi ga diaplikasiin di kehidupan sehari-hari. Ga keren, kan?

Jadi gini nih rincian 'green arisan' hari minggu lalu:
- Ga pake air mineral gelas plastik. Ini berarti aku musti beli gelas baru karena di rumah cuma punya gelas hadiah dari susu langganan *malu-maluin :D*. Tapi ternyata harga gelas ga terlalu mahal kok. Yang harganya 900 perak juga ada. Aku akhirnya beli yang bentuknya agak manis dengan harga 2400 rupiah plus gelas plastik ( bukan disposable) buat tamu anak-anak. Belum lagi Naomi-chan minjemin koleksi gelasnya juga....Arigatou, Naomi chan!

Nah, karena pake gelas aku bisa siapin welcome drink yang spesial. Kemarin aku nyiapin jus semangka, bikinnya gampang *tinggal blender*, sehat, murah dan semua orang suka. Kulit semangkanya juga ga kebuang sia-sia karena Gula dan Knil suka banget. Kalau jusnya udah habis diminum dan tamu-tamu pengen nambah air putih, gelasnya isi aja lagi pake aqua galon. Minim sampah kan? ;P

- Akhirnya menu makanannya bikin semua, kecuali tahu isi yang udah di-kaul-in bakal pesen dari Bu Anang. Karena dipikir-pikir kalau beli biasanya makanannya dikemas di kantung plastik/styrofoam/you name it. Sementara kalau bikin pastinya bakal lebih menghemat kantung-kantung itu. Lagian aku juga ga pengen ngelebihin budget konsumsi 150 ribu ( buat kurang lebih 30 orang) . Soooo....si mbak turun gunung deh...eh turun dapur kali yak?

Kaya yang udah diceritain, buat menu arisan ini aku mau bikin asinan. Alasannya, resep asinan ini super gampaaaaang, udah pernah dicoba dan....ga butuh deket-deket kompor hihihi ( butuh deng buat bikin bumbunya).

Hmmm tapi kayanya masih kurang nih. Aku butuh juga nih cemilan yang rasanya manis buat nemenin tahu isi. Nominasinya adalah antara pisang aroma atau bola-bola coklat. Dua makanan yang rating kesusahannya 'very very very very easy'. Akhirnya pemenangnya adalah.....pisang aroma. Karena aku belum pernah liat ada orang jualan pisang aroma di Bali. Jadi aku prediksiin bakal laku nih si pisang aroma. Emang sih butuh ngegoreng *which I don't like to do*. Tapi kalo cuma ngegoreng pisang aroma mah kayanya minyaknya ga bakal terlalu nyiprat kemana-mana. Cingcai laaaah....

Semua bahan makanan yang mau dimasak di beli di pasar tradisional. Jadi aku bisa bagi-bagi rejeki langsung ke banyak orang ( tapi aku ga nyoblos Gerindra kok pemilu lalu....mmmmmm aku malahan ga nyoblos sama sekali hahaha). Belanjanya pake tas belanja dong biar ga boros plastik. Plastik cuma dipake buat bahan makanan yang super kecil seperti taoge atau cengek. Tuuuh kan kalau makanannya bikin sendiri jadinya lebih green. Oia, aku belanja juga deng ke supermarket, beli kulit lumpia sama serbet kertas. Jadi, aku ngebuang sampah plastik dari: kantung taoge, kantung cengek, kantung kacang, kantung kulit lumpia, kantung kerupuk sama kantung serbet. There...Hope it wasn't too much.

Satu lagi, tahu isi dari Bu Anang juga dikirim ke rumah pakai baskom bukan pake wadah disposable. Dan... karena rumahnya deket dianterinnya juga dengan berjalan kaki. Jadi ga ngehasilin polusi kan?

Kayanya kalau ada sayembara buat green arisan aku bisa kepilih jadi nominasi deh :).

Setelah beberapa minggu lalu aku kebingungan cari wadah buat asinan, akhirnya aku mutusin buat beli mangkok aja lah *jangan kaya orang susah banget gitu :D*. Lagi-lagi ternyata harga mangkok juga ga terlalu mahal, cuma 1700-an...wiwwww. Kalau sendok sih ga usah beli karena dapet pinjaman juga dari Naomi-chan...horeee.

Emang sih ujung-ujungnya musti cuci piring. Tapi ternyata nyuci piring dengan jumlah banyak ga terlalu mengerikan kok, kan pake sunlight *iklan*. Catet: waktu nyuci airnya jangan boros yak...Nanti ga green lagi...:DNaaah pas hari H-nya...Eng ing eng....Rumah kita tampak lebih rapih dan bersih dibandingin hari-hari biasa *yang emang jarang dirapiin dan dibersihin :P*. Kelinci-kelinci juga buat sementara disembunyiin dulu di lokasi yang aman supaya ga dijailin sama tamu anak-anak. Aku agak khawatir ga banyak yang datang karena hujan. Tapi ternyata engga tuh...Yang datang lumayan banyak, sekitar 20 orang ( dari 30 peserta) belum lagi anak-anaknya. Yeaaaa!!!

Begitu ibu-ibu disuguhin asinan + jusnya, mereka semua memuji rasa asinannya yang katanya sedap banget. Waw...aku jadi berasa jago masak deh...hahaha. Belum lagi waktu mereka penasaran sama si pisang aroma. Tuh kan bener, pisang aroma masih belum beken di sini. Yang kekenyangan makan di tempat, boleh kok ngebungkus. Tapi ga pake kantung plastik ya. Yang mau ngebungkus cemilannya silakan dibungkus pake serbet kertas, dan yang mau bawa asinan, bawa aja sama mangkuk-mangkuknya. Jangan lupa dikembaliin okie ;)?

Sebenernya aku pengen nyediain besek kecil-kecil buat ngebungkus makanan buat dibawa pulang. Tapi ternyata di sini harganya muahalll karena banyak dipakai buat sesajen atau cenderamata. Hmmmm mau ga mau aku musti mengakui kalau plastik itu emang praktis dan ekonomis ya...

Setelah arisannya selesai, total sampah hasil arisan ini cuma satu kantung kresek kecil berisi plastik kerupuk dan beberapa serbet kertas bekas. Dikit banget kan? Porsi makanannya juga pas banget. Cukup buat dimakan di tempat, cukup buat dibawa buat oleh-oleh, cukup buat dibagiin ke tetangga yang ga kebagian, tapi juga masih cukup buat aku+M'pri. Sip dehhh....Sukses arisannya! :)

Secara pengeluaran juga ternyata aku ga ngelewatin budget loh...Ini rinciannya:

Asinan:
Wortel : 7500
Taoge : 2000
Cabe : 2000
Bengkoang+mangga muda: 10000
Kacang : 6500
Kol :3000
Ebi :8000
Cuka : 2000
Gula :6000
Kerupuk :12000

Pisang Aroma:
Kulit lumpia :15000
Pisang raja : 7000
Gula : pake sisa asinan

Jus Semangka:
Semangka :15000
Gula : Pake sisa asinan

TOTAL : 96000 ( dibuletin jadi 100.000 buat minyak goreng)

50 Tahu isi Bu Anang @ 1000: 50000, jadi total konsumsi Rp. 150.000,00. Pas kan?

Credits:
- M'pri yang udah bantu beres-beres, ngupas dan marut buah-buahan+ sayur-sayuran. Suami siaga banget deh!
- Naomi-chan buat pinjeman gelas dan sendoknya. Arogatou gozaimashita, Naomi-chan!
- Bu Yogi, buat bantu nyapu, ngepel, bersih-bersih dan lainnya.
- Myself! I'm soo proud of myself! Ternyata aku bisa nyedian makanan buatan sendiri buat arisan ini....Horeee!

Senin, 27 April 2009

Rencana Arisan H-14, Tes Menu: Asinan Sayur

Biarpun sampai sekarang masih bingung cari wadah yang green dan praktis, tapi tetep asinan sayur bakal jadi nominator resmi ( ...dan tunggal hihihi) menu utama arisan tanggal 10 bulan depan. Karenaaaaa...:

- Murrraaah...Isinya cuma sayur + buah-buahan. Beli bahannya 30 rb dapet seabrek-abrek!
- Sehat dong...Kan nanti tema arisannya 'green and healthy arisan'...*halah sibuknyaaa*
- Enak...Kalo ga percaya tanya aja sama sukarelawan tes menu hari minggu kemarin...:P
- Gampang bikinnya...Kalo aku bisa bikin berarti udah teruji kegampangannya...Dan ga cuma gampang, tapi dengan peralatan masak yang seadanya di rumah pun kayanya masih sanggup tuh bikin asinan sayur buat banyak orang pas arisan nanti....Sip siiipppp...Asinan sayur it is!

Nah, ceritanya hari Minggu kemarin ada 'gladi resik' arisan di rumah. Ceritanya sih tes menu. Ngecek apakah resep asinan sayur andalan ini cukup ga malu-maluin dan ga berbahaya buat dihidangin ke orang lain selain M'pri ....hahahaha. Anggota tes menunya adalah ( not in order of anything) Ina, Naomi dan Okta. Terimakasih ibu-ibu udah bersedia jadi sukarelawan tes menu. Masih pada sehat kan hari ini? :))

Setelah pada mencicipi asinan sayur kemarin, kayanya kalau dari segi rasa sih pada cukup puas (... kata Ina agak kurang cuka), makanya pada minta bagi-bagi resepnya di blog ini. Waduuuh...gimana ya...Sebenernya sih resepnya ga rahasia-rahasia amat, tapi berarti aku musti ngubah peraturan kalau di blog ini ga bakal posting resep apapun. Hmmmm dilema dilema....

Tapiiiii karena dipaksaaaa...Yo wis lah...Ini mungkin pertama dan terakhir ada artikel resep di blog ini, so enjoy.... :)

Asinan Sayur Nyam Nyam ( resep dari Tante Noer Chaeruddin, yang maksa aku buat terbang ke Balikpapan buat belajar masak....Akhirnya dapet resep asinan ini deh :D)

Bahan:
-air + gula direbus sampai gula larut. Ini dia rahasianya tanteku, perbandingan air+gulanya harus 2:1 ga ditambah+ga dikurangin.
- cuka ( secukupnya)
- garam ( secukupnya...hahaha padahal sendirinya paling sebel kalau baca resep trus takarannya 'secukupnya')

Blender untuk bumbu :
- Bawang putih ( secukupnya; mine was 2 cloves)
- Cabe merah ( secukupnya; mine was 6 chillies)
- Wortel ( satu biji aja, cuma buat ngebikin kuahnya jadi orens)
- Ebi ( secukupnya, rendam bentar trus ulek; mine was 1 tbs)
- Terasi ( secukupnya, ini sih aku tambahin sendiri karena aku suka terasi, di resep aslinya ga ada; mine was 1 tsp)

Kalau butuh air buat bikin blendernya mau muter, ambil air gula yang udah direbus sebelumnya supaya perbandingan air+gulanya ga berubah)

Parut+ iris dan simpan di wadah besar ( sebenernya isi sayur/buahnya terserah kita, tapi isi asinan yang kemarin adalah):

- Wortel ( parut)
- Bengkoang ( parut)
- Kol ( iris)
- Mangga muda ( parut)
- Jambu rujak ( iris)
- Toge ( bersihin, kalo males *like i did :P* langsung campurin aja hihihi)
- Kacang tanah goreng

Cara membuat:
- Bumbu yang sudah diblender dimasukkan ke dalam air gula, didihkan lagi. Setelah mendidih, tambahkan cuka+garam sesuai selera ( cicipin, kurang asem tambah cuka, kurang asin tambah garam...terus begitu sampai jadi enak)

- Matikan kompor, dinginkan sebentar. Setelah ga terlalu panas baru siram ke campuran sayur+buah.

- Biarkan semalaman di dalam kulkas supaya bumbu meresap dan segerrrrr....

- Jangan lupa dimakan pakai kerupuk mie yak!

Tips: Buat bumbunya dulu baru kupas, iris-iris + parut sayuran/buahnya. Jadi begitu sayurannya siap bumbunya udah ga terlalu panas dan siap disiram deeeh.....Lagian, kalau bikin bumbunya dulu, kita bisa ngira-ngira takaran buah+sayurannya jadi ga kelebihan atau kekurangan :).

Gitu deh resepnya. Maap ya karena resepnya ga sistematis seperti resep-resep lain tapi yang penting udah diupload kan...Hayoooh, nanti makan asinan di rumah siapa lagi nih? :D

Sabtu, 25 April 2009

Celebrating Earth Day with MaGno Radio by Singgih Kartono

pic by m'pri

Sore ini petugas Tiki akhirnya dateng membawa paket yang udah ditunggu-tunggu : the legendary Magno Wooden Radio by Singgih Kartono. Dikirimin produk karya desainer pemenang berbagai penghargaan dari desainernya langsung pastinya adalah suatu kehormatan buat aku. Terimakasih, Mas Singgih!

Magno Radio sampai saat ini sudah memenangkan banyak penghargaan internasional, dan yang terakhir adalah penghargaan 2009 British Design Award. Hebat yah? Yang lebih membuat aku kagum adalah idealisme dibalik desain dan produksi produk-produk Magno yang menggunakan material ramah lingkungan, mengkaryakan para pengrajin lokal di daerah Temanggung, Yogyakarta dan meningkatkan nilai produk dalam negeri. Mungkin waktu pertama kali Mas Singgih memutuskan untuk memroduksi Magno Radio ini, nilai-nilai idealisme itu yang menjadikan motivasi beliau untuk berkarya, sementara penghargaan-penghargaan internasional yang kemudian berdatangan adalah bonus bagi kekonsistenannya memertahankan idealismenya. Semoga ini bisa menginspirasi kita semua ya...:)









Senin, 20 April 2009

Weekend Yang Sibuk

Waktu M'pri bilang kalau istrinya Daging ( ini nama orang loh, nama aslinya Ngurah Setiawan *kalo ga salah :D* aku langsung super excited....Kadonya bikin aja yaaa! Kebetulan ada beberapa pola-pola lucu yang udah pengen banget dipraktekin. Pengennya sih bikin macem-macem, tapi sadar waktu+kemampuan dong ah....Jadinya weekend kemarin cuma bikin dua item deh:

- Cloth Shoe dari Stardust
- Scotty Dog dari Allsort

Dua-duanya ngegemesiiiiiin....

Biarpun ngejaitnya ga gampang-gampang amat, tapi karena udah kadung gengsi sama M'pri jadinya tetep semangat dong. Apalagi M'pri udah nawar-nawarin buat beli kado di baby shop aja....Uh ga mau! Barang-barang di baby shop kan mahal-mahal dengan desain yang biasa banget. Ya kan?

Nah, setelah berjuang abis-abisan akhirnya jadi juga nih kado....Dam tadam tadaaaaaaaaam *drumroll*
*Pitpiwwww* Psssst....jangan bilang siapa-siapa ya, tapi sebenernya sepatunya antara yang kiri sama yang kanan ukurannya beda....Hihihi. Ah cuma beberapa senti kok, semoga Daging ga nyadar :P.

Anjingnya dibuat dari kain blacu *sisa*. Sebenernya si doggie ini dijahit pake mesin jahit, tapi karena aku blom pernah bikin boneka *apalagi yang imut-imut* jadinya jahitannya kurang rapih. Makanya ditutup lagi sekelilingnya pake jahitan tangan blanket stitch *it took the whole Sunday!!*. Nah, setelah ditutup pake blanket stitch, ternyata masih berantakan juga *gubrag*! Akhirnya dibikinin baju deh doggie-nya buat nutupin jahitan yang berantakan :D. Hidung anjingnya dibikin gara-gara M'pri ngira kalau ini boneka kuda. Halah...Kuda Hongkong?

Biarpun ga rapih-rapih amat jadinya, tapi rasanya puaaaas banget ngeliat hasil buatan sendiri. Senaaaaang...

Sekarang tinggal urusan bungkus kadonya nih. Bungkus kado harus yang ramah lingkungan, right? Jadi aku bikin kantung dari felt sisa buat bungkusnya. Karena sebelumnya sempet salah motong pola doggienya ( awalnya mau dibikin dari felt), jadi pola yang salah ditempelin aja sekalian ke kantungnya, ceritanya buat clue tentang isi di dalamnya...Gitu loh :). Ini dia hasilnya dam tadam tadaaaaaaaaam *drumroll*.....

Kadonya selesai, rumah berantakan, jarum pentul di mana-mana ( maaf hubby yang udah ketusuk berkali-kali :D), punggungku rasanya pegeeel banget....Aaaaaaah capenyaaaaaaa......

.....Tapi begitu nengok Daging dan istrinya, dan mereka bilang kalau mereka suka sama kado ini, rasanya semua cape-cape yang ada menguap begitu aja. Terimakasiiiiih!! It was all worth it! WORTH IT!

Rencana Arisan H-20

Hmmm....kemarin udah pikir-pikir buat menu arisan bulan depan. Awalnya sih pengen pesen siomay Bandung langganan biar praktis, tapi dipikir-pikir bakalan lumayan off budget. Lagian kurang seru kalo makanannya ga bikin sendiri *gaya, kayak bisa aja :P*.

Trus akhirnya aku dapet ilham.....Bikin asinan sayur aja! Bahan-bahannya murah, trus aku punya resep andalan warisan tanteku tercinta...Resep udah dicoba di dapur sendiri lagih...Sedaaaap. Bisa dibikin sehari-dua hari sebelumnya jadi ga terlalu riweuh, ga butuh panci yang besar karena kuahnya bisa dibikin bertahap. Tinggal beli wadah yang agak besar buat menampung sayur-sayurannya. Udah gitu, kayanya menu yang seger-seger gitu cocok buat cuaca di Bali yang lagi puanas begini. Selain asinan pastinya ada tahu isinya Bu Anang....Itu mah harus! Kan udah kaul...:D

Nah sekarang ada masalah baru nih, cara ngehidangin asinannya gimana ya? Koleksi mangkuk di rumah terbatas euy ( cuma punya 3 itu juga masing-masing beda model plus warnanya hwahaha). Kalau makanannya ga berkuah sih gampang, bisa pakai piring anyaman lidi+daun pisang. Tapi kalau asinan ga dihidangin pake kuahnya mah mana enak atuh. Yang jelas aku ga mau pake wadah plastik sekali pakai. Big NoNo. Jadi pake apa ya?

Duh bingung nih...

Jumat, 17 April 2009

Milis Jahit

Aku baru bikin milis nih, buat ngobrolin masalah jahit menjahit, bagi-bagi tips, pola, link, pamer hasil jahitan dan masih banyak lagi....

Buat yang berminat gabung aja...Subscribe lewat link di sidebar blog ini. C u!




Minggu, 12 April 2009

Tetangga Sakti?

Beberapa menit sebelum Bu Keni menang arisan:
"Bu Anang, kalau saya menang Bu Anang saya kasih 100 ribu!"

Beberapa menit sebelum Bu Kumara menang arisan:
"Bu Anang, kalau saya menang arisan nanti untuk konsumsi arisan depan saya pesan bihun dari Bu Anang ya..."

Beberapa menit sebelum Bu Adi menang arisan:
"Kalau saya menang, Bu Anang ta' kasih 50 ribu!"

Beberapa menit sebelum aku menang arisan:
"Bu, kalau saya menang arisan bulan depan saya pesen tahu isi dari Bu Anang.."

Belum lagi cerita kalau selama arisan di kompleks ini berjalan, Bu Anang selalu jadi pemenang di kocokan pertama....Ck ck ck...Apa sih rahasianya, Bu?

Pssst...tapi cerita ini jangan disebarin ke siapa-siapa ya? Nanti orang-orang pada ngira kalau Bu Anang sakti beneran, trus orang-orang pada ngumpul di depan rumahnya, nungguin Bu Anang keluar dan berharap dapet berkah dari Bu Anang...Siapa tau? Namanya juga orang Indonesia hihihi....

Ngomong-ngomong aku baru menang arisan. Berarti bulan depan buat pertama kalinya aku bakal ngadain acara makan-makan di rumah....OMG, I'm so excited! Nyiapin menu apa ya? A la Bandung, Bali, Palembang, Jawa? Masak sendiri atau beli? Kayanya sih lebih seru+murah kalau masak sendiri....

Hmmmmmm....tapi setelah berjam-jam googling resep masakan enak nan gampang ( syaratnya: ga pake oven karena ga punya, ga digoreng karena aku ga suka ngegoreng, dan ngga berkuah karena ga punya mangkok yang cukup buat tamu kurang lebih 20 orang ), kayanya ujung-ujungnya makanannya mendingan beli deh. Cuma mencoba jadi orang yang realistis aja, aku tahan berjam-jam di depan mesin jahit, atau di depan komputer, atau di balik kamera...Tapi kalau di depan kompor? Nyeraaaaah!!!

Senin, 30 Maret 2009

Menjahit Tanpa Stress

Menjahit mustinya ga bikin stress....Malah aktivitas ini relaxing loh. Kalau menurut aku, ada dua kegiatan yang berkesan sibuk dan berkontribusi buat lingkungan ( :D ), tapi sebenernya ga pakai mikir dan mengistirahatkan otak. Yang pertama nyabut rumput di halaman, yang kedua menjahit. Aku suka dua-duanya.

Emang sih buat pemula *aku juga pemula!* menjahit bisa jadi intimidating dan bikin frustasi. Nah, supaya kegiatan menjahit bisa betul-betul menyenangkan ada beberapa tips yang musti diperhatiin sebelum dan pada saat menjahit. Based on my own experience loh...*bangga*

- Prewash and precondition.

Rendam kain semalaman terus jemur sampai kering sebelum dipotong. Maksudnya supaya kain menyusut ke ukuran sebenarnya jadi setelah bajunya jadi ukurannya ga akan menyusut setelah dicuci. Untuk kain-kain tertentu ( apalagi yang mahal seperti sutra ) ada lagi aturannya selain sekedar merendam. Sisi-sisi kain harus betul-betul lurus searah serat kain jadi bentuk kainnya siku-siku. Sebetulnya ada website yang men
jelaskan detail tentang cara precondition ini, tapi aku lupa link-nya euy....Dicari dulu yak! Untuk kain-kain katun dan kain-kain murah dari Cigondewah sih direndam semalaman udah cukup kok :).

- Pakai pola yang udah jadi.

Membuat pola butuh keahlian tersendiri. Jadi, mending cari pola-pola yang udah jadi aja...di internet banyak kok. Dulu langgananku sih apalagi
kalau bukan Burdastyle. Tapi tahun 2009 ini, Burda mencharge pola-pola-nya jadi ga gratis lagi :(. Tapi ga usah khawatir, masih banyak member Burda yang suka mengupload pola-pola gratisan kok.

Tipsnya, pilih yang 'very easy' atau 'easy'. Percaya deh, memang ada alasannya kenapa pola-pola yang 'intermediate' dan 'hard' dikasih label begitu :
). Aku merekomendasi pola rok basic A-line untuk pemula. Butuh perhatian ekstra di bagian restleting, tapi selain itu semuanya gampang. Atasan-atasan tanpa lengan juga menyenangkan buat dicoba. Sambung sambung....Jadi deh....

- Baca instruksi pola baik-baik.

Baca sambil betul-betul mengerti. Lihat material apa yang direkomendasi, berapa meter yang dibutuhkan dan material-material tambahan yang
dibutuhkan ( restleting, kain keras, bisban dsb). Siapin semuanya sebelum mulai menjahit supaya ga bete waktu mulai jahit dan ternyata ada bahan yang kurang.

- Pilih kain yang gampang.

Katun katun katun. Hati-hati juga sama motif. Untuk pemula, sebaiknya pilih kain polos atau bermotif acak dengan warna yang ga terlalu mud
a ( putih, offwhite, kuning muda). Jangan pilih kain dengan motif teratur seperti kotak-kotak besar karena butuh teknik khusus pada waktu memotong supaya hasilnya bagus.

- Jangan kompromi sama gunting.

Pilih gunting jahit yang bagus dan tajam, jangan
pakai untuk gunting bahan-bahan lain selain kain dan benang! Jarum pentul juga harus pilih yang tajam. Lihat dulu ujungnya sebelum dipakai. Jarum pentul yang tumpul cuma merusak kain dan mental.

- Pilih restleting yang bagus.


YKK YKK YKK...*Itu merk restleting kalau ada yang ga tau :D*. Hidup mati bajumu nanti bakal bergantung di restleting ini. Jadi, jangan kompromi sama harga!

Beberapa minggu yang lalu aku bikin satu rok. Udah bersusah payah pasang restleting, bahkan udah 95% selesai karena restletingnya udah menempel di vooring, tiba-tiba restelingnya rusak!! Aaaaaaaaargggh.....Setelah diliat-liat, ternyata merk restletingnya bukan YKK tapi.............KKK!! Haiyaaah....Dasar taiwan!

Makanya, jangan terlalu percaya sama barang import. YKK buatan Indonesia loh, tapi kualitasnya jauh lebih bagus. Ngomong-ngomong, udah tau belum kalau 70% restleting yang beredar di dunia dibuat di Indonesia? *plok plok plok*

- Pakai benang dan jarum yang sesuai dengan jenis kain.

Yang standar sih jarum ukuran 9-11 dengan benang katun. Tapi untuk jahit bahan tebal seperti jeans, butuh jarum ukuran 16 dengan benang khusus. Dijamin, jahit jeans jadi sama gampangnya kaya jahit kain biasa.

- Setelah potong pola, sebelum mulai jahit di mesin jahit, sambung dulu potongan per potongan dengan jelujur tangan dulu satu persatu.

Hmmmmm....ga jarum pentul aja ga cukup ( untuk pemula). Hmmmmmm....iya emang lama dan kelihatannya buang-buang waktu ( dan benang), tapi sebenernya jelujur itu justru menghemat banyak waktu untuk ngededel karena penjahit pemula sering banget buat kesalahan. Ngededel itu ga menyenangkan dan bukan kegiatan favoritku.

- Mulai masuk ke mesin jahit? Eits ntar dulu.....Tes dulu mesin jahitnya PAKAI KAIN YANG SAMA sebelum mulai menjahit. Nanti kita bisa melihat apakah ada setting-an yang kurang sesuai ( tarikan benang, besar jelujur). It does save time, trust me.

- Nah mulai deh menjahit, dan setelah menjahit jangan lupa diobras. Ada beberapa orang yang mengobras sebelum mulai menjahit, tapi aku lebih suka mengobras setelah kainnya udah berbentuk baju dan pas di badan. Jadi kalau butuh alter ukuran masih ada sisa kain di seam allowance-nya. ( Buat yang ga ngerti istilah bahasa inggrisnya, silakan tanya mbak google :D)

Aku sendiri lebih suka mengobras ke tukang obras daripada memakai teknik lain untuk fraying finishing *bahasa inggris lagi :D*. Banyak sih teknik lain selain obras, seperti french seam, zig zag stitch, atau gunting zigzag, tapi kalau diobras kelihatannya kaya jahitan profesional gituh...*obrasannya doang, jahitan lainnya sih engga...hwahwahwa*

- Kalau jahitannya udah selesai, jangan lupa disetrika. Sebenernya setrika bukan langkah terakhir dalam menjahit, karena hampir setiap menyambung setiap potongan, kita butuh menyetrika supaya jahitannya lebih rapih. Hati-hati ya kalau menyetrika, jangan sampai baju yang penuh perjuangan membuatnya rusak cuma karena menyetrikanya kepanasan!

Sekarang, udah siap menjahit?


Selasa, 24 Maret 2009

Nyepi...At Last!

Akhirnya Nyepi datang lagi.................

Aku termasuk orang yang ga berusaha kabur ke luar kota di hari Nyepi besok, karena buat aku Nyepi itu menyenangkan!

Beberapa hari sebelum Nyepi aku udah asik belanja bahan makanan + cemilan untuk persediaan, minjem DVD kiri-kanan untuk serep kali aja TV nasional ga siaran di Bali, cari-cari koran bekas untuk nambal jendela+lubang angin supaya cahaya lampu ga keluar rumah, trus mulai buat daftar kegiatan yang bisa dilakuin di rumah pada saat Nyepi. Sibuk! Kaya bakal dikurung seumur hidup aja....

Terus pas hari H-nya kita semua diam di rumah. Sebenernya di kompleks perumahanku lumayan bebas jadi kita masih bisa jalan-jalan keluar rumah dan ngobrol dengan tetangga asal ga terlalu berisik. Jadi, ga ada yang nyalain mobil/motornya, ga ada bunyi mesin cuci berputar, atau suara menderu vacum cleaner, mesin pemotong rumput dan sebagainya. Yang ada cuma suara burung, suara sungai, suara kumbang, suara angin.....Untuk hari ini aja, sekali selama setahun, manusia-manusia di Bali mengalah, dan alam menjadi pemenangnya.

Sehari setelah Nyepi, rasanya bumi Bali seperti diciptakan kembali. Pagi-pagi hari setelah Nyepi, 'wajib' hukumnya keluar rumah untuk menikmati hasil menyepi kita selama seharian di hari sebelumnya....Udara terasa lebih bersih, lebih tenang, lebih menyenangkan.....

Aaaaah....I looove Nyepi. Rasanya ga cukup hari Nyepi cuma diadakan sehari dalam setahun. Malah ga cukup Nyepi cuma diadakan di Bali aja. Sebelum tinggal di Bali, aku selalu menganggap tinggal di Bali pada hari Nyepi itu horor.....Padahal, ternyata sepi itu kadang-kadang asik loh!

Kamis, 19 Maret 2009

Kampanye...Kampanye apa?

+ Sempet-sempetnya nge-blo padahal mau pergi...

- Ga papa...jalanan juga ga macet kok.

+ Kok ga macet? Kan musim kampanye?

- Hmmmm? Masa? Hihihi....

Menyenangkan deh, di Bali -selain poster caleg segede-gede bagong yang dipasang di setiap sudut jalan- suasana kampanye hampir ga kerasa. Mungkin, waktu nentuin jadwal pemilu dan kampanye, KPU lupa kalau masa kampanye terbuka ini, di Bali bertepatan dengan libur Galungan dan libur Nyepi. Mau coba-coba nekad kampanye? Kalau ga ditangkep sama pecalang ya paling kampanye-nya dipastiin bakal sepi. Ya eyalah....Nyepi gitu loooh.

Entah apa cuma aku aja yang ngerasa seneng sama suasana bebas kampanye kaya gini. Mungkin para penyuka keramaian dan penghasilan dadakan ngerasa rugi kali ya. Uang bensin sama koleksi kaos partainya berkurang karena kebanyakan libur. Makanya...cari penghasilan tetap yang lebih halal dong.

Ah lagian, mau ada kampanye atau engga, tetep aja ga bisa nyoblos eh nyontreng kok. Soalnya ternyata kita ga punya hak suara karena bukan ber-KTP Bali. *^%&#&#! Ga adil ah....WNI yang tinggal di luar negeri aja bisa nyoblos eh nyontreng, masa kita engga? Kita kan punya KIPEM.....Padahal kan aku ga bakal golput loh....Nah loh. Jadi yang rugi siapa? Siapa?

Sabtu, 14 Maret 2009

In Memoriam : Bedu dan Londo

Tadi malam ada kejadian yang ngagetin: anjing tetangga masuk halaman rumah kita dan ngegigit Bedu dan Londo. Mereka mati :'(.

Setiap memutuskan untuk punya binatang peliharaan, aku selalu ngingetin diri sendiri untuk selalu siap kehilangan mereka. Tapi rasa sedih dan bete tetap susah dihindari setiap itu terjadi. Mau marah sama anjingnya, yah itu emang sifatnya mereka sebagai binatang pemburu....Mau marah sama yang punya, rasanya lebih konyol lagi. Hubungan bertetangga juga penting untuk di-maintain. Mungkin juga aku agak marah sama diriku sendiri karena ngebiarin pagar rumah berlubang selama berminggu-minggu, ga nyangka kalau anjing bisa masuk lewat sana. Tapi waktu ga bisa diputar balik kan?

Selama beberapa bulan ini, Bedu dan Londo udah membuat suasana rumah jadi lebih menyenangkan. Menyambut kita setiap pulang ke rumah, menghilangkan kebosanan dan kebetean, menambah frekuensi ketawa setiap hari....it was great while it lasted. Tugas mereka ngehibur kita udah selesai, semoga mereka membawa 'laporan' kalau selama ini mereka dirawat dengan baik.

Mungkin kata-kata yang paling susah diucapin di dunia adalah : Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun. Berat rasanya ngelepas sesuatu yang udah kita cap sebagai milik kita, padahal ternyata kita ga punya apa-apa.

Ya inilah seninya punya binatang peliharaan, mereka bukan cuma mengajarkan kita untuk bertanggung jawab atas kelangsungan hidupnya, tapi mereka juga mengajarkan untuk ikhlas menerima kehilangan.

Terimakasih Bedu dan Londo udah menemani hari-hari kita selama ini. Guru ngajiku dulu bilang kalau binatang mati akan langsung masuk ke surga. Aku senang Bedu dan Londo adalah kelinci, mereka langsung masuk surga. Siapa tahu nanti mereka akan menjemput majikannya....Amien.

Senin, 09 Maret 2009

Superdad superdad

Waktu sepedaan Sabtu lalu, Bli Ketut ngajak anak sulungnya Yotta ber-cross country dari Denpasar ke Ubud. Sepedanya sepeda tandem DIY made by tukang las lokal ( DIY berarti Design It Yourself bukan Do It Yourself). FYI, rute Denpasar-Ubud sekali jalan *bukan PP* jarak tempuhnya kurang lebih 21 km, dengan melewati beberapa tanjakan dan turunan yang cukup tajam dan curam. Agak ragu juga sepeda tandem ini akan sedikit bermasalah di tanjakan dan jalan-jalan sawah, but they made it! Uhuyy!! *plok plok plok*

Cerita lengkapnya baca aja di blognya M'pri. Mungkin minggu-minggu ke depan setelah melihat kesuksesan Bli Ketut + Yotta, akan tambah banyak anggota cross country junior lainnya. Ayo Superdad lainnya, mumpung tinggalnya di Bali di mana masih banyak sawah, hutan dan pemandangan indah lainnya....Masak jalan-jalannya ke mall terus :).

Rabu, 04 Maret 2009

Kelinci Lucu, Mau?


Tiga bulan terakhir ini setiap mendekati tanggal sepuluh dan belas-belasan aku+M'pri selalu deg-deg-an. Karena setiap tanggal segitu pasti Gula melahirkan! Iya bener sebulan sekali....

Waktu pertama kali Gula melahirkan bener-bener bikin kita shock. Karena beberapa hari sebelumnya kita berdua masih mengira-ngira di antara BeduGula yang mana sih yang cewe dan yang cowo. Malah kita sempet su'udzon kalau penjualnya dulu ngasih kelinci jantan dua-duanya. Abisnya dua-duanya pernah saling 'menaiki' satu sama lain...Kan jadi curigaaa...:D

Singkat cerita sampai sekarang Gula udah melahirkan tiga kali. Kelahiran yang pertama, dari delapan kelinci cuma hidup dua aja ( Londo+Knil - foto di atas). Kelahiran yang kedua ada enam kelinci, dan satu kelinci mati setelah umur satu bulan ( Phanthom - foto di bawah). Dan yang ketiga, delapan kelinci mati semua setelah beberapa hari...Mungkin karena waktu lahir ukurannya terlalu kecil :(.
Jadi, aku sempet ngalamin punya DELAPAN BELAS kelinci ukuran S-M-L-XL di rumah. Repot dan hebohnya? Ga usah ditanya. Setiap bangun pagi dan buka jendela, pemandangannya pup kelinci dimana-mana....Cape deeeeh.

Untungnya kelinci generasi kedua udah berumur satu bulan , banyak yang tertarik untuk mengadopsi. Nih foto-foto mereka , yang di atas namanya Junior, dan yang di bawah dari kiri ke kanan ada Joan Doe, Gonzaletta, Hanom dan Luki Toni. Lucu-lucu ya? Kalau ngeliat kelucuannya sih emang ga tega untuk ngelepas kelinci-kelinci imut ini.....Tapi, kalau udah ngeliat kotorannya.........Silakan deh ambil semuanya! :))

pic by mpri

Biarpun aku+M'pri dengan senang hati membagi-bagi anak-anak kelinci ini, sebelumnya pasti ada wejangan-wejangan yang bakal kita kasih ke para calon ortu angkat ( yang sebelumnya udah diseleksi dulu dong pastinya :D) :

1. Ga boleh dikasih KOL.

Karena banyak banget cerita orang yang baru beli kelinci dan beberapa hari kemudian kelincinya mati. Ternyata eh ternyata setiap hari dikasih makan kol, padahal kol itu ngebikin perut bergas dan kelincinya jadi sakit deh. Kangkung semestinya ga dikasih terlalu banyak. Sekali-sekali aja.

Biarpun makanannya ga terlalu susah didapat, tapi bukan berarti bisa asal ngasih makan. Kata buku-buku dan website di internet, kelinci sebaiknya diberi pelet untuk makanan utama. Jagung atau ubi pun mereka suka dan bagus untuk sumber karbohidrat. Serat juga harus tetap dikasih. Kelinci-kelinciku suka banget makan daun pepaya, daun mengkudu, daun mangga, wortel, sawi, bougenville, rumput, seledri, kacang panjang, kulit semangka dan masih banyaaaaak lagi.

Intinya, makanan yang terlalu kompleks sebaiknya ga dikasih deh, contohnya: nasi dan roti ( ini mah buat orang), daging, ikan atau telur ( masih ada aja yang ga nyadar kalau kelinci itu herbivora). Kalau makanannya bagus, pasti kelincinya bagus juga pertumbuhannya.

2. Jangan lupa dikasih minum

Kata siapa kelinci ga butuh minum. Air tetep dibutuhin. Jangan sampai kehabisan loh....Apalagi kalau mereka makan pelet, bisa keselek kalau ga minum...:).

3. Jangan disimpan di tempat panas, mereka ga tahan terik matahari.

4. Waktu masih kecil sebaiknya disimpan di kandang di tempat yang aman dari jangkauan predator seperti kucing, anjing, atau tikus (!). Tapi jangan 24 jam disimpan di kandang ya. Beberapa jam sehari sebaiknya dilepas juga di halaman supaya mereka ga bosan. Setelah lebih dari tiga bulan, kelinciku lebih montok daripada kucing, jadi ga usah khawatir lagi untuk dilepas di halaman.

5. Kalau di rumah ada anak kecil, sebaiknya diajari cara 'bergaul' dengan kelinci, cara menggendong dan pastikan untuk ga berlaku abusive.

6. Jangan diangkat dengan cara menarik kupingnya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Underline...underline....underline!

7. Jangan dimandikan sebelum cukup besar. Umur 3-4 bulan badan kelinci udah cukup besar dan kuat untuk dimandikan.

8. Mereka bisa dihipnotis loh....Caranya, digendong terlentang dan diposisikan supaya letak kepala lebih rendah daripada badan ( agak mendangak ke bawah). Nah, elus-elus deh sampai anteng. Tapi ini tergantung karakter kelincinya juga. Ada kelinci yang ga suka dipegang dan susah dihipnotis, dan ada kelinci yang akrab banget sama manusia jadi gampang banget dihipnotisnya. Contohnya Londo nih.....

pic by mpri

Kalau tanggal 10 ini Gula beranak lagi, ada yang berminat?









Kamis, 26 Februari 2009

I'm Baaaack!

Hi all! Apa kabar? Lama tidak bersua...:)

Lucu deh, aku selalu ngerasa kalau blog ini ga ada yang baca. Ga terlalu peduli juga karena dari awal niatnya bukan buat dibaca sama orang lain...................but to keep me sane....hahaha.

Tapi ternyata setelah berminggu-minggu ga diupdate, banyak temen yang terus nanyain. Komentar-komentar baru juga terus masuk, apalagi di artikel yang ini. Aduuuuh, maaf ya kalau semua komentar ga dibales satu persatu....Alasannya apalagi kalau bukan alasan lama : internetnya lemot. Ffffffuih.....

Eits...tapi itu dulu, waktu aku masih pake provider paling lemot sedunia : IM2. Buat siapapun yang belum berlangganan IM2 dan berniat mau berlangganan....JANGAN! Apalagi kalau tinggalnya di wilayah Bali. Mending uangnya dipake yang lain aja yah yang lebih berguna. Been there, remember? Sekarang aku udah pasang speedy dooong. So far masih blom ada keluhan kecuali jatah bandwith-nya yang cepet banget abis karena keasikan browsing, googling, surfing, streaming, you name it. Jadi......yok ngeblog lagi!

Rabu, 07 Januari 2009

We Are All Palestinian

Rencananya sih beberapa minggu yang lalu aku mau meng-update blog ini, tapi karena minggu-minggu terakhir di tahun 2008 yang lumayan hectic jadi rencana itu ketunda terus. Bedu+Gula baru beranak! Dan itu berita yang bagus buat dibagi kan....Dari delapan bayi kelinci yang berhasil hidup cuma dua ekor, kita kasih nama mereka 'Londo dan KNIL'. Udah ada banyak foto yang siap untuk diupload....Sampai di hari-hari terakhir tahun 2008 ada bencana mengerikan yang membuat semua semangat untuk ngeblog menguap gitu aja. Gaza.

Setiap ngeliat berita di TV tentang Gaza aku ngerasa seperti habis didatangi Dementor. I don't think I can be happy again. Terlalu menyedihkan, menjengkelkan, membuat marah untuk ditulis di blog. Kayanya semua perasaan itu betul-betul ga bisa ditulis dengan kata-kata.

Aku inget dulu pertama kali berkunjung ke Galeri Soenaryo di tahun 1999, hampir semua karya seni di sana ditutupi kain hitam. Menurut kuratornya itu adalah lambang kesedihan Pak Naryo atas peristiwa Mei 1998. Kayanya sekarang aku juga ngerasain hal yang sama seperti Pak Naryo waktu itu. Mungkin berlebihan, mungkin terlalu cengeng, tapi seengganya ini lebih baik daripada bersikap cuek dan berpura-pura kalau ga ada yang terjadi di belahan dunia yang lain.

Karena aku ga terlalu pintar untuk bisa menulis tentang Gaza, mungkin dua orang ini bisa lebih mewakili. Carlos Latuff, seorang kartunis dari Brazil yang mengungkapkan krisis kemanusiaan di Gaza lewat kartun-kartunnya, dan Profesor Tarik Ramadan, cendekia Muslim dari Swiss. Bapak-bapak, waktu dan tempat dipersilakan.....



Semua kartun Carlos Latuff tentang Palestina dan Irak tersedia dalam resolusi besar dan bisa dicetak/disebarkan tanpa ada ijin resmi dari pembuatnya...Obrigado, Carlos! Kartun lain dari Carlos Latuff: 'We Are All Palestinian' bisa dilihat disini.

Muslim and Palestine - An Allience of Value ; by. Tarik Ramadan

While governments stand mute, Muslims must unite with the majority to resist the violence done to Gaza.

Listening to the feelings expressed by Muslims around the world one gets a sentiment of anger and revolt mixed with a deep sense of helplessness. The current massacres are but a confirmation of the well-known : the "international community" does not really care about the Palestinians, and it is as if the state of Israel, with the support of the US and some European countries, has imposed a state of intellectual terror. Among the presidents and kings, nobody dares to speak out ; nobody is ready to say the truth. All are paralysed by fear.

While the Israeli-Palestinian conflict is sometimes perceived, and experienced, as critical to the relationship between the west and Islam, many Muslims no longer know how to react. Is it a pure political conflict ? What does Islam have to do with it ? Should we make it an Islamic concern to call upon the ummah ?

Muslims around the world are facing three distinctive phenomena. First, in the Muslim-majority countries or in the west, they see they can expect no reaction from governments, especially from the Arab states. Theirs is the guilty silence of the accomplice, the hypocrisy, the contempt for Palestinian lives. Second, western media coverage is alarming, with the majority buying the Israeli story : two equally powerful belligerents, with the victim of aggression (Israel) acting in self-defence. What a distortion ! Yet the third phenomenon is interesting : while 73% of Europeans were backing Israel in 1967, more than 67% are supporting the Palestinians today. With time, understanding and sensitivity have moved : populations are not blindly following the games and hypocritical stands of their political elites.

Considering these factors, Muslims around the world, and especially western Muslims, should clarify their position. While refusing to turn the Israeli-Palestinian war into a religious conflict, they should not deny its religious dimension, and thus formulate an explicit stand. From an Islamic viewpoint, it should be clear that their resistance is not against Jews (antisemitism is anti-Islamic) ; to target innocent civilians must be condemned on both sides ; and the objective should be for Jews, Christians and Muslims (with people of other religions or no religion) to live together with equal rights and dignity.

The Palestinians are never going to give up ; and Israel, for all its awesome firepower, has not won the conflict. Muslims around the world should be a driving force of remembrance and resistance. Not as Muslims against Israel, the west or the hypocritical Arab states, but more widely, and constructively, for justice with all (religious or not) who refuse to be brainwashed or reduced to powerless spectators. It is time to create broad alliances and synergies around clear political objectives.

If the Middle East is teaching Muslims anything, it is to stop acting in isolation and return to the universal values they share with their fellow citizens. They should realise they are in and with the majority. Demonstrations and articles are crucial but we need to go further. To launch a global movement of non-violent resistance to the violent and extremist policy of the state of Israel has become imperative. The violence inflicted, in front of us, upon a population of one and a half million humans makes our silence, our division and even our limited emotional reaction undignified, insane and inhumane. A true and dignified resistance requires commitment, patience and a long-term strategy of information, alliance and huge, non-violent democratic participation.

This article has been published in "The Guardian" on 2nd January 2009