Selasa, 24 Maret 2009

Nyepi...At Last!

Akhirnya Nyepi datang lagi.................

Aku termasuk orang yang ga berusaha kabur ke luar kota di hari Nyepi besok, karena buat aku Nyepi itu menyenangkan!

Beberapa hari sebelum Nyepi aku udah asik belanja bahan makanan + cemilan untuk persediaan, minjem DVD kiri-kanan untuk serep kali aja TV nasional ga siaran di Bali, cari-cari koran bekas untuk nambal jendela+lubang angin supaya cahaya lampu ga keluar rumah, trus mulai buat daftar kegiatan yang bisa dilakuin di rumah pada saat Nyepi. Sibuk! Kaya bakal dikurung seumur hidup aja....

Terus pas hari H-nya kita semua diam di rumah. Sebenernya di kompleks perumahanku lumayan bebas jadi kita masih bisa jalan-jalan keluar rumah dan ngobrol dengan tetangga asal ga terlalu berisik. Jadi, ga ada yang nyalain mobil/motornya, ga ada bunyi mesin cuci berputar, atau suara menderu vacum cleaner, mesin pemotong rumput dan sebagainya. Yang ada cuma suara burung, suara sungai, suara kumbang, suara angin.....Untuk hari ini aja, sekali selama setahun, manusia-manusia di Bali mengalah, dan alam menjadi pemenangnya.

Sehari setelah Nyepi, rasanya bumi Bali seperti diciptakan kembali. Pagi-pagi hari setelah Nyepi, 'wajib' hukumnya keluar rumah untuk menikmati hasil menyepi kita selama seharian di hari sebelumnya....Udara terasa lebih bersih, lebih tenang, lebih menyenangkan.....

Aaaaah....I looove Nyepi. Rasanya ga cukup hari Nyepi cuma diadakan sehari dalam setahun. Malah ga cukup Nyepi cuma diadakan di Bali aja. Sebelum tinggal di Bali, aku selalu menganggap tinggal di Bali pada hari Nyepi itu horor.....Padahal, ternyata sepi itu kadang-kadang asik loh!

Kamis, 19 Maret 2009

Kampanye...Kampanye apa?

+ Sempet-sempetnya nge-blo padahal mau pergi...

- Ga papa...jalanan juga ga macet kok.

+ Kok ga macet? Kan musim kampanye?

- Hmmmm? Masa? Hihihi....

Menyenangkan deh, di Bali -selain poster caleg segede-gede bagong yang dipasang di setiap sudut jalan- suasana kampanye hampir ga kerasa. Mungkin, waktu nentuin jadwal pemilu dan kampanye, KPU lupa kalau masa kampanye terbuka ini, di Bali bertepatan dengan libur Galungan dan libur Nyepi. Mau coba-coba nekad kampanye? Kalau ga ditangkep sama pecalang ya paling kampanye-nya dipastiin bakal sepi. Ya eyalah....Nyepi gitu loooh.

Entah apa cuma aku aja yang ngerasa seneng sama suasana bebas kampanye kaya gini. Mungkin para penyuka keramaian dan penghasilan dadakan ngerasa rugi kali ya. Uang bensin sama koleksi kaos partainya berkurang karena kebanyakan libur. Makanya...cari penghasilan tetap yang lebih halal dong.

Ah lagian, mau ada kampanye atau engga, tetep aja ga bisa nyoblos eh nyontreng kok. Soalnya ternyata kita ga punya hak suara karena bukan ber-KTP Bali. *^%&#&#! Ga adil ah....WNI yang tinggal di luar negeri aja bisa nyoblos eh nyontreng, masa kita engga? Kita kan punya KIPEM.....Padahal kan aku ga bakal golput loh....Nah loh. Jadi yang rugi siapa? Siapa?

Sabtu, 14 Maret 2009

In Memoriam : Bedu dan Londo

Tadi malam ada kejadian yang ngagetin: anjing tetangga masuk halaman rumah kita dan ngegigit Bedu dan Londo. Mereka mati :'(.

Setiap memutuskan untuk punya binatang peliharaan, aku selalu ngingetin diri sendiri untuk selalu siap kehilangan mereka. Tapi rasa sedih dan bete tetap susah dihindari setiap itu terjadi. Mau marah sama anjingnya, yah itu emang sifatnya mereka sebagai binatang pemburu....Mau marah sama yang punya, rasanya lebih konyol lagi. Hubungan bertetangga juga penting untuk di-maintain. Mungkin juga aku agak marah sama diriku sendiri karena ngebiarin pagar rumah berlubang selama berminggu-minggu, ga nyangka kalau anjing bisa masuk lewat sana. Tapi waktu ga bisa diputar balik kan?

Selama beberapa bulan ini, Bedu dan Londo udah membuat suasana rumah jadi lebih menyenangkan. Menyambut kita setiap pulang ke rumah, menghilangkan kebosanan dan kebetean, menambah frekuensi ketawa setiap hari....it was great while it lasted. Tugas mereka ngehibur kita udah selesai, semoga mereka membawa 'laporan' kalau selama ini mereka dirawat dengan baik.

Mungkin kata-kata yang paling susah diucapin di dunia adalah : Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun. Berat rasanya ngelepas sesuatu yang udah kita cap sebagai milik kita, padahal ternyata kita ga punya apa-apa.

Ya inilah seninya punya binatang peliharaan, mereka bukan cuma mengajarkan kita untuk bertanggung jawab atas kelangsungan hidupnya, tapi mereka juga mengajarkan untuk ikhlas menerima kehilangan.

Terimakasih Bedu dan Londo udah menemani hari-hari kita selama ini. Guru ngajiku dulu bilang kalau binatang mati akan langsung masuk ke surga. Aku senang Bedu dan Londo adalah kelinci, mereka langsung masuk surga. Siapa tahu nanti mereka akan menjemput majikannya....Amien.

Senin, 09 Maret 2009

Superdad superdad

Waktu sepedaan Sabtu lalu, Bli Ketut ngajak anak sulungnya Yotta ber-cross country dari Denpasar ke Ubud. Sepedanya sepeda tandem DIY made by tukang las lokal ( DIY berarti Design It Yourself bukan Do It Yourself). FYI, rute Denpasar-Ubud sekali jalan *bukan PP* jarak tempuhnya kurang lebih 21 km, dengan melewati beberapa tanjakan dan turunan yang cukup tajam dan curam. Agak ragu juga sepeda tandem ini akan sedikit bermasalah di tanjakan dan jalan-jalan sawah, but they made it! Uhuyy!! *plok plok plok*

Cerita lengkapnya baca aja di blognya M'pri. Mungkin minggu-minggu ke depan setelah melihat kesuksesan Bli Ketut + Yotta, akan tambah banyak anggota cross country junior lainnya. Ayo Superdad lainnya, mumpung tinggalnya di Bali di mana masih banyak sawah, hutan dan pemandangan indah lainnya....Masak jalan-jalannya ke mall terus :).

Rabu, 04 Maret 2009

Kelinci Lucu, Mau?


Tiga bulan terakhir ini setiap mendekati tanggal sepuluh dan belas-belasan aku+M'pri selalu deg-deg-an. Karena setiap tanggal segitu pasti Gula melahirkan! Iya bener sebulan sekali....

Waktu pertama kali Gula melahirkan bener-bener bikin kita shock. Karena beberapa hari sebelumnya kita berdua masih mengira-ngira di antara BeduGula yang mana sih yang cewe dan yang cowo. Malah kita sempet su'udzon kalau penjualnya dulu ngasih kelinci jantan dua-duanya. Abisnya dua-duanya pernah saling 'menaiki' satu sama lain...Kan jadi curigaaa...:D

Singkat cerita sampai sekarang Gula udah melahirkan tiga kali. Kelahiran yang pertama, dari delapan kelinci cuma hidup dua aja ( Londo+Knil - foto di atas). Kelahiran yang kedua ada enam kelinci, dan satu kelinci mati setelah umur satu bulan ( Phanthom - foto di bawah). Dan yang ketiga, delapan kelinci mati semua setelah beberapa hari...Mungkin karena waktu lahir ukurannya terlalu kecil :(.
Jadi, aku sempet ngalamin punya DELAPAN BELAS kelinci ukuran S-M-L-XL di rumah. Repot dan hebohnya? Ga usah ditanya. Setiap bangun pagi dan buka jendela, pemandangannya pup kelinci dimana-mana....Cape deeeeh.

Untungnya kelinci generasi kedua udah berumur satu bulan , banyak yang tertarik untuk mengadopsi. Nih foto-foto mereka , yang di atas namanya Junior, dan yang di bawah dari kiri ke kanan ada Joan Doe, Gonzaletta, Hanom dan Luki Toni. Lucu-lucu ya? Kalau ngeliat kelucuannya sih emang ga tega untuk ngelepas kelinci-kelinci imut ini.....Tapi, kalau udah ngeliat kotorannya.........Silakan deh ambil semuanya! :))

pic by mpri

Biarpun aku+M'pri dengan senang hati membagi-bagi anak-anak kelinci ini, sebelumnya pasti ada wejangan-wejangan yang bakal kita kasih ke para calon ortu angkat ( yang sebelumnya udah diseleksi dulu dong pastinya :D) :

1. Ga boleh dikasih KOL.

Karena banyak banget cerita orang yang baru beli kelinci dan beberapa hari kemudian kelincinya mati. Ternyata eh ternyata setiap hari dikasih makan kol, padahal kol itu ngebikin perut bergas dan kelincinya jadi sakit deh. Kangkung semestinya ga dikasih terlalu banyak. Sekali-sekali aja.

Biarpun makanannya ga terlalu susah didapat, tapi bukan berarti bisa asal ngasih makan. Kata buku-buku dan website di internet, kelinci sebaiknya diberi pelet untuk makanan utama. Jagung atau ubi pun mereka suka dan bagus untuk sumber karbohidrat. Serat juga harus tetap dikasih. Kelinci-kelinciku suka banget makan daun pepaya, daun mengkudu, daun mangga, wortel, sawi, bougenville, rumput, seledri, kacang panjang, kulit semangka dan masih banyaaaaak lagi.

Intinya, makanan yang terlalu kompleks sebaiknya ga dikasih deh, contohnya: nasi dan roti ( ini mah buat orang), daging, ikan atau telur ( masih ada aja yang ga nyadar kalau kelinci itu herbivora). Kalau makanannya bagus, pasti kelincinya bagus juga pertumbuhannya.

2. Jangan lupa dikasih minum

Kata siapa kelinci ga butuh minum. Air tetep dibutuhin. Jangan sampai kehabisan loh....Apalagi kalau mereka makan pelet, bisa keselek kalau ga minum...:).

3. Jangan disimpan di tempat panas, mereka ga tahan terik matahari.

4. Waktu masih kecil sebaiknya disimpan di kandang di tempat yang aman dari jangkauan predator seperti kucing, anjing, atau tikus (!). Tapi jangan 24 jam disimpan di kandang ya. Beberapa jam sehari sebaiknya dilepas juga di halaman supaya mereka ga bosan. Setelah lebih dari tiga bulan, kelinciku lebih montok daripada kucing, jadi ga usah khawatir lagi untuk dilepas di halaman.

5. Kalau di rumah ada anak kecil, sebaiknya diajari cara 'bergaul' dengan kelinci, cara menggendong dan pastikan untuk ga berlaku abusive.

6. Jangan diangkat dengan cara menarik kupingnya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Underline...underline....underline!

7. Jangan dimandikan sebelum cukup besar. Umur 3-4 bulan badan kelinci udah cukup besar dan kuat untuk dimandikan.

8. Mereka bisa dihipnotis loh....Caranya, digendong terlentang dan diposisikan supaya letak kepala lebih rendah daripada badan ( agak mendangak ke bawah). Nah, elus-elus deh sampai anteng. Tapi ini tergantung karakter kelincinya juga. Ada kelinci yang ga suka dipegang dan susah dihipnotis, dan ada kelinci yang akrab banget sama manusia jadi gampang banget dihipnotisnya. Contohnya Londo nih.....

pic by mpri

Kalau tanggal 10 ini Gula beranak lagi, ada yang berminat?









Kamis, 26 Februari 2009

I'm Baaaack!

Hi all! Apa kabar? Lama tidak bersua...:)

Lucu deh, aku selalu ngerasa kalau blog ini ga ada yang baca. Ga terlalu peduli juga karena dari awal niatnya bukan buat dibaca sama orang lain...................but to keep me sane....hahaha.

Tapi ternyata setelah berminggu-minggu ga diupdate, banyak temen yang terus nanyain. Komentar-komentar baru juga terus masuk, apalagi di artikel yang ini. Aduuuuh, maaf ya kalau semua komentar ga dibales satu persatu....Alasannya apalagi kalau bukan alasan lama : internetnya lemot. Ffffffuih.....

Eits...tapi itu dulu, waktu aku masih pake provider paling lemot sedunia : IM2. Buat siapapun yang belum berlangganan IM2 dan berniat mau berlangganan....JANGAN! Apalagi kalau tinggalnya di wilayah Bali. Mending uangnya dipake yang lain aja yah yang lebih berguna. Been there, remember? Sekarang aku udah pasang speedy dooong. So far masih blom ada keluhan kecuali jatah bandwith-nya yang cepet banget abis karena keasikan browsing, googling, surfing, streaming, you name it. Jadi......yok ngeblog lagi!

Rabu, 07 Januari 2009

We Are All Palestinian

Rencananya sih beberapa minggu yang lalu aku mau meng-update blog ini, tapi karena minggu-minggu terakhir di tahun 2008 yang lumayan hectic jadi rencana itu ketunda terus. Bedu+Gula baru beranak! Dan itu berita yang bagus buat dibagi kan....Dari delapan bayi kelinci yang berhasil hidup cuma dua ekor, kita kasih nama mereka 'Londo dan KNIL'. Udah ada banyak foto yang siap untuk diupload....Sampai di hari-hari terakhir tahun 2008 ada bencana mengerikan yang membuat semua semangat untuk ngeblog menguap gitu aja. Gaza.

Setiap ngeliat berita di TV tentang Gaza aku ngerasa seperti habis didatangi Dementor. I don't think I can be happy again. Terlalu menyedihkan, menjengkelkan, membuat marah untuk ditulis di blog. Kayanya semua perasaan itu betul-betul ga bisa ditulis dengan kata-kata.

Aku inget dulu pertama kali berkunjung ke Galeri Soenaryo di tahun 1999, hampir semua karya seni di sana ditutupi kain hitam. Menurut kuratornya itu adalah lambang kesedihan Pak Naryo atas peristiwa Mei 1998. Kayanya sekarang aku juga ngerasain hal yang sama seperti Pak Naryo waktu itu. Mungkin berlebihan, mungkin terlalu cengeng, tapi seengganya ini lebih baik daripada bersikap cuek dan berpura-pura kalau ga ada yang terjadi di belahan dunia yang lain.

Karena aku ga terlalu pintar untuk bisa menulis tentang Gaza, mungkin dua orang ini bisa lebih mewakili. Carlos Latuff, seorang kartunis dari Brazil yang mengungkapkan krisis kemanusiaan di Gaza lewat kartun-kartunnya, dan Profesor Tarik Ramadan, cendekia Muslim dari Swiss. Bapak-bapak, waktu dan tempat dipersilakan.....



Semua kartun Carlos Latuff tentang Palestina dan Irak tersedia dalam resolusi besar dan bisa dicetak/disebarkan tanpa ada ijin resmi dari pembuatnya...Obrigado, Carlos! Kartun lain dari Carlos Latuff: 'We Are All Palestinian' bisa dilihat disini.

Muslim and Palestine - An Allience of Value ; by. Tarik Ramadan

While governments stand mute, Muslims must unite with the majority to resist the violence done to Gaza.

Listening to the feelings expressed by Muslims around the world one gets a sentiment of anger and revolt mixed with a deep sense of helplessness. The current massacres are but a confirmation of the well-known : the "international community" does not really care about the Palestinians, and it is as if the state of Israel, with the support of the US and some European countries, has imposed a state of intellectual terror. Among the presidents and kings, nobody dares to speak out ; nobody is ready to say the truth. All are paralysed by fear.

While the Israeli-Palestinian conflict is sometimes perceived, and experienced, as critical to the relationship between the west and Islam, many Muslims no longer know how to react. Is it a pure political conflict ? What does Islam have to do with it ? Should we make it an Islamic concern to call upon the ummah ?

Muslims around the world are facing three distinctive phenomena. First, in the Muslim-majority countries or in the west, they see they can expect no reaction from governments, especially from the Arab states. Theirs is the guilty silence of the accomplice, the hypocrisy, the contempt for Palestinian lives. Second, western media coverage is alarming, with the majority buying the Israeli story : two equally powerful belligerents, with the victim of aggression (Israel) acting in self-defence. What a distortion ! Yet the third phenomenon is interesting : while 73% of Europeans were backing Israel in 1967, more than 67% are supporting the Palestinians today. With time, understanding and sensitivity have moved : populations are not blindly following the games and hypocritical stands of their political elites.

Considering these factors, Muslims around the world, and especially western Muslims, should clarify their position. While refusing to turn the Israeli-Palestinian war into a religious conflict, they should not deny its religious dimension, and thus formulate an explicit stand. From an Islamic viewpoint, it should be clear that their resistance is not against Jews (antisemitism is anti-Islamic) ; to target innocent civilians must be condemned on both sides ; and the objective should be for Jews, Christians and Muslims (with people of other religions or no religion) to live together with equal rights and dignity.

The Palestinians are never going to give up ; and Israel, for all its awesome firepower, has not won the conflict. Muslims around the world should be a driving force of remembrance and resistance. Not as Muslims against Israel, the west or the hypocritical Arab states, but more widely, and constructively, for justice with all (religious or not) who refuse to be brainwashed or reduced to powerless spectators. It is time to create broad alliances and synergies around clear political objectives.

If the Middle East is teaching Muslims anything, it is to stop acting in isolation and return to the universal values they share with their fellow citizens. They should realise they are in and with the majority. Demonstrations and articles are crucial but we need to go further. To launch a global movement of non-violent resistance to the violent and extremist policy of the state of Israel has become imperative. The violence inflicted, in front of us, upon a population of one and a half million humans makes our silence, our division and even our limited emotional reaction undignified, insane and inhumane. A true and dignified resistance requires commitment, patience and a long-term strategy of information, alliance and huge, non-violent democratic participation.

This article has been published in "The Guardian" on 2nd January 2009