Senin, 01 Oktober 2007

Ubud Writers Festival (2) - Writing Across Media

Deepika Shetty mungkin adalah perempuan mungil dengan penampilan sederhana dan karakter yang rendah hati. Tapi jangan salah, beliau adalah jurnalis handal yang pernah bekerja di The Times of India, dan kini bekerja di Singapura sebagai Produser berita untuk Prime Time Morning di News Asia dan juga memproduseri acara Off The Shelf.

Hari itu aku kepagian. Beberapa menit setelah aku sampai di bale-nya Ananda Cottage, Deepika pun muncul. Tangannya penuh dengan beragam peralatan, seperti kamera video (berukuran medium), handycam, tripod, juga beberapa tumpuk handout yang nantinya akan dibagikan. Kamera video? Masuk tivi dooong?!!! Asiiiiiiiiik! Hohohoho...

Peserta workshop kali ini didominasi oleh kaum muda. Walaupun ada juga peserta yang sudah berumur, dengan rambut dan janggutnya yang putih, beliau masih bersemangat untuk mempelajari hal baru. Aku salut sekali! Mencari ilmu emang ga boleh dibatasi oleh usia kan?

Setelah seluruh peserta berkumpul, workshop pun dimulai. Sesi yang pertama adalah pembahasan mengenai media cetak. Di awal sesi, Deepika memulai dengan menceritakan pengalamannya di saat awal-awal menulis untuk media. Upah pertama yang ia terima adalah US$ 8 saja. Pernah juga pada suatu hari artikelnya dirobek di depan matanya oleh sang dosen. Karena pada saat itu Deepika menulis hanya untuk mengejar setoran gaji dan hal itu terlihat dari tulisannya yang tidak bernyawa. Sang dosen berpesan, " Never ever write for the sake of writing alone. Writing has a larger purpose to serve." Sebuah pesan yang sangat membekas baginya, sampai-sampai hingga saat ini ia masih ketakutan untuk bertemu Sang Dosen. Apa kira-kira komentarnya setelah membaca tulisan-tulisannya sekarang? Begitu pikirannya.

Oleh karena itu ga heran kalau Deepika juga menyisipkan di workshopnya contoh-contoh penulisan headline yang fatal, asbun dan lebih gawat lagi, diterbitkan! Salah satunya : 'Bom Meledak di Sebuah Pemakaman, 100 Orang Meninggal Dunia'. Wakakakakak!!!!!! Deepika berpesan untuk berhati-hati dalam menulis untuk media cetak, karena kesalahan yang terjadi akan terpampang dalam waktu yang sangaaat lamaaaa....Hmmmmm.

Setelah itu kami diarahkan untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Setiap kelompok akan melakukan simulasi apa yang terjadi pada saat rapat antara penulis dengan editor. Salah seorang berperan menjadi editor dan yang lainnya berperan sebagai penulis yang akan mengajukan proposal topik yang akan diangkat sebagai headline dalam waktu yang terbatas. Dari seluruh topik yang diusulkan hanya akan ada satu topik yang dipilih oleh editor. Waktu yang dimiliki oleh editor untuk memilih topik adalah 2 menit saja. Ternyata susah juga mengeluarkan ide-ide dengan tenggat waktu yang terbatas. Sehingga ketika simulasi berakhir dan Deepika bertanya :

"Did you find it difficult to assure the editor in the limit of time that i gave you?"

Tentu aja jawabannya adalah: Yes!

Ternyata Deepika menjawab,

"Well, I'm telling you what, in the real life, that was a luxury! In the real life, editors are almost untouchables, maximum you only have 30 seconds to propose your ideas to them..."

Waw!!

Lalu para 'editor' membacakan masing-masing topik yang telah mereka pilih, Deepika pun langsung menggambarkan draft layout yang sesuai untuk masing-masing topik, lengkap dengan posisi iklan yang akan ditampilkan. Ia menjelaskan, mengapa setiap topik yang berbeda harus memiliki layout yang berbeda pula. Bagaimana memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada pembaca dalam ruang yang terbatas. Aku baru sadar, ternyata menarik sekali ya dunia jurnalisme itu. Butuh keahlian dari berbagai bidang ilmu untuk dapat menghasilkan sebuah karya yang layak diterbitkan kepada pembaca.

Sesi yang kedua adalah pembahasan mengenai media televisi. Asiiiik, kayanya ini nih bagian shootingnya. Hihihi. Bener aja, tiap-tiap kelompok ditugaskan melakukan simulasi talk show. Topik yang dibahas adalah film Black Diamond versus kontroversinya. Setiap kelompok bebas menentukan format acara dan peran masing-masing orang. Yang penting, acara berlangsung ga lebih dari 2 menit. Hasil shooting 'disiarkan langsung' di layar tancep (apa ya nama kerennya?) di depan kelas. Di sini baru ketawan semua orang sadar kamera. Begitu ngeliat kamera pada semangat deh! Makanya simulasi ini berlangsung seru. Ada yang berperan sebagai presenter, sebagai pengusaha berlian, demonstran, dan banyak lagi. Seusai simulasi, Deepika memberikan beberapa masukan dan tips tentang bagaimana tampil di depan kamera. Mulai dari pemilihan kalimat hingga bahasa tubuh yang digunakan.

Sesi yang terakhir adalah pembahasan media yang menjadi favorit Deepika : B-L-O-G. Ini mah favoritku juga! Agak suprise ketika banyak peserta yang masih belum terlalu familiar dengan media yang satu ini, namun Deepika dengan tetap bersemangat menjelaskan. Beliau juga memberikan beberapa contoh blog yang cukup powerful dan menarik ribuan pembaca dari seluruh dunia, salah satunya adalah My Marrakech. Maryam, sang webmaster, adalah orang Amerika yang tinggal di Marrakech, Maroko. Di blognya, beliau berhasil mengenalkan Marrakech ke seluruh dunia. Bahkan ketika di blognya ia bercerita akan menjual villanya yang pada saat itu belum selesai terbangun, tiba-tiba, ia mendapatkan belasan pembeli yang tertarik untuk membelinya. Villanya aja belum ada!

Deepika juga menceritakan pengalaman pribadinya tentang kekuatan blog yang membawanya berkenalan dengan banyak penulis terkenal karena ia mereview buku penulis tersebut lewat blognya. Mereka sangat berterimakasih dan akhirnya berkawan akrab dengan Deepika.

Ya Deepika, memang media blog itu bikin kecanduan ya? Sekali ngeblog, ngeblog trusssssss.....:D.

Jadi, kira-kira kapan ya aku muncul di tipi untuk ngebawain acara talk show? huehehehehe.....



Ubud Writers Festival (1) - Translation Workshop


Tanggal 25-30 september 2007 lalu ada hajatan besar di Ubud. Ubud Writers Festival 2007. Disini adalah saat-saat dimana penulis-penulis internasional 'turun gunung' dan berkumpul di Ubud untuk saling berbagi kabar, cerita dan pengalaman.

Sebelumnya acara ini sudah beberapa kali diselenggarakan, tapi, baru kali ini aku tertarik untuk berpartisipasi mengikuti beberapa programnya. Dua setengah tahun tinggal di Bali, ga sopan lah ya kalo ga ikutan :D. Program-program yang ditawarkan sangat beragam dan menarik. Ada peluncuran buku, meet the writers, workshop, story telling dan masih banyak lagi. Kali ini, aku tertarik untuk mengikuti beberapa sesi workshop. Cuma ikutan workshopnya aja udah bingung mau pilih topik yang mana. Kalo satu orang bisa berada di dua tempat bersamaan, kalo ga ada kerjaan lain, kalo ga disibukkan dengan kesibukkan Ramadan, pengennya sih ikutan semua ya....Karena semuanya dibawakan oleh narasumber yang kompeten di bidangnya, dengan topik-topik yang membuat penasaran dan biayanya untuk peserta lokal pun relatif murah, antara 100-150 ribu rupiah persesinya. Tapi setelah ditimbang, diamati dan dicermati, akhirnya aku memutuskan untuk cuma ikut 4 sesi workshop: Translation Workshop bersama John Mcglynn, Writing Across Media bersama Deepika Shetty, Life in the Road bersama Adam Skolnick, dan Writing for Children bersama Kirsty Murray.

Gimana cerita komplitnya? gini nih...

ps. untuk cerita workshop Life on The Road bersama Adam Scolnick, kangkung udah nulis panjaaaaaaaaaaaaaaaang di blognya. Silakan dibaca disana :).

Translation Workshop bersama John Mcglynn

John Mcglynn adalah translator yang sudah berpengalaman lebih dari 30 tahun menerjemahkan karya-karya sastra bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Beberapa di antaranya adalah karya-karya dari Pramoedya Ananta Toer. Beliau juga menjabat sebagai direktur Yayasan Lontar di Jakarta.

Beberapa minggu sebelum workshop ini diadakan, John mengirimkan pe-er via email ke masing-masing peserta. Setiap peserta mendapat jatah menerjemahkan dua buah cerpen mini yang terdiri dari kurang lebih 100 kata aja. Cerpen yang harus diterjemahkan berbeda antara peserta yang satu dengan yang lainnya. Kedengerannya sih ringan ya? Tapiiii......buset deh, beberapa cerpen ditulis dengan bahasa slank berat, malahan ada juga yang berbahasa sunda segala! Gubrag!!!! how am I suppose to translate this?

Akhirnya setelah jungkir balik buka buka kamus ( dan asistensi sama kakakku tercinta, hehe, tengkyu sis), selesai juga deh nih pe-er. Di cover letter aku curhat ke Pak John : 'pe-ernya susah banget! please deh, John...' hihihi

Di hari Hnya, seluruh peserta dikumpulkan di Taman Indrakila, Ubud. Dengan latar belakang pemandangan sawah terasering yang indah workhop pun dimulai. Separuh dari peserta adalah orang asing yang tentunya cukup fasih berbahasa Indonesia. Malah salah satunya adalah translator profesional, Pam Allen, yang pernah menerjemahkan novel Saman karya Ayu Utami ( kalau Cika di kelas workshop yang berbeda malah ketemu langsung sama Ayu Utami-nya yang menjadi peserta juga). Aduh, aku ngerasa amatiiiir sekali. Tapi justru karena itu aku ikutan di workshop ini bukan ? Untuk nyuri ilmu sebanyak-banyaknya dari narasumber dan dari peserta lainnya.

Pada saat workshop, John menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menerjemahkan suatu karya sastra berbahasa asing. Yang pertama adalah urusan teknis, memilih literatur seperti apa yang pantas diterjemahkan, menghubungi sang pengarang, urusan kontrak dan hak cipta, dan langkah-langkah lain yang harus dipertimbangkan sebelum kita mulai menerjemahkan karya tersebut.

Yang kedua adalah bagian bersenang-senang: menerjemahkan. Pada proses penerjemahkan suatu karya asing, tentunya akan banyak timbul pertanyaan karena perbedaan budaya, gaya penulisan, dialek dan sebagainya. Pada karya sastra indonesia, kata-kata slank dan dialek sangat sering muncul. Bagaimana menerjemahkannya? Bagaimana menerjemahkan 'elu' sementara di dalam bahasa Inggris tidak ada kata ganti slank untuk 'you'. Apa kata ganti yang tepat untuk 'Om-om' atau 'Tante-tante' di bahasa Inggris? Karena format workshop ini sangat interaktif, peserta dapat menginterupsi kapan saja untuk bertanya, berbagi pengalaman atau memberikan pendapatnya sehingga akhirnya kelompok workshop ini lebih menyerupai kelompok diskusi dengan beragam masukan-masukan yang segar dan pertanyaan-pertanyaan yang kocak yang timbul karena perbedaan bahasa.

Penasaran apa aja yang kami diskusikan? Salah satunya adalah cerpen mini karya Laila Achmad. Berjudul melahirkan:

Aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aaah aah!!! Nakku...

Bagaimana kamu akan menerjemahkan cerpen ini ke dalam bahasa Inggris? Karena waktu John ditanyakan hal yang sama, beliau cuma bilang "I dont know". Huuuuh!



Minggu, 23 September 2007

Portraits of My Husband Part 3 - Turis Domestik

Eh ternyata masih ada stok foto...Lanjuuut...

Ceritanya kita berdua punya kesukaan yang sama, moto+jalan-jalan. Kalo lagi jalan-jalan ga ada objek foto, ya moto pasangan masing-masing dong...hehehe

Ontelio



Lebaran yang lalu pertama kalinya Kangkung diajak mudik ke rumah nenek di Klaten. Pagi-pagi kita berdua langsung deh kabur sambil bawa sepeda ontel. Naik sepeda keliling kota sampai ke depan Pabrik Gula Gondang Baru, Klaten. Sebetulnya pabrik gula ini menarik banget untuk dikunjungi, tapi anehnya cuma buka beberapa bulan dalam setahun. Jadi cuma bisa bolak-balik di depannya sambil latian panning. Panningnya sih gagal, tapi teteeeup....SMILE!!!

Reflection of a backpacker



Uhuyyy, kurusan eeeeuy...Cerminnya cermin cekung kali ya? hihihi


Don't tell me that our plane is delayed AGAIN?



Sejak pindah ke Bali jadi berasa frequent flyer. Well we don't fly THAT frequently, tapi kayanya seriiing banget liat pemandangan Cengkareng.


Awas mahluk planet!



Gini nih pemandangan kalo lagi hunting bareng.


Minggu pagi yang cerah,
'Mataharinya asik euuuuy....Hunting yuk!'
'Yuuuuuuuuuuuuuuk...!'

Pake aja motor supaya gampang nemplok, dan begitu ada objek yang oke, ga usah buka helm. Langsung shoot!

Dah ah....
Waktunya ubek-ubek hardisk lagiiii....

Sabtu, 22 September 2007

Homework - 8 Random Habits/Fact about Me

Entah mimpi apa semalem, tiba-tiba aja aku dapet pe-er dari ibu ini. Ceunah musti nulis delapan kebiasaan/fakta tentang diri sendiri. You mean like exposing my insanity to the whole world? Hayaaaaaah......Tapi gapapalah, demi temen ini hehehe...

Ini dia peraturannya:

1. Each blogger must post these rules.
2. Each blogger starts with eight random facts/habits about themselves.
3. Bloggers that are tagged need to write on their own blog about
their eight things and post these rules. At the end of your blog, you
need to choose eight people to get tagged and list their names.
4. Don’t forget to leave them a comment telling them they’ve been tagged and to read your blog.

Dan ini dia lembaran kerjanya:

1. Takut tangan!
Mungkin ini yang paling populer terutama di antara temen-temen kuliah. Tangan bukan sembarang tangan, tapi bagian pergelangannya pada saat dibengkokan ke posisi tertentu trus urat nadinya menonjol persis kaya posisi orang bunuh diri...Huwaaaaaaaaaaaaaaaaa....ngebayanginnya aja waktu nulis ini merinding!

Jadi kalo lagi ngobrol sama orang dan lawan bicaranya bertopang dagu dengan posisi sedemikian rupa, aku bakal nepis tangannya supaya dia ganti posisi. Tapi pastinya kalo si lawan bicara adalah orang-orang yang lebih superior sih ga berani dong. Jadinya aku cuma bisa pasrah dan berusaha sekuat tenaga supaya ga ngeliat tangannya.

Dan gara-gara fobiaku yang satu ini aku udah menghibur banyak orang terutama temen-temen kuliah yang fun banget ngegodain aku pake jurus yang satu ini. Teganya teganya tegaaaaaaa deh kalian semua!!!

2. Selain pergelangan tangan aku juga fobia binatang t---s. Hiiiiiiii saking jijaynya aku sampai ga mau ngetik namanya di artikel ini! Makanya aku suka banget sama kucing, karena kucing adalah musuh bebuyutan si itu. Makanya waktu temen-temen ngajakin nonton Ratatouille, aku langsung bilang 'NO WAY!'. Dan waktu ada rumor bakso 'itu' beredar di Bandung, langsung deh berbulan-bulan aku ga mau makan bakso. Hueeeek...cuih cuih!

3. Tapi kalau berhubungan dengan dunia mistis, aku relatif berani dengan catatan : SELAMA GA NONTON FILM HOROR. Malah seumur hidup minimal dua kali aku mengalami pengalaman yang beraroma mistis. Biasa aja tuh. Waktu jaman kuliah berlama-lama sendirian di kamar gelap di malam Jumat pun ga masalah. Tapiiii jangan coba-coba nonton film horor. Bisa berminggu-minggu ga berani tidur sendirian. Nonton 'Si Manis Jembatan Ancol' aja takut. Hihihi payah.

4. Telobsesi untuk bisa melafalkan huluf 'RRRRRR' dengan baik dan benal. Buat yang belum tau, aku kasih tau ya kalo aku ini cadel klonis. Masalahnya cala aku melafalkan huluf 'RRRRR' telnyata salah total! Kalau olang lain calanya dengan menggetalkan lidah, nah aku mah yang digetalkan malahan pipi. It wolks sometimes, tapi kebanyakan gagalnya dan yang paling palah akibatnya kalo ngomong 'RRRRR' jadi seling munclat. Hihihihi. Gala-gala ini aku pengen banget ikutan hipnotelapinya Lomi Lafael. Eh seliusan, benelan! Ada yang tau kontak nomelnya?

5. Komedo, ketombe, jerawat, kotoran kuping, kutu? Love them! Pastinya kalo benda-benda itu ga menempel di badanku dong yaaa...Tapi di badan orang-orang atau kucing-kucing di sekitarku. Kalo aku pulang ke Bandung, saudara-saudaraku pasti udah ngantri "Bersihin kupingku dong!", atau "Mo facial dong!", atau aku yang nawarin duluan, " Sini sini sini......." :D.
Kalau ga berprofesi seperti sekarang, pekerjaan apa yang aku mau? Hmmmm kapster kali hihihi...

6. Waktu kecil ga bisa tidur kalau ga adem. Jadi, semua bantal+guling musti masuk kulkas dulu baru deh mo bobo. Suer! Tanya aja ibu+tante-tante :D.

7. Suka jalan! Jalan disini bisa berarti travelling atau bisa juga berarti jalan kaki. Dulu di Bandung sering banget pulang kuliah jalan kaki. Kadang-kadang ketemu temen yang naik motor atau angkot trus mereka kasian dan aku ditawari tumpangan.

'Ga ga, emang pengen jalan kok...'
'Bener? Bukannya ga punya duit buat bayar angkot?'
S**l*n!

Pernah juga pas pulang kuliah pengen jalan-jalan ke Cikapundung, trus ada kakak kelas yang nyamperin, katanya dia pengen ikut.

'Duuuuh ga usah deh, ga bakal suka deh jalan-jalan sama aku!'

Eh dianya ngotot. Terus aku ajak jalan kaki jauuuuuuuuuuuh banget, baru deh kapok. Huahahaha, dibilangin ga nurut siiiih!

8. Waktu kuliah pernah bete banget sama Bandung sejak pemkot Bandung menebang puluhan pohon dan pernah berikrar (taela) begitu lulus kuliah ga mau tinggal lagi di Bandung dan pengen tinggal di desa yang masih hijau, hawanya sejuk tapi deket sama supermarket+mall dan ada koneksi internet :D. Waktu itu ngga kebayang dimana. Tapi ga lama setelah lulus malah terdampar di Payangan.

Pernah juga keucap calon suamiku nanti musti non-smoker, dan karena aku ga punya mantan pacar, pengennya dia juga ga punya mantan pacar. Kedengerennya impossible banget waktu itu. Tapi ternyata kejadian juga! So never under estimate a wish, Guys!

Gitu deh teman-teman...Puas puas????

Hmmmmm siapa aja yang bakal aku forward?

[mba]Mona-[mba]Naila-Kiki-Uzzie-[mba]Milla-Fika


Kamis, 13 September 2007

Suami Yang Aneh

+ Lagi nge-SMS siapa sih?

- Hehehe, biasa deh...ngebalesin SMS-SMS ucapan selamat ultah, nih dah aku sediain templatenya : "Amien amien, tenkyu ya :)". Cocok loh buat reply-an semua SMS selamat ultah!

+ Heeeuh repot amat, kalo aku mah ga pernah dibales da'...

- Iiiih ga sopan tau!

+ Yeeeyyy, ngapain juga dibalesin, itu mah sama aja sama ada orang ngasih kado seharga 350 perak trus kita balikin lagi 350 perak. Kalo aku mah gini nih caranya : pegang aja hpnya, buka message ucapannya trus teriak 'Hee-eeeeeeh...heee-eeeeeeh' *sambil berekspresi ngeden ala Hiro Nakamura setiap mau ber-teleport*, udah deh keterima pesennya..hehehe

-*speechless*

....dan untuk kesekian kalinya aku ingat betapa anehnya laki-laki yang aku nikahi ini...aneh lu kang!




Rabu, 12 September 2007

Marhabban ya Ramadhan dan Happy Birthday to Me!!!

Ga tau deh kapan lagi ada hadiah ulang tahun seistimewa ini.

Iya, hari ini bersamaan dengan datangnya bulan suci Ramadan, aku juga berulang tahun yang ke dua puluh...*titiktitik...:D*. HAPPY BIRTHDAY TO ME!!!

Seneng pastinya, karena di antara 364 kemungkinan, kok ya pas banget 1 Ramadan 1428 di Indonesia dan hampir di seluruh dunia jatuh pada hari ini, Kamis, 13 September 2007. Yang bikin lebih hepi adalah karena ga seperti tahun lalu perbedaan pendapat (nyaris) ga ada. So, hari ini semuanya bareng-bareng mulai puasa kan?? Atau ada yang beda? Siapa? Siapa?

Seperti biasa di setiap awal Ramadan perasaanku selalu bercampur aduk. Antara bersyukur karena aku masih diberi kesempatan untuk menikmati hari-hari penuh berkah, tapi juga deg-deg-an dan takut, apakah Ramadan kali ini justru akan lewat begitu aja seperti hari-hari lainnya? Semoga engga. Apalagi di Ramadan ini aku juga bertambah tua setahun hiks hiks, jadi pastinya harus lebih baik dong dari tahun-tahun sebelumnya...Amiiiin.

Setelah menjalani dua puluh sekian *keukeuh* tahun di dunia ini, kayanya ga ada lagi yang bisa terucap selain syukur. Alhamdulillah untuk hari-hari yang berwarna-warni dan manusia-manusia yang beranekaragam yang datang dan pergi, mulai dari yang inspiring, penuh kasih sampai yang pikatajongeun dan pikasebeleun. Tapi yang jelas semuanya membawa kesan, pesan, pelajaran dan pengalaman kehidupan ciyeeeeh.

Oia, di Ramadan kali ini ada satu keinginanku yang terkabul lo...Karena sejak bertahun-tahun yang lalu aku kangen banget sama hari-hari Ramadan yang bebas deadline! And now I have it! Huhuuuuy!!! Semoga aja malam-malam tanpa deadline yang tak kunjung henti ini bener-bener bisa dimanfaatin seoptimal mungkin, dan bukannya ketiduran sampai pagi trus bablas deh sahurnya...hihihi....

Marhabban ya Ramadhan

Ya Allah, jadikanlah usahaku di dalam bulan Ramadhan sebagai usaha yang Engkau terima, dan dosa-dosaku diampuni, amal perbuatanku diterima, dan seluruh aibku ditutupi, Wahai Maha Pendengar Dari Semua Yang Mendengar...

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujung-ujungnya dan sebaik-baik amalku adalah pada ujung akhirnya, dan sebaik-baik hariku adalah pada saat aku menemuiMu...

Amiin, amin ya robbal alamin.






Minggu, 09 September 2007

Ada Ngaben!

Padahal baru jam 9 pagi. Tumben Akang nelpon dari kantor.

"Jalan di Ubud ditutup! Ada ngaben besar!"

Ngaben besar? Tapi hari ini rencananya mau kirim gambar. Ah sudahlah, mana kamera kesayanganku? Yuk kita berburu ke Ubud...hehehe...

Mendekati Ubud, bener aja, di setiap titik masuk ke Ubud, banyak polisi udah berjaga-jaga. Begitu sampai di puri Ubud, dua pemalungan lembu hitam dan sebuah wadah (pembawa jenazah) yang tingginya kira-kira setara dengan bangunan dua lantai sudah terparkir, para wisatawan yang kebanyakan adalah wisatawan asing juga sudah ramai berkumpul menunggu dimulainya upacara besar ini.

Almarhum adalah orangtua (ibu atau bapak ya?...hmmm lupa..) dari mantan Bupati Gianyar. Jadi ga heran kalau keria-an ngaben ini jauh melebihi ngaben-ngaben lainnya. Ornamen-ornamen penghias bade dan juga berbeda. Setiap detailnya dipikirkan matang-matang dan pengerjaannya refine banget. Memang craftmanship orang Bali pantas diacungin empat jempol deh!

Ngaben kali ini, selain adalah upacara wajib bagi para anggota keluarga almarhum, juga menjadi hiburan gratis bagi para wisatawan lokal dan mancanegara. Jadi jangan heran kalau pengunjungnya membludak. Semua saling berdesak-desakkan, kaya di terowongan Mina kali ya...hihihi.

Sayang aku ga bisa terus hunting sampai saat pembakarannya. Laper bow, blom sholat, full CF pula...hiks hiks. Smoga lain kali ada yang meninggal lagi...eh ada ngaben besar lagi maksudnya :)).

Untuk foto-foto lengkapnya, bisa diliat disini.