Senin, 31 Maret 2008

Pembalasan Dendam

Film Fitna? Judulnya aja Fitna(h), so what do you expect?

*ngomong-ngomong, apa lidah orang barat emang ga bisa melafalkan '-ah' di belakang kata ya? fitnah jadi fitna, mekkah jadi mecca, aishah jadi aisha, fatimah jadi fatima?*

Sebenarnya kita ga usah kaget lagi dengan adanya propaganda semacam ini, bukan? Kalau kata Simon Cowell di American Idol : "It's so predictable". Basi.

Beberapa hari sebelum film ini secara resmi diluncurkan, aku mendapat forward email tentang tanggapan Ingrid Mattson, Phd, President The Islamic Society of North America. Menurut beliau, sejak film ini belum diluncurkan aja, ancaman dari para so called 'garis keras' sudah berdatangan ke Geert Wilders dan timnya.

Dan sebetulnya itulah yang Mr. Wilders inginkan.

Apa bedanya dengan anak kecil yang menangis keras-keras dan memecahkan semua barang pecah belah di dalam rumah untuk menarik perhatian orangtuanya. Ketika orang tuanya datang dan marah-marah, tangisnya malah menjadi lebih keras padahal di dalam hatinya ia merasa senang karena dengan tangis ia bisa mendapatkan perhatian orangtuanya. Ya itulah Geert Wilders, anak kecil yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa, dan gawatnya lagi menjadi politikus.

Dengan banyaknya ancaman yang datang, Wilders justru merasa di atas angin, karena itu berarti dia berhak mendapatkan perlindungan hukum. Cuih! Hueeeek!

Buat kita semua, umat Muslim di Indonesia, marah dan sakit hati adalah hal yang wajar. Kita begitu mencintai Islam, Allah dan Rasulullah SAW, tentunya apabila orang yang kita cintai disakiti kita pun akan merasa tersakiti. Tapi reaksi yang berlebihan, hal-hal bodoh yang semata-mata dilakukan karena nafsu, itulah yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang semacam Geert Wilders.

Lagian, dipikir-pikir, semakin banyak celaan ditujukan kepada Rasulullah SAW, itu semua malah membuktikan keluarbiasaan pemimpin besar kita ini. Empat belas abad sudah berlalu dan sampai detik ini Rasulullah masih dicela dan dibela. Apakah ada tokoh besar lain yang mendapat perlakuan yang sama seperti beliau?

Contohnya Hitler. Kejadian so called holocaust 'baru' berlalu beberapa dekade yang lalu. Udah jelas pula bahwa Hitler adalah seorang rasis dan juga pembantai. Tapi, sekarang ga ada tuh yang merendahkan dia seperti Nabi Muhammad direndahkan. Dan kalaupun ada, para pengikut setianya tidak akan membelanya habis-habisan seperti yang dilakukan oleh umat Muslim kan?

Jadi, betapa besar pengaruh Nabi Muhammad sehingga di satu pihak ada orang-orang yang begitu ketakutan dengan pengaruhnya sampai-sampai harus menggunakan cara-cara yang kotor untuk menjatuhkannya, tapi di lain pihak, umatnya tetap terus mencintainya.

Masih kesal? Ingrid Mattson memberikan cara yang ampuh dan indah untuk membalaskan dendam kepada Geert Wilders cs.

"As for me, I have vowed that if and when Wilders releases his film, the first thing I will do is pick up my Qur'an, kiss it as a symbol of the reverence it deserves from me, then sit down and read it for an hour. This is the best defense of the Qur'an."

Million times agree!

...karena dengan membaca Al-Qur'an kita akan mengetahui apa yang akan didapatkan oleh orang-orang seperti Geert Wilders cs.

...karena dalam Al-Qur'an dijanjikan bahwa untuk orang-orang yang sabar tidak ada rasa kekhawatiran atau sedih hati.

...karena ini semua adalah ujian dan di Al-Qur'an disebutkan bahwa semua orang yang beriman akan diuji atas keimanannya.

...karena dalam Al-Qur'an dijanjikan bahwa setelah semua kesulitan akan ada kemudahan.

Aku udah membalaskan dendamku. Sekarang giliran kamu semua.

5 komentar:

  1. Pemimpin kita memang luar biasa yaa...ya kayaknya wilder juga tahu, buktinya filmnya dikasih tittle Fitna alias kabar bohong.kayaknya dia mau ngekor salman rusdhie

    BalasHapus
  2. iya, dan kayanya kita ga usah heran+ terlalu ambil pusing dengan orang-orang kaya gini...jangan jadi emosional+ga produktif, toh emang itu yang mereka mau..:)

    BalasHapus
  3. bagus la kalau ikut cara igrid tu
    inspirasi untuk buat the same thing

    BalasHapus
  4. andai saja orang-orang bisa berpikir smart seperti ini; bukan berdemo, teriak-teriak, bakar-bakar, buat apa ? sementara sholat nggak, ngaji nggak, cinta yang semu dan salah kaprah.
    salam kenal..

    BalasHapus
  5. Jaman emang udah aneh... untuk jadi terkenal orang lebih memilih mencari sensasi daripada prestasi. Wilder sendiri tau kalau film yang dibuatnya adalah sebuah kebohongan, dia hanyalah mencari sensasi dan islam menjadi sasarannya...
    Salut buat artikelnya IKEOW, moga dapat mendambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

    BalasHapus