Ikea memang ga punya cabang di Indonesia, tapi bukan berarti kita ga bisa ngedapetin barang-barang Ikea di Indonesia. Ga percaya?
Alseda stool dari Ikea USA ini sama banget dengan yang ada di rumahku yang dulu kita beli di Tegalalang, Ubud. Surprise! Wah wah jangan sampai deh kita termasuk orang Indonesia yang susah-susah beli barang dari luar negeri tapi ternyata produsennya adalah pengrajin di kampung sendiri...
Aku agak kaget juga karena harga jual di Ikea dan di Tegalalang ga jauh beda. Tapi kalau kita belinya di Amerika terus dikirim ke Indonesia pasti harganya jadi beda buanget kan...
So-called Alseda stool ini termasuk hasil hunting favoritku. Awalnya, kami ingin cari sofa untuk mengisi rumah kontrakan yang masih kosong. Tapi karena budget terbatas dan ukuran rumah yang ga terlalu besar, jadi pikir-pikir lagi deh. Akhirnya, waktu jalan-jalan ke Tegalalang ketemu deh benda lucu ini. Ukurannya pas untuk rumah kecil, enak untuk tempat duduk, desainnya simpel, dan durable juga loh....Ga cuma itu, stool ini juga direkomendasi oleh Apartment Therapy ...Keren kan?
Kamis, 14 Februari 2008
Rabu, 13 Februari 2008
Meong...
Katanya antara tampilan seseorang versus binatang peliharaannya, biasanya ada miripnya loh.
Teman SMP-ku ada tuh yang memelihara 19 ekor kucing di rumahnya, trus wajahnya, kakaknya, adiknya, ibunya, miriiip banget sama kucing. Matanya besar tapi runcing di ujungnya. Artis Dian Nitami matanya juga mirip kan sama kucing.Tapi aku ga bilang mantan bossku mirip golden retriever loh...Gonggongannya mungkin sih...hahaha.
Aku? Banyak yang bilang aku juga mirip kucing. Aku emang suka kucing, biarpun ga mania-mania amat. Dulu di bandung, aku punya Cemi, kucing indo ( maksudnya blaster antara persia dan kampung) terlucu di dunia. Sekarang, aku ga punya binatang peliharaan. Abisnya, daripada kucingku yang lucu nanti dikejar anjing-anjing di kompleks. Ga banget deh. Kalaupun aku mau memelihara binatang, aku sekarang pilih ikan guppy atau kumang aja. Kayanya dua binatang itu lebih gampang diurus. Asal mukaku ga berubah jadi kaya kumang aja.
Aku sebenernya ga terlalu ngerti kenapa banyak yang bilang aku mirip kucing. Emang sih aku agak belang (loh?), atau mungkin karena suaraku yang cempreng? Tapi yang jelas, ga ada kucing yang berkantung mata. Mereka kan kerjanya tidur melulu ga pernah kekurangan. Nikmatnya jadi kucing... Suamiku sih ga pernah bilang secara eksplisit kalau aku mirip kucing. Paling kalo aku mulai nyanyi , dia bakal nanya, "Ada kucing masuk ya?". Sebel.
Mungkin aku memang hasil reinkarnasi kucing. Meooong...
Tadi pagi waktu sarapan ada tamu ga diundang dateng..
"...meoong meooong..."
Ternyata ada kepala kucing menyembul di jendela rumahku.
"Kang, kita ada tamu nih!"
Langsung deh kami melihat ke balik jendela.
Ternyata si kucing sedang menatap balik, dia berdiri di atas meja teras. Meja teras ini adalah tempat nongkrong favorit untuk kucing-kucing liar di sekitar rumah. Aku memang suka menyimpan sisa makanan dan tulang di halaman.Abisnya,jenis limbah itu katanya ga boleh masuk ke komposter. Ga beberapa lama biasanya dua atau tiga ekor kucing datang dan mulai membersihkan limbah dibuang sayang itu. Selesai makan, mulai deh mereka nongkrong. Nyebelinnya, kadang-kadang kucing-kucing itu suka ga tau diri. Pot sarang semut koleksi M'pri dan patung kuda kesukaanku jatuh semuanya.
Balik lagi ke tamu tadi pagi. Karena dia terus melihat aku, a
ku jadi penasaran.
"Kenapa, Cing?"
Masih melihat aku.
"Mau tidur disitu?"
Melihat terus.
"Boleh, tapi pelan-pelan loh. Potnya jangan dijatuhin ya..."
Sambil terus melihat aku, si kucing dengan pelan-pelan sekali mulai melipat kaki-kakinya, hati-hati mencari tempat di antara pot-pot dan patung kuda. Ga ada yang jatuh.
"Ih, hebat. Kok dia ngerti ya?" kata M'pri.
Aku sambil masih memperhatikan si Kucing cuma tersenyum sambil berbicara dalam hati, "Meooong..."
Teman SMP-ku ada tuh yang memelihara 19 ekor kucing di rumahnya, trus wajahnya, kakaknya, adiknya, ibunya, miriiip banget sama kucing. Matanya besar tapi runcing di ujungnya. Artis Dian Nitami matanya juga mirip kan sama kucing.Tapi aku ga bilang mantan bossku mirip golden retriever loh...Gonggongannya mungkin sih...hahaha.
Aku? Banyak yang bilang aku juga mirip kucing. Aku emang suka kucing, biarpun ga mania-mania amat. Dulu di bandung, aku punya Cemi, kucing indo ( maksudnya blaster antara persia dan kampung) terlucu di dunia. Sekarang, aku ga punya binatang peliharaan. Abisnya, daripada kucingku yang lucu nanti dikejar anjing-anjing di kompleks. Ga banget deh. Kalaupun aku mau memelihara binatang, aku sekarang pilih ikan guppy atau kumang aja. Kayanya dua binatang itu lebih gampang diurus. Asal mukaku ga berubah jadi kaya kumang aja.
Aku sebenernya ga terlalu ngerti kenapa banyak yang bilang aku mirip kucing. Emang sih aku agak belang (loh?), atau mungkin karena suaraku yang cempreng? Tapi yang jelas, ga ada kucing yang berkantung mata. Mereka kan kerjanya tidur melulu ga pernah kekurangan. Nikmatnya jadi kucing... Suamiku sih ga pernah bilang secara eksplisit kalau aku mirip kucing. Paling kalo aku mulai nyanyi , dia bakal nanya, "Ada kucing masuk ya?". Sebel.
Mungkin aku memang hasil reinkarnasi kucing. Meooong...
Tadi pagi waktu sarapan ada tamu ga diundang dateng..
"...meoong meooong..."
Ternyata ada kepala kucing menyembul di jendela rumahku.
"Kang, kita ada tamu nih!"
Langsung deh kami melihat ke balik jendela.
Ternyata si kucing sedang menatap balik, dia berdiri di atas meja teras. Meja teras ini adalah tempat nongkrong favorit untuk kucing-kucing liar di sekitar rumah. Aku memang suka menyimpan sisa makanan dan tulang di halaman.Abisnya,jenis limbah itu katanya ga boleh masuk ke komposter. Ga beberapa lama biasanya dua atau tiga ekor kucing datang dan mulai membersihkan limbah dibuang sayang itu. Selesai makan, mulai deh mereka nongkrong. Nyebelinnya, kadang-kadang kucing-kucing itu suka ga tau diri. Pot sarang semut koleksi M'pri dan patung kuda kesukaanku jatuh semuanya.
Balik lagi ke tamu tadi pagi. Karena dia terus melihat aku, a

"Kenapa, Cing?"
Masih melihat aku.
"Mau tidur disitu?"
Melihat terus.
"Boleh, tapi pelan-pelan loh. Potnya jangan dijatuhin ya..."
Sambil terus melihat aku, si kucing dengan pelan-pelan sekali mulai melipat kaki-kakinya, hati-hati mencari tempat di antara pot-pot dan patung kuda. Ga ada yang jatuh.
"Ih, hebat. Kok dia ngerti ya?" kata M'pri.
Aku sambil masih memperhatikan si Kucing cuma tersenyum sambil berbicara dalam hati, "Meooong..."
Sabtu, 09 Februari 2008
Aksi Reaksi
*kring kriiiing*
+Maaf mengganggu, Mbak. Mbak pernah mengisi kartu kritik dan saran untuk Tiara Grosir* ya?
- Iya betul...
+ Saya dari Tiara Grosir, mau memberitahu kalau saran Mbak sudah kami tampung. Sekarang kami mengadakan program penukaran 40 kantung plastik Tiara Grosir berukuran sedang dan besar untuk ditukarkan dengan satu tas peduli lingkungan...
- O yaaah? Wah makasih banyak loh, Mas! Sebenernya udah beberapa kali saya belanja membawa kantung sendiri...
+ Oh iya, memang ada beberapa karyawan kami yang melaporkan begitu..
Huahahaha...baru deh aku ingat kalau sebelum Mbak kasir menghitung belanjaan, dia selalu meminta kartu pelanggan untuk di-scann. Bener-bener ga kepikiran sama sekali loh sebelumnya. Jadi selama ini aku dicirian toh?
Tapi yang jelas, telefon tadi pagi itu betul-betul bikin aku senang bangeeeet.Langit Bali yang mendung jadi keliatan biru banget deh...*apa sih*. Dan yang paling buat aku senang adalah karena aksi kecilku ternyata berhasil meng-encourage orang lain untuk juga melakukan hal positif. Biarpun apa yang udah lakuin itu hal kecil yang sederhanaaa banget, ga menguras energi, waktu apalagi uang, hampir ga ada apa-apanya deh dibanding apa yang udah dilakuin orang lain.
Kata Lady, Mark Twain pernah bilang begini:
Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you
didn’t do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away
from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.
Dan ya, dua puluh tahun lagi aku akan menyesal kalau aku ga meluangkan waktu 5 menit untuk mengisi kartu kritik dan saran di Tiara. Atau kalau aku dengan cueknya membuang seluruh kantung plastik bekas yang menumpuk di gudang rumahku. Atau aku ga nekad membawa kantung sendiri setiap berbelanja. Aku senang aku melakukan itu semua.
Terimakasih banyak untuk Tiara Grosir yang ternyata menampung keluh kesah pelanggannya. Don't mind my previous post yak :). Menurut aku, program mereka cukup bagus dibandingkan dengan ehm...ehm..Carrefour, yang alih-alih mengadakan program tukar plastik malah menjual kantung peduli lingkungannya seharga 2000-10000 rupiah. Kok kapitalis amat sih?
Yah mau gimana lagi, kita emang hidup di dunia kapitalis kok. Tapi semoga semua itu baru awal dan akan ada program yang lebih baik di hari-hari mendatang...Amiiin.
Jadi, untuk kamu yang juga pelanggan Tiara Grosir,ayo beres-beres rumah dan tukar 40
kantung plastik ukuran sedang sampai besar-nya. Sayangnya, saking excitednya waktu ditelpon tadi, aku sampai lupa tanggal berapa program ini dimulai. Kalo ga salah sih tanggal 20 Februari. Jadi, masih banyak waktu kan untuk jadi pemulung. Jangan malu untuk kumpulin keresek dari tetangga kiri kanan dan ngais-ngais tempat sampah juga! Ajak teman-teman juga ya...Untuk sementara, tanda peringatan 'pemulung dilarang masuk' di depan banjar bisa dicabut dong :).
*supermarket langgananku di Denpasar
+Maaf mengganggu, Mbak. Mbak pernah mengisi kartu kritik dan saran untuk Tiara Grosir* ya?
- Iya betul...
+ Saya dari Tiara Grosir, mau memberitahu kalau saran Mbak sudah kami tampung. Sekarang kami mengadakan program penukaran 40 kantung plastik Tiara Grosir berukuran sedang dan besar untuk ditukarkan dengan satu tas peduli lingkungan...
- O yaaah? Wah makasih banyak loh, Mas! Sebenernya udah beberapa kali saya belanja membawa kantung sendiri...
+ Oh iya, memang ada beberapa karyawan kami yang melaporkan begitu..
Huahahaha...baru deh aku ingat kalau sebelum Mbak kasir menghitung belanjaan, dia selalu meminta kartu pelanggan untuk di-scann. Bener-bener ga kepikiran sama sekali loh sebelumnya. Jadi selama ini aku dicirian toh?
Tapi yang jelas, telefon tadi pagi itu betul-betul bikin aku senang bangeeeet.Langit Bali yang mendung jadi keliatan biru banget deh...*apa sih*. Dan yang paling buat aku senang adalah karena aksi kecilku ternyata berhasil meng-encourage orang lain untuk juga melakukan hal positif. Biarpun apa yang udah lakuin itu hal kecil yang sederhanaaa banget, ga menguras energi, waktu apalagi uang, hampir ga ada apa-apanya deh dibanding apa yang udah dilakuin orang lain.
Kata Lady, Mark Twain pernah bilang begini:
Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you
didn’t do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away
from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.
Dan ya, dua puluh tahun lagi aku akan menyesal kalau aku ga meluangkan waktu 5 menit untuk mengisi kartu kritik dan saran di Tiara. Atau kalau aku dengan cueknya membuang seluruh kantung plastik bekas yang menumpuk di gudang rumahku. Atau aku ga nekad membawa kantung sendiri setiap berbelanja. Aku senang aku melakukan itu semua.
Terimakasih banyak untuk Tiara Grosir yang ternyata menampung keluh kesah pelanggannya. Don't mind my previous post yak :). Menurut aku, program mereka cukup bagus dibandingkan dengan ehm...ehm..Carrefour, yang alih-alih mengadakan program tukar plastik malah menjual kantung peduli lingkungannya seharga 2000-10000 rupiah. Kok kapitalis amat sih?
Yah mau gimana lagi, kita emang hidup di dunia kapitalis kok. Tapi semoga semua itu baru awal dan akan ada program yang lebih baik di hari-hari mendatang...Amiiin.
Jadi, untuk kamu yang juga pelanggan Tiara Grosir,ayo beres-beres rumah dan tukar 40
kantung plastik ukuran sedang sampai besar-nya. Sayangnya, saking excitednya waktu ditelpon tadi, aku sampai lupa tanggal berapa program ini dimulai. Kalo ga salah sih tanggal 20 Februari. Jadi, masih banyak waktu kan untuk jadi pemulung. Jangan malu untuk kumpulin keresek dari tetangga kiri kanan dan ngais-ngais tempat sampah juga! Ajak teman-teman juga ya...Untuk sementara, tanda peringatan 'pemulung dilarang masuk' di depan banjar bisa dicabut dong :).
*supermarket langgananku di Denpasar
Senin, 04 Februari 2008
Rumahku Bukan Tempat Pembuangan Akhir
Aku ga lagi ngomongin masalah lingkungan. Cuma masalah kerapihan rumah, atau lebih spesifik lagi gudang di rumah kontrakanku yang imut-imut dan dipenuhi oleh kantung plastik.
Plastik, ga ramah lingkungan memang, tapi ternyata kita tetap membutuhkan tuh. Mungkin terlalu membutuhkan sampai lama-lama menjadi kecanduan. Setiap aku pulang berbelanja dari supermarket, minimal 4 kantung plastik ukuran M sampai L juga ikut aku bawa pulang. Itu belum termasuk plastik ++ lain seperti, bungkus daging potong, bungkus buah-buahan, bungkus sayur2an, bungkus bumbu-bumbu dapur, dan lain-lain. Tau kan kalau kita mau beli jeruk di supermarket kita dengan santainya menyobek plastik gulungan sebelum menimbang jeruk belanjaan? Nah itu dia contoh plastik plus plus.
Gawatnya, karena didikan Ibuku yang mengajarkan hidup hemat sejak kecil, aku sekarang jadi menderita compulsive hoarding , atau mungkin lebih cocok disebut kumpul-sif hoarding alias suka ngumpul-ngumpulin barang ga berguna. Aaaaaargh!!! Padahal rumahku cuma tipe 36!
Kantung plastik dari supermarket sih masih mending karena ukurannya besar dan lumayan tebal. Yang nyebelin kalau habis belanja dari tukang sayur yang lewat di depan rumah atau dari warung. Kantung plastiknya kecil-kecil, jelek dan tipis. Bener-bener ga reusable deh.
Akhirnya aku selalu bawa kantung sendiri kalau mau berbelanja dari sana. Kadang-kadang ibu-ibu tetangga dengan teganya ketawa-ketiwi sambil bilang ke tukang sayur, "Nih, Mas yang bawa kantung sendiri cabenya atau tomatnya ditambahin dong..." Hmmm...kalau aku bawa kantung plastik yang banyak, boleh gratis ga cabenya? Hihihi..
Tapi ternyata, sekedar bawa kantung sendiri untuk belanja di tukang sayur aja masih belum menyelesaikan masalah. Karena ternyata sumber dari jutaan kantung plastik yang menumpuk di rumah adalah supermarket. Ga heran sih, karena pegawai supermarket selalu memilah-milah belanjaan terus masing-masih kategori dimasukkan ke kantung yang berbeda, dan, ya itu tadi, ada juga plastik khusus bungkus daging, ikan, ayam, sayur dll.
Sebenarnya aku pernah sih curhat ke supermarket langgananku lewat tulisan di kartu kritik dan saran. Aku bilang, please please kurangi jumlah penggunaan plastik! Rumahku udah penuh! Tapi sayang, suratku kayanya ga pernah dibaca tuh.
Yo wis, terserah! Kalau gitu caranya mulai sekarang aku ga bakal nulis surat kritik dan saran lagi! Tapi aku ga bakal nyerah untuk membereskan rumah dari serbuan kantung keresek. Jadi, mulai sekarang, aku akan bawa kantung sendiri setiap berbelanja di supermarket. Waktu aku mengetik postingan ini, udah dua kali loh aku belanja di supermarket dengan bawa kantung sendiri. Aku memilih bawa kantung plastik bekas supaya bisa dilipat kecil-kecil dan muat ke dalam tasku. Serunya, kantung plastik bekas yang aku bawa adalah kantung bekas supermarket saingan yang namanya tertera besar-besar di setiap sisi kantung. Hahaha. Alasannya sih sederhana aja, karena ukurannya super besar jadi aku ga perlu bawa terlalu banyak kantung. Kedua, ya untuk aksi protes aja karena supermarket langgananku ini ga membaca kritik dan saranku. Huh siapa suruh? Selain kantung besar ini, aku juga bawa beberapa kantung lain yang berukuran sedang. Ingat kan kebiasaan pegawai supermarket yang selalu mengklasifikasi setiap jenis barang ke kantung yang berbeda.
Awalnya, Mbak Kasir agak bingung waktu aku mengeluarkan kantung besar dari tasku. Malah pernah ada kasir yang mengira aku minta tolong untuk membuangkan plastik lecek itu. Hahaha, bukan, Mbak, ini saya bawa kantung sendiri untuk belanjaan saya...
Oooo gitu toh.
Seperti yang sudah aku prediksi sebelumnya, satu kantung aja ga cukup untuk belanjaanku. Dan setiap Mbak Kasir dengan sigapnya akan mengambil satu kantung plastik baru, aku cepat-cepat juga mengambil kantung bekas dari tasku. Satu persatu sampai kantung plastik bekas yang kelima, si Mbak mulai senyum-senyum. Dia pikir aku Doraemon kali :P.
Ah bodo amat, yang penting mulai sekarang ga ada penambahan jumlah kantung plastik di rumahku. Ini baru permulaan loh, Mbak. Besok-besok aku juga akan bawa plastik sendiri untuk menimbang buah, sayur, telur, daging dan lain-lain. Nah loh!
Di rumah, aku mulai membereskan tumpukan kantung plastik yang menggunung. Aku pisahkan berdasarkan ukurannya, S, M dan L. Yang ukuran L akan aku pakai untuk melapisi tempat sampah, yang M aku pakai untuk berbelanja, dan yang S, akan aku kembalikan ke tukang sayur.... siapa tau dapet bonus cabe ;). Beres kan.
Sekarang, di tas tanganku selalu siap tas kain berukuran sedang yang bisa dilipat kecil-kecil, kalau-kalau aku lagi jalan-jalan dan mood untuk shopping datang. Pokoknya, no no no don't give me more plastic no more!
Kalau ada yang punya ide untuk merecycle kantung plastik menjadi barang yang lebih bermanfaat, silakan japri ya, aku senang hati akan memraktekkan karena ternyata masih ada tumpukkan kantung plastik di rumahku yang sedang menunggu untuk di-reuse atau di-recycle.
Ternyata, peduli diri sendiri sama dengan peduli lingkungan juga ya :).
Plastik, ga ramah lingkungan memang, tapi ternyata kita tetap membutuhkan tuh. Mungkin terlalu membutuhkan sampai lama-lama menjadi kecanduan. Setiap aku pulang berbelanja dari supermarket, minimal 4 kantung plastik ukuran M sampai L juga ikut aku bawa pulang. Itu belum termasuk plastik ++ lain seperti, bungkus daging potong, bungkus buah-buahan, bungkus sayur2an, bungkus bumbu-bumbu dapur, dan lain-lain. Tau kan kalau kita mau beli jeruk di supermarket kita dengan santainya menyobek plastik gulungan sebelum menimbang jeruk belanjaan? Nah itu dia contoh plastik plus plus.
Gawatnya, karena didikan Ibuku yang mengajarkan hidup hemat sejak kecil, aku sekarang jadi menderita compulsive hoarding , atau mungkin lebih cocok disebut kumpul-sif hoarding alias suka ngumpul-ngumpulin barang ga berguna. Aaaaaargh!!! Padahal rumahku cuma tipe 36!
Kantung plastik dari supermarket sih masih mending karena ukurannya besar dan lumayan tebal. Yang nyebelin kalau habis belanja dari tukang sayur yang lewat di depan rumah atau dari warung. Kantung plastiknya kecil-kecil, jelek dan tipis. Bener-bener ga reusable deh.
Akhirnya aku selalu bawa kantung sendiri kalau mau berbelanja dari sana. Kadang-kadang ibu-ibu tetangga dengan teganya ketawa-ketiwi sambil bilang ke tukang sayur, "Nih, Mas yang bawa kantung sendiri cabenya atau tomatnya ditambahin dong..." Hmmm...kalau aku bawa kantung plastik yang banyak, boleh gratis ga cabenya? Hihihi..
Tapi ternyata, sekedar bawa kantung sendiri untuk belanja di tukang sayur aja masih belum menyelesaikan masalah. Karena ternyata sumber dari jutaan kantung plastik yang menumpuk di rumah adalah supermarket. Ga heran sih, karena pegawai supermarket selalu memilah-milah belanjaan terus masing-masih kategori dimasukkan ke kantung yang berbeda, dan, ya itu tadi, ada juga plastik khusus bungkus daging, ikan, ayam, sayur dll.
Sebenarnya aku pernah sih curhat ke supermarket langgananku lewat tulisan di kartu kritik dan saran. Aku bilang, please please kurangi jumlah penggunaan plastik! Rumahku udah penuh! Tapi sayang, suratku kayanya ga pernah dibaca tuh.
Yo wis, terserah! Kalau gitu caranya mulai sekarang aku ga bakal nulis surat kritik dan saran lagi! Tapi aku ga bakal nyerah untuk membereskan rumah dari serbuan kantung keresek. Jadi, mulai sekarang, aku akan bawa kantung sendiri setiap berbelanja di supermarket. Waktu aku mengetik postingan ini, udah dua kali loh aku belanja di supermarket dengan bawa kantung sendiri. Aku memilih bawa kantung plastik bekas supaya bisa dilipat kecil-kecil dan muat ke dalam tasku. Serunya, kantung plastik bekas yang aku bawa adalah kantung bekas supermarket saingan yang namanya tertera besar-besar di setiap sisi kantung. Hahaha. Alasannya sih sederhana aja, karena ukurannya super besar jadi aku ga perlu bawa terlalu banyak kantung. Kedua, ya untuk aksi protes aja karena supermarket langgananku ini ga membaca kritik dan saranku. Huh siapa suruh? Selain kantung besar ini, aku juga bawa beberapa kantung lain yang berukuran sedang. Ingat kan kebiasaan pegawai supermarket yang selalu mengklasifikasi setiap jenis barang ke kantung yang berbeda.
Awalnya, Mbak Kasir agak bingung waktu aku mengeluarkan kantung besar dari tasku. Malah pernah ada kasir yang mengira aku minta tolong untuk membuangkan plastik lecek itu. Hahaha, bukan, Mbak, ini saya bawa kantung sendiri untuk belanjaan saya...
Oooo gitu toh.
Seperti yang sudah aku prediksi sebelumnya, satu kantung aja ga cukup untuk belanjaanku. Dan setiap Mbak Kasir dengan sigapnya akan mengambil satu kantung plastik baru, aku cepat-cepat juga mengambil kantung bekas dari tasku. Satu persatu sampai kantung plastik bekas yang kelima, si Mbak mulai senyum-senyum. Dia pikir aku Doraemon kali :P.
Ah bodo amat, yang penting mulai sekarang ga ada penambahan jumlah kantung plastik di rumahku. Ini baru permulaan loh, Mbak. Besok-besok aku juga akan bawa plastik sendiri untuk menimbang buah, sayur, telur, daging dan lain-lain. Nah loh!
Di rumah, aku mulai membereskan tumpukan kantung plastik yang menggunung. Aku pisahkan berdasarkan ukurannya, S, M dan L. Yang ukuran L akan aku pakai untuk melapisi tempat sampah, yang M aku pakai untuk berbelanja, dan yang S, akan aku kembalikan ke tukang sayur.... siapa tau dapet bonus cabe ;). Beres kan.
Sekarang, di tas tanganku selalu siap tas kain berukuran sedang yang bisa dilipat kecil-kecil, kalau-kalau aku lagi jalan-jalan dan mood untuk shopping datang. Pokoknya, no no no don't give me more plastic no more!
Kalau ada yang punya ide untuk merecycle kantung plastik menjadi barang yang lebih bermanfaat, silakan japri ya, aku senang hati akan memraktekkan karena ternyata masih ada tumpukkan kantung plastik di rumahku yang sedang menunggu untuk di-reuse atau di-recycle.
Ternyata, peduli diri sendiri sama dengan peduli lingkungan juga ya :).
Senin, 21 Januari 2008
Ibu adalah....
manajer
public relation
ahli nutrisi
koki
akuntan
bankir
cleaning service
laundry service
bagian logistik
baby sitter
suster dan kadang-kadang dokter
penata gaya
tukang jahit
guru berbagai mata pelajaran
konselor
supir
tukang bangunan
dan masih banyak lagi....itu belum termasuk pekerjaan profesional yang ditekuninya.
Jadi, ga heran kalau Rasulullah SAW mengingatkan kita : "Surga ada di bawah telapak kaki ibu..."
Selamat untuk seluruh ibu di dunia, you are blessed.
SELAMAT HARI IBU!!
( ups, sekarang tanggal 22 Januari ya bukan 22 Desember? Telat sebulan dong? Hihihi gapapa deh..)
public relation
ahli nutrisi
koki
akuntan
bankir
cleaning service
laundry service
bagian logistik
baby sitter
suster dan kadang-kadang dokter
penata gaya
tukang jahit
guru berbagai mata pelajaran
konselor
supir
tukang bangunan
dan masih banyak lagi....itu belum termasuk pekerjaan profesional yang ditekuninya.
Jadi, ga heran kalau Rasulullah SAW mengingatkan kita : "Surga ada di bawah telapak kaki ibu..."
Selamat untuk seluruh ibu di dunia, you are blessed.
SELAMAT HARI IBU!!
( ups, sekarang tanggal 22 Januari ya bukan 22 Desember? Telat sebulan dong? Hihihi gapapa deh..)
Jumat, 04 Januari 2008
Selasa, 25 Desember 2007
PSB ITB
"Aku PALING GA suka ngeliat tarian tradisional yang pure.." ( Venna Melinda, di acara Seleb Dance episode koreografer)
Terserah deh, Venna...Asal jangan mencak-mencak aja begitu tarian tradisional kita suatu hari nanti diklaim sama negara lain. Kalau aku sih, suka banget tuh! Makanya waktu kebetulan lagi di Bandung dan tahu di ITB akan digelar PSB ( PSB apa ya singkatannya? Pertunjukkan Seni dan Budaya kali ya?) langsung deeeeeeeeh.....Tancaaap!!
Acaranya lumayan asik, hampir seluruh UKM memamerkan pertunjukkan dari daerahnya masing-masing, ditambah bintang tamu juga yaitu pertunjukkan Benjang dari Ki Sunda Gallery, Reog Ponorogo yang asli Malaysia itu loh ;P, dan satu lagi, pertunjukkan perkusi dari BPC.
Kritiknya adalah, stand-stand UKMnya kurang 'menggigit'. Kalau komentar kakak tertua ( hihihi kaya di film silat) istilahnya kurang 'Gilmore'. Semua tau film Gilmore Girls kan? Nah di Star Hollow, kota kecil dimana cewe-cewe Gilmore tinggal, sering diadakan festival-festival yang lucu-lucu, menghibur dan ngegemesin. Ini nih yang ga ada dari stand-stand di PSB kemarin ( di stand Jawa Tengah kita bisa mencoba melukis batik dengan canting dan lilin, ini salah satu contoh stand yang cukup asik) .
Berbeda dengan pertunjukkan-pertunjukkannya, secara keseluruhan SERU BANGET! Adikku bareng temen-temen FSRDnya juga ikut berpartisipasi menggelar fashion show, sayangnya aku ga bisa nonton karena terlalu malam. Semoga beberapa tahun lagi bisa jadi fashion desainer beneran yaaa ;).
Ga usah nulis panjang-panjang deh...Mending ngeliat fotonya aja yuk! Foto lengkapnya bisa diliat disini. Buat yang wajahnya terpublish, minta ijinnya ya...:)
Tari Saman : All time favorite

Di Bandung Percussion Community barang bekas bisa direcycle jadi alat musik loh..


Bintang tamu special: Reog Ponorogo, Malaysia ( Aku baru tau Ponorogo itu ada di Malaysia ;P)


Tarian Padangnya sekeren yang di Bukittinggi.

Sempet-sempetnya diwawancara..hihihi
Terserah deh, Venna...Asal jangan mencak-mencak aja begitu tarian tradisional kita suatu hari nanti diklaim sama negara lain. Kalau aku sih, suka banget tuh! Makanya waktu kebetulan lagi di Bandung dan tahu di ITB akan digelar PSB ( PSB apa ya singkatannya? Pertunjukkan Seni dan Budaya kali ya?) langsung deeeeeeeeh.....Tancaaap!!
Acaranya lumayan asik, hampir seluruh UKM memamerkan pertunjukkan dari daerahnya masing-masing, ditambah bintang tamu juga yaitu pertunjukkan Benjang dari Ki Sunda Gallery, Reog Ponorogo yang asli Malaysia itu loh ;P, dan satu lagi, pertunjukkan perkusi dari BPC.
Kritiknya adalah, stand-stand UKMnya kurang 'menggigit'. Kalau komentar kakak tertua ( hihihi kaya di film silat) istilahnya kurang 'Gilmore'. Semua tau film Gilmore Girls kan? Nah di Star Hollow, kota kecil dimana cewe-cewe Gilmore tinggal, sering diadakan festival-festival yang lucu-lucu, menghibur dan ngegemesin. Ini nih yang ga ada dari stand-stand di PSB kemarin ( di stand Jawa Tengah kita bisa mencoba melukis batik dengan canting dan lilin, ini salah satu contoh stand yang cukup asik) .
Berbeda dengan pertunjukkan-pertunjukkannya, secara keseluruhan SERU BANGET! Adikku bareng temen-temen FSRDnya juga ikut berpartisipasi menggelar fashion show, sayangnya aku ga bisa nonton karena terlalu malam. Semoga beberapa tahun lagi bisa jadi fashion desainer beneran yaaa ;).
Ga usah nulis panjang-panjang deh...Mending ngeliat fotonya aja yuk! Foto lengkapnya bisa diliat disini. Buat yang wajahnya terpublish, minta ijinnya ya...:)
Tari Saman : All time favorite

Di Bandung Percussion Community barang bekas bisa direcycle jadi alat musik loh..


Bintang tamu special: Reog Ponorogo, Malaysia ( Aku baru tau Ponorogo itu ada di Malaysia ;P)




Sempet-sempetnya diwawancara..hihihi
Langganan:
Postingan (Atom)