Pada saat Ali bin Abu Thalib menjabat sebagai khalifah, ada seseorang bernama 'Ala' bin Ziyad Al-Haritsi yang mendekatinya.
"Amirul Mukminin, saudara saya Ashim bin Ziyad telah meninggalkan kehidupan dunia. Dia berpakaian dengan pakaian yang sangat lusuh, duduk menyendiri dan meninggalkan segala sesuatu..", curhat 'Ala'.
"Pergilah panggil Ashim!", perintah Ali.
Ketika Ashim datang, Ali bin Abu Thalib berkata kepadanya,
"Hai musuh dirinya sendiri! Setan telah merampas akalmu! Kenapa engkau tidak mengasihani anak istrimu? Apakah engkau pikir Allah SWT yang telah menciptakan semua nikmat yang suci dan halal ini tidak akan rela jika kau gunakan pada tempatnya? Demi Allah, engkau lebih rendah daripada apa yang kau duga!"
Jawab Ashim,
"Ya Amirul Mukminin, engkau pun serupa denganku. Engkau menyengsarakan dirimu sendiri dan kehidupanmu. Engkau tidak mengenakan pakaian yang halus, tidak menyantap makanan yang lezat. Karena itulah, aku mengikutiku sebagai teladan, melangkah sebagaimana engkau melangkah!"
Lalu kata Ali,
"Ashim, engkau keliru....Aku berbeda denganmu.
Aku mempunyai suatu kedudukan yang tidak kau miliki. Aku adalah seorang pemimpin. Kewajiban pemimpin itu lain. Allah SWT mewajibkan kepada setiap pemimpin untuk berlaku adil. Rakyatnya yang paling rendah merupakan ukuran bagi kehidupan pribadinya. Pemimpin selayaknya hidup seperti kalangan rakyat yang paling miskin, agar kehidupan mereka tidak lebih memperparah keadaan rakyatnya.
Karena itu, di pundakku ada kewajiban dan di pundakmu ada kewajiban lain."
~ dari buku Pesan Indah dari Makkah dan Madinah, oleh Ahmad Rofi' Usmani...one of my favorite book.~
Selasa, 27 Mei 2008
National Stationary Show 2008
Senin, 26 Mei 2008
Bloomingtime
Emang enak punya suami tukang kebon...:P

Tanaman hasil penjarahan hihihi....
Pertama liat langsung tumbuh tanduk di kepala :P. Bentuknya lucu sih, daunnya gondrong dan kalau udah lebat mirip kaya kepala berambut keriting. Awalnya cuma ngambil segenggam, dua tiga minggu kemudian udah jadi dua pot! Menyenangkan banget tanaman yang satu ini ( apa ya namanya? ), bandel dan gampang tumbuh. Setiap hari pasti sentimeternya selalu nambah :).
Yang sebelah kanan ditanam pakai tanah kompos, jadinya lebih subur dan daunnya lebih gendut.

Anggrek kantung semar yang udah berbulan-bulan ngambek ga mau berbunga, sekarang produktif lagi. Mungkin karena sekarang udaranya lagi adem. Ga tanggung-tanggung di satu potnya, sekarang hampir ada tiga bunga sekaligus! Yeaaa...*plok plok plok*. You go girl!

Kuping gajah mini ini juga lagi hobi tampil. Di satu pot sekarang hampir ada empat bunganya. Warnanya aku suka bangeeet....Ada juga pot yang bunganya merah tua tapi sekarang lagi mogok :(. Bentuknya lucu ya, mirip lambang jantung hati kebalik( doooh rancu amat frasenya ) .
Bunga yang ukurannya lebih besar sering dipakai di buket bunga pengantin bule yang menikah di Bali. Dari jauh mereka jadi keliatan bawa 'hati-hati' yang banyaaak banget....Love is all around....

Tanaman hasil penjarahan hihihi....
Pertama liat langsung tumbuh tanduk di kepala :P. Bentuknya lucu sih, daunnya gondrong dan kalau udah lebat mirip kaya kepala berambut keriting. Awalnya cuma ngambil segenggam, dua tiga minggu kemudian udah jadi dua pot! Menyenangkan banget tanaman yang satu ini ( apa ya namanya? ), bandel dan gampang tumbuh. Setiap hari pasti sentimeternya selalu nambah :).
Yang sebelah kanan ditanam pakai tanah kompos, jadinya lebih subur dan daunnya lebih gendut.

Anggrek kantung semar yang udah berbulan-bulan ngambek ga mau berbunga, sekarang produktif lagi. Mungkin karena sekarang udaranya lagi adem. Ga tanggung-tanggung di satu potnya, sekarang hampir ada tiga bunga sekaligus! Yeaaa...*plok plok plok*. You go girl!

Kuping gajah mini ini juga lagi hobi tampil. Di satu pot sekarang hampir ada empat bunganya. Warnanya aku suka bangeeet....Ada juga pot yang bunganya merah tua tapi sekarang lagi mogok :(. Bentuknya lucu ya, mirip lambang jantung hati kebalik( doooh rancu amat frasenya ) .
Bunga yang ukurannya lebih besar sering dipakai di buket bunga pengantin bule yang menikah di Bali. Dari jauh mereka jadi keliatan bawa 'hati-hati' yang banyaaak banget....Love is all around....
Kamis, 15 Mei 2008
Aku Suka Pasar!
Dulu Ibu suka berceramah:
+ Gimana siiiih anak perempuan ga suka ke pasar! Nanti kalau udah jadi ibu rumah tangga gimana?
- Aku belanja ke supermarket!
+ Jadi Ibu rumah tangga musti pinter ngatur duit belanja, di supermarket semuanya mahaaal! Nanti kalau udah waktunya pasti bakal ngerasain sendiri deeeeh!!! Bla bla blaaa..
- *tutup kuping*
Sekarang, waktu beneran udah jadi 'ibu rumah tangga' *sebenernya sampai sekarang aku masih suka sering lupa kalo udah married, hahaha*, ternyata musti diakui kalau kata-kata Ibu ada benernya juga.
*Sigh* I hate to say it, but you were right, Mom...You win.
Malahan sekarang, pasar tradisional ( karena ga kesana setiap hari ) udah kaya tempat rekreasi buat aku + M'pri. Apalagi pasar-pasar di Bali relatif lebih bersih dan tertata dibanding pasar-pasar di Bandung. Mungkin karena sering ada turis asing kali ya...
Dan ternyata ga cuma harganya yang emang lebih murah daripada supermarket yang jadi plus poin di mataku, tapi juga banyak hal lainnya:
1. Banyak barang-barang unik dan lucu yang ga bisa ditemuin di supermarket.
Kaya bumbu dapur, bahan makanan ndeso atau binatang ternak yang masih hidup.
Setiap ke pasar, pasti kita berdua selalu ber-"oooooooh", "aaaaaaaaaaaaah", "waaaaaaw", "liat itu!"...Persis kaya orang desa baru masuk mall :P.
Waktu masih tinggal di Payangan, kalau hari pasar-nya kebetulan jatuh pas weekend, kita selalu menyempatkan kesana. Hari pasar? Iya, karena pasar Payangan ga selalu ramai tiap hari, tapi cuma tiga hari sekali aja waktu semua penjual berkumpul. Itulah hari pasar.
Di suatu hari pasar di pasar Payangan, kita bisa ngedapetin setandan pisang ( isi 10-11 sisir) seharga 8-10 ribu aja, padahal di supermarket Ubud sudah mematok harga Rp. 7 ribu per sisirnya.
Pernah juga suatu hari ada bapak-bapak yang menjual anak-anak babi yang lucuuuuuu sekali. Badannya buntet, wajahnya imut-imut, warnanya pink cerah, dan buntutnya melintir. Aiiiiiih......
Mungkin karena melihat kita yang lagi gemes, si Bapak jadi ga tahan untuk ga menawarkan...Mau beli?
Hmmmm....lucu sih, Pak...Tapi teuteup.........................haram :D.
Ga cuma bahan makanan aja, di pasar tradisional juga masih banyak tukang jualan peralatan rumah tangga yang sama kaya yang dipakai oleh eyang kita dulu. Istilah modernnya mah: 'vintage'.
Jadi, Jeng Naomi, kalau mau cari sabit rumput, carilah ke pasar...Jangan ke Ace Hardware ya, ga bakal ketemu! Hwehehe....
2. Di pasar tradisional, uang pecahan terkecil pun masih berarti.
Bandingin sama supermarket yang selalu mengganti kembalian 100 perak dengan permen. Dooohh?....permen harganya ga segitu kalii?

3. Belanja ke pasar lebih sustainable dan hijau.
Pertama karena penyebaran uang lebih merata, ga mengumpul di satu tengkulak besar yaitu bos supermarket.
Kedua, pedagang di pasar lebih akomodatif sama tas belanja yang kita bawa dari rumah daripada petugas supermarket. Ga ada tatapan aneh dari pedagang kalau kita menyodorkan tas belanja. Beli ayam, bisa bawa wadah sendiri. Beli ikan, bisa bawa ember sendiri. Tempe, cuma terbungkus daun pisang tanpa ada lapisan plastik cling wrap lagi. Serba hemat plastik, hemat sampah, serba green.
4. Sambil belanja, bisa sambil hunting foto
Hihihi...Emang sih agak ribet kalau sambil bawa belanjaan, makanya bawa temen dong buat nentengin tas belanjanya ;P. Dan kalau untuk yang ini, ga bisa engga menghindar deh dari pandangan aneh orang seisi pasar.
Uuuuh, cuek aja....emang pasar tempat paling asik buat hunting human interest ko...
Yok ke pasar....
Selasa, 13 Mei 2008
Singgih S. Kartono

Seengganya udah dua kali Apartementtherapy menulis artikel tentang desain dari desainer Indonesia, Singgih S. Kartono. Selain AT, Inhabitat dan Treehugger (dan masih banyak lagi blog-blog desain lainnya) juga pernah menulis review tentang produknya yang beken, Magno Radio.
Mas Singgih, I'm a fan!
Baca artikel tentang Singgih S. Kartono dari Tempo Interaktif disini.
Senin, 12 Mei 2008
Ayat-ayat Fitna
Kaya biasanya, kalau lagi males posting mending bagi-bagi link hasil googling aja yak! :)
Barusan aku nge-download + baca e-book gratis karangan M. Quraish Shihab yang judulnya 'Ayat-ayat Fitna'. Isinya -udah bisa ditebak dari judulnya-, meluruskan ayat-ayat Al-Quran yang didistorsikan di film Fitna. This is a must read e-book!
Dengan pengetahuan Pak Quraish tentang tafsir Al-Quran yang ga usah diraguin lagi ( setiap Ramadhan acara Tafsir Al-Mishbah selalu jadi acara favorit), buku ini menjelaskan dengan detail, lewat bahasa yang ringan dan mudah dimengerti. Gratis lagih!!!
Makasih Pak Quraish, udah membagi pengetahuannya dengan cuma-cuma....Jadi menenangkan hati deh...:)
E-booknya bisa didownload disini.
Barusan aku nge-download + baca e-book gratis karangan M. Quraish Shihab yang judulnya 'Ayat-ayat Fitna'. Isinya -udah bisa ditebak dari judulnya-, meluruskan ayat-ayat Al-Quran yang didistorsikan di film Fitna. This is a must read e-book!
Dengan pengetahuan Pak Quraish tentang tafsir Al-Quran yang ga usah diraguin lagi ( setiap Ramadhan acara Tafsir Al-Mishbah selalu jadi acara favorit), buku ini menjelaskan dengan detail, lewat bahasa yang ringan dan mudah dimengerti. Gratis lagih!!!
Makasih Pak Quraish, udah membagi pengetahuannya dengan cuma-cuma....Jadi menenangkan hati deh...:)
E-booknya bisa didownload disini.
Kamis, 17 April 2008
Si Cerdik Michael

Pertama kali baca komik ini waktu masih kelas 4 SD, jaman awal komik Jepang mulai booming di Indonesia. Di antara komik-komik lain yang ceritanya melulu soal cinta-cintaan ( Candy-candy, Marichan, Miss Modern, Pop Corn) atau dunia khayal ( Dragon Ball, Doraemon), Si Cerdik Michael bercerita tentang tema lain yang ringan, dekat dengan kehidupan sehari-hari dan lucu.
Ceritanya sih sederhana, nyeritain Michael, kucing berjenis short hair yang hidup di Jepang. Di setiap jilidnya ada beberapa cerita, dengan Michael pastinya sebagai tokoh utama, tapi settingnya berbeda-beda.
Kadang-kadang Michael dipelihara oleh keluarga Jepang 'normal', sepasang suami istri yang baru punya anak bayi. Kadang-kadang dia dipelihara oleh seorang perempuan cantik yang pacarnya adalah mafia beken tapi takut banget sama kucing. Si mafia ini ga pernah mau ngaku ke pacarnya kalau dia takut kucing, tapi ujung-ujungnya dia malah ngelakuin hal-hal aneh yang dia percaya bisa mengusir kucing. Di cerita lain, Michael menjadi kucing yang secara ga sengaja selalu ketemu sama mantan dokter hewan yang sekarang menjadi buronan karena dituduh melakukan kejahatan yang ga dia lakukan. Semuanya kocak dan endingnya ga terduga.
Oiya, sebenernya isi komik ini ga melulu soal Michael, tapi juga tentang binatang-binatang lain di sekitar Michael. Contohnya Popo- istri' Michael-, anak-anaknya, Nyazira-kucing gembrot yang pemalesan-, atau malah kutu-kutu di badan Michael...hihihi.
Ga cuma ceritanya yang menghibur, komik ini juga didukung ilustrasinya yang bagus banget dan berbeda gaya dari komik-komik Jepang lainnya.
Setelah baca komik Michael, aku kira kucing-kucing di Jepang ga jauh beda dengan kucing-kucing di Indonesia. Ternyata.....
Beberapa hari yang lalu aku diundang Naomi untuk makan siang bareng temannya dari Jepang, Bu Eko dan Pak Hideo di Warung Mina, Denpasar. Seperti biasa, di Warung Mina ini sering ada kucing-kucing kampung yang menunggu di bawah meja sambil mengeong memelas meminta potongan ikan bakar. Biasanya sih kucing ini bakal diusir oleh pelayan, tapi kali itu kucing itu mendapat sambutan hangat dari Bu Eko.
Setelah memandangi si kucing dengan pandangan kasihan, Bu Eko bertanya ke Naomi,
"Kucing di sini suka ini ga?", sambil memegang kepala udang.
Waktu Naomi bilang kucing itu doyan kepala udang, Bu Eko menatap dengan pandangan ga percaya walaupun tetap menghibahkan kepala udangnya. Ekspresi Bu Eko bertambah kaget waktu melihat kucing kampungitu memakan kepala udang dengan lahapnya. Beneran suka! Katanya...
Saking excitednya, Bu Eko sampai memoto si kucing waktu sedang makan. Terus dia bercerita, katanya kucing-kucing di Jepang ga bakal mau makan makanan itu. Kalau dikasih ikan pun mereka cuma mau makan dagingnya aja, dan kalau dikasih ayam, kulitnya musti dibuang karena mereka ga suka kulit ayam....Nasi? Boro-boro!
Kalau di Bandung sih jenis kucing kaya gitu cuma ada dua, kucing olo-olo atau kucing legeg...hihihi.
Ajaib juga ya kucing-kucing di Jepang, padahal dulu aku sempat mikir kalau kucing itu binatang omnivora dan bukan karnivora, karena si Cemi -kucingku- dikasih roti atau semangka aja mau!
Yah, emang di Indonesia mah bukan cuma manusianya yang tahan hidup prihatin, tapi ternyata kucing-kucingnya juga :P.
Aku sempat bertanya ke Bu Eko apakah dia tahu tentang komik Michael. Dan ternyata beliau adalah salah satu pembacanya! Waw, ternyata orang seperti Bu Eko pun masih suka baca komik. Aku jadi ingat salah satu teman kuliahku dulu yang ketiban sial dibentak oleh dosen dan disebut 'kampungan!' karena kedapatan baca komik waktu lagi nunggu kuliah ( bukan pas lagi kuliah loh)...Duh Pak, apa sih masalahnya? Itu kan cuma komik....
Penggemar komik Michael emang ga pandang umur. Sayangnya, sekarang komik ini udah ga dicetak lagi, jadinya susaaaaaaaah banget nyarinya. Dulu aku punya keempat serinya, tapi sekarang udah ga tau deh kemana. Sempat sih nyari-nyari lagi ke Palasari, tapi ga ketemu :(....
Di salah satu kios cuma bisa ngedapetin 'angin surga'...
+ Oh komik Michael? Yang ceritanya soal kucing itu ya?
- Iyaaaaaaaaa....
+ Yang ada empat seri itu kan?
- Iyaaaaaaaaaaaaa!!!!
+ Yah, baru kejual tiga hari yang lalu....
*Gubrag*
Kayanya waktu itu mimik mukaku kecewa banget sampai Mas-Mas penjual komiknya juga ikut-ikutan memasang tampang prihatin....
+ Pengen banget ya? Emang belum pernah baca?
- Huuuuuuuh, udah tapi dulu banget waktu saya masih muda!
Kira-kira dimana ya bisa ngedapetin komik ini? Aku sempet kepikiran untuk ngebajak aja... Pinjem ke taman bacaan, trus fotokopi deh...Hehehehehhhh *tanduk*. Kecuali kalau ada pihak berwenang yang membaca artikel ini dan tertarik untuk menerbitkan kembali komik Michael. Pleaaaase....Pleeeeeeeease.....I want Michael back!!
ps: gambar dari Multiplynya nastanesteus yang suka juga sama komik Michael.
Langganan:
Postingan (Atom)