Sabtu, 30 Agustus 2008

Halal Does Matter

Di The Kitchn ada artikel menarik :

What is halal meat?

Jawaban dari The Kitchn kurang lebih sama dengan yang aku pelajarin waktu SD dan SMP. Yang menarik dari artikel ini adalah komentar-komentar pembacanya yang ( mungkin ) semuanya non-muslim. Mayoritas dari mereka yakin kalau cara penyembelihan yang halal adalah cara penyembelihan yang paling bertanggung jawab dan 'binatangwi' karena prinsipnya adalah mematikan dengan rasa sakit seminim mungkin.

Oia, cara menyembelih seperti ini ga cuma berlaku untuk orang Islam aja, tapi juga untuk orang Yahudi yang mengenal istilah 'kosher'.

Sejak tinggal di Bali, aku jadi lebih parno dan lebih kritis untuk urusan halal-haram ini. Lebih memerhatikan rumah makan mana yang ada label halal-nya, sertifikat halal kalau mau beli daging di supermarket, atau bawel ke tukang sayur yang lewat supaya yakin daging yang dijual memang betul-betul terjamin kehalalannya. Something I've never done when I was in Bandung, actually.

Biarpun keliatannya ribet, tapi semuanya worth-it. Makanan kan sumber energi utama untuk tubuh, dan kalau energi yang masuk adalah energi baik, insya Allah energi yang keluar energi yang baik juga, bukan?

Kalau 2/3 pelanggan halal-butcher di Amerika adalah orang non-muslim, karena mereka merasa bertanggung jawab untuk mengkonsumsi daging yang disembelih dengan baik, kenapa kita ga bisa sekritis mereka?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar