Kamis, 20 Agustus 2009

Marhaban Ramadhan, Bye Bye Remnants


Seperti biasa, setiap menjelang Ramadhan, kesibukan beres-beres rumah dimulai. Dan seperti biasa juga, setiap acara beres-beres rumah selalu ada sesuatu yang bikin hatiku gundah gulana, dilema, bingung, galau dan sakit kepala *sibuk*. Sesuatu yang bikin bingung itu apalagi kalau bukan penyakit 'compulsive hoarding' yang bikin aku selalu kesulitan membuang barang-barang bekas. Uuuugh makanya rumah ga bisa rapih! Hihihi alasan. Nah topik 'compulsive hoarding' kali ini adalah kain-kain perca. Hmmmm...Untungnya aku udah punya solusinya. Eits sabar, silakan baca sampai selesai ya :).

Kain-kain perca emang selalu bikin para crafters bingung. Cara paling gampangnya sih dibuang aja atau kasih ke pemulung. Tapi rasanya ga tega. Lagian itu juga ga bakal nyelesein masalah. Ujung-ujungnya cuma jadi sampah. Padahal kain-kain itu motif dan bahannya bagus-bagus loh. Tapi kalau ga segera disingkirkan pasti lama-lama rumah akan ketimbun sama tumpukan kain-kain perca. Karena urusan belanja kain baru pun jalan terus, betul? ;)

Beberapa minggu yang lalu aku mencoba merapikan kain-kain perca ini dan ujung-ujungnya malah tambah frustasi karena volumenya yang buanyaaak dan bentuknya yang ga beraturan. Aaaaaagh....Aku ga mau liat kain-kain ini lagi. Berarti kain-kain ini harus dihabiskan! Titik! Berarti aku harus membuat sesuatu dari kain-kain ini, dan ga boleh beli kain lagi sampai kain-kain yang ada habis. Hiks hiks...padahal bulan depan kan mau pulang ke Bandung dan kain-kain di sana murah-murah. Aku pasti ga tahan untuk ga belanja :((.

Makanya, ayo dong mulai proyek kain percanya! Hmmmm...aku pikir-pikir kriteria proyek kain perca ini harus yang super simpel dan super gampang, supaya menjahitnya cepat dan kain-kainnya cepat habis. Terus setelah barangnya jadi, mau disalurin kemana ya? Apakah dijual, atau dihadiahkan ke teman/saudara, atau disumbangkan aja? Akhirnya setelah brainstorming lumayan lama, sang ilham datang juga. Kesimpulannya, kain-kain ini akan aku upcycle menjadi tempat pensil, yang setelah jadi akan diisi dengan stationary, terus....dibagi-bagiin deh ke yang membutuhkan. Sip!!! Aku suka ide itu!

Kebetulan, untuk stationary-nya pun aku ga perlu beli, karena Naomi-chan punya banyak stok donasi stationary dari teman-teman di Jepang. Waktu aku cerita tentang ide ini ke dia, Naomi juga langsung setuju. Malah Naomi juga ngusulin supaya aku buat target jumlah tempat pensil yang akan dibikin supaya bisa dibuat nama 'gerakannya'. Contohnya : 'Gerakan 100 Tempat Pensil' ; atau bisa juga disesuain sama HUT RI: 'Gerakan 64 Tempat Pensil'. Hohohoho asal ga disesuain sama jumlah tahun hijriyah aja : 'Gerakan 1430 Tempat Pensil'....Bisa pingsan!

Sayangnya, aku blom bisa nentuin berapa banyak jumlah tempat pensil yang akan aku bikin. Karena aku cuma bisa bikin di waktu-waktu luang aja. Tapi yang pasti, setiap hari selalu ada jadwal membuat tempat pensil. Waktu favoritku biasanya malam sebelum tidur. Untungnya aku udah married, jadi mitos orang-orang jaman dulu yang bilang ngejahit malam-malam bikin susah jodoh udah ga berlaku lagi deh. Wakakakkkk.....

Oia, tempat pensil yang aku buat modelnya sederhana banget kok. Sebenernya sih ini 'drawstring bag'. Aku pilih model ini karena membuatnya gampang banget, dan ga butuh aksesoris macem-macem. Kamu juga bisa bikin! Sebenernya memang itu tujuannya aku nulis artikel ini, untuk membagi ide supaya para crafter lain membuat proyek yang sama.

Ga usah melulu tempat pensil kok, bisa juga proyek-proyek sederhana lain seperti tote bag, atau mungkin baju bayi, atau selimut, atau yang lainnya. Intinya, kain-kain bekas kita ga terbuang menjadi sampah dan malah bermanfaat untuk orang lain. Mumpung bulan ini adalah bulan Ramadhan dimana seluruh amal baik dilipatgandakan ganjarannya. Pastinya kita ingin memperbanyak amal ibadah di bulan ini kan?


What do you think? Quote dari rumah makan padang :
" Kalau kamu ga suka bilang sama saya, kalau kamu suka bilang sama orang lain." :)

Kalau kamu suka dan ingin memulai proyek yang sama, ada beberapa tips yang mungkin berguna:

- Mulai dengan Basmallah, supaya niat kita murni ibadah lillahita'ala.
- Sortir bahan-bahan katun lebih dulu karena bahan katun paling mudah dijahit, terus sortir berdasarkan warnanya.
- Potong-potong sekaligus banyak, ukuran drawstring bag yang aku buat bervariasi tergantung potongan kain yang ada. Kira-kira ukurannya cukup untuk panjang pensil/pulpen.
- Mulai jahit kantung-kantung yang warnanya sama sampai selesai, baru pindah ke warna lain. Jadi ga usah terlalu sering gonta-ganti benang di mesin jahit.
- Oiya, buat kombinasi warna yang menarik dan buat serapih mungkin. Lagian, apa asiknya buat barang yang ga bagus :).

Daripada sambil puasa cuma tidur, atau nonton sinetron Ramadhan yang ga jelas, atau ga ngapa-ngapain, mending bikin ini yuk!

4 komentar:

  1. jangan lupa sumbang tempat pensilnya satu ke saya :D

    BalasHapus
  2. emang nih ika.. kreatif pisan.. lebaran pulang bandung ga key?

    BalasHapus
  3. yak, jadi buat kado anak temen, ta bikinin drawstring pouch aja sebagai ganti kertas kado he he he

    kotak gitu aja kan polanya?

    BalasHapus
  4. @okta : huhuhu maunyaaa...

    @ dinda : insya Allah pulang tanggal 16. ketemuan yuk!!

    @ ni'am : iya bener, reusable toh...polanya emang kotak aja trus dikasih loop di atasnya buat tempat tali :)

    BalasHapus